Sediksi.com – Film Jendela Seribu Sungai diproduksi oleh Radepa Studio dengan dukungan Pemkot Banjarmasin. Film ini sendiri tayang perdana pada Kamis, (20/7) di seluruh bisokop tanah air.
Jendela Seribu Sungai mengisahkan tentang petualangan mimpi dan cita-cita seorang anak dimana berkutat pada 3 tokoh yaitu Bunga, Kejora dan Arian.
Sebelum menyimak sinopsisnya secara lengkap, berikut ini ada pembahasan lainnya mengenai film tersebut.
Diadaptasi Novel Best Seller
Film Jendela Seribu Sungai ini diadaptasi dari novel best seller dengan judul yang sama karya Miranda Seftriana dan Avesina Soebli yang diterbitkan Grasindo.
Novel yang sangat menginspirasi ini mempertemukan kultur sungai Banjar dengan pegunungan masyarakat Dayak di Lembah Maratus. Novelnya sendiri penuh dengan perjalanan budaya dengan kearifan lokal wilayah Banjarmasin.
Novel dengan jumlah 316 halaman itu rilis pada 15 September 2018 silam. Dibutuhkan waktu empat tahun bagi tim produksi untuk mengadaptasinya sebagai film.
Hal ini lantaran dibutuhkan proses riset, pengembangan hingga proses syuting yang matang. Bahkan perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksinya hingga Rp 6,6 miliar.
Daftar Pemain
Dilansir dari imdb, film yang disutradarai Jay Sukmo ini menghadirkan sejumlah artis dan aktor ternama turut untuk membintangi Jendela Seribu Sungai.
Berikut ini daftar pemain film Jendela Seribu Sungai:
- Bima Sena sebagai Arian
- Halisa Naura sebagai Kejora
- Sheryl Drisanna Kuntadi sebagai Bunga
- M Dicky Syafii sebagai Ganang
- Agla Artalidia sebagai Bu Guru Sheila
- Olla Ramlan sebagai Uma Arian
- Ariyo Wahab sebagai Abah Arian
- Elma Istiana sebagai Mama Bunga
- Mathias Muchus sebagai Awat
- Ibrahim Imran sebagai Damang Isman
- Bopak Castello sebagai Daim
- Ajil Ditto sebagai Arian Dewasa
- Ian Kasela sebagai Cameo
Sinopsis Film Jendela Seribu Sungai
Film Jendela Seribu Sungai berkutat pada mimpi dan cita-cita orang anak bernama Bunga, Arian juga Kejora. Mereka disatukan tekad oleh Bu Guru Sheila yang memahami mimpi dan harapan mereka.
Sayangnya, mimpi itu tidak sejalan dengan keinginan orang tua mereka.
Arian mempunyai seorang bapak yang berprofesi sebagai seniman kuriding. Bapaknya justru tidak ingin sang anak mewarisi bakat senimannya.
Kejora, anak yang pintar matematika ingin menggapai cita-citanya menjadi dokter. Namun, mimpinya ini justru ditentang sang bapak karena trauma dengan dokter puskesmas karena dianggap telah membunuh istrinya saat melahirkan.
Sementara, Bunga tidak pernah sekalipun menunjukkan bakat tarinya kepada orang tuanya. Dikarenakan sebagai penyandang cerebral-palsy atau lumpuh otak, membuat orangtua Bunga mematikan cita-citanya sebagai penari.
Sesuai judul filmnya, Seribu sungai akan terus mengalirkan cita-cita dan harapan anak-anak ini. Lewat sungai jugalah yang akan menghidupkn impian mereka.
Penasaran dengan kisah Bunga, Arian dan Kejora dalam petualangan meraih mimpi dan harapan mereka? Jangan lupa saksikan film Jendela Seribu Sungai yang akan tayang juga pada peringatan Hari Anak Nasional, Minggu (23/7).
Menyuguhkan Keindahan Banjarmasin
Sungai Martapura, Banjarmasin menjadi latar lokasi utama dari film Jendela Seribu Sungai ini. Sungai tersebut akan menggambarkan bagaimana keindahan alam Banjarmasin karena juga sebagai ratusan anak sungai dengan pemandangan khas Banjarmasin.
Makanya, tidak heran kalau Sungai Martapura sendiri menjadi ikonik kota Banjarmasin, yang membuatnya dijuluki ‘Kota Seribu Sungai’.
Lewat film Jendala Seribu Sungai ini, lokasi syuting lainnya akan menunjukkan eksotisme tempat ritual di rumah adat Loksado, Hulu Sungai Selatan.
Rimbunnya Bukit Meratus dan sungai-sungainya membuat film ini kaya akan visual. Selain itu, film juga menyuguhkan area rumah, sekolah, dan tempat bertualang tokoh-tokoh utama film yang digambarkan berada di area sungai Martapura.
Sang sutradara pun mengungkapkan bahwa visual dari cerita novel Jendela Seribu Sungai akan tergambarkan dengan jelas lewat film garapannya tersebut.
“Kami ingin menghadirkan otentisitas sungai dan atmosfernya sebagai nadi kota Banjarmasin seperti yang tergambarkan dalam novel Jendela Seribu Sungai. Ini salah satu tantangan produksi film JSS,” kata Jay Sukmo yang dikutip dari laman Kota Banjarmasin.
Sudah tidak sabar menonton film keluarga dengan cerita kuat, menarik dan menghibur ini? Film ini bisa disaksikan para orang tua bersama anak-anak mereka. Ceritanya pun akan bisa memotivasi dan menginspirasi siapapun.