Sebelum mulai nonton film Love, Rosie (2014), beberapa informasi ini mungkin berguna untuk kalian. Ada sedikit spoiler dalam artikel, jadi ikuti sampai tuntas ya!
Film ini mengisahkan kisah sahabat yang saling memendam perasaan satu sama lain. Mereka telah bersahabat sejak kecil hingga kemudian sama-sama dewasa.
Apa yang terjadi kemudian? Apakah persahabatan mereka bakal langgeng, atau berganti jadi hubungan romansa?
Jawabannya, bisa kamu temukan saat menontonnya!
Overview
- Tahun Rilis : 2014
- Genre : Drama, Romantis, Komedi
- Sutradara : Christian Ditter
- Penulis Naskah : Julliette Towhidi
- Durasi : 1 jam 42 menit
Pemeran
Aktor/Aktris | Karakter |
Lily Colins | Rosie Dunne |
Sam Claflin | Alex Stewart |
Christian Cookie | Greg |
Suki Waterhouse | Bethany Williams |
Tamsin Egerton | Sally |
Jaime Winston | Ruby |
Laily Laight | Katie Dunne |
Sinopsis Film Love, Rosie (2014): Kisah klasik sahabat jadi sayang
Film Love, Rosie adalah adaptasi dari novel berjudul Where Rainbows End. Novel ini ditulis oleh penulis Irlandia Cecilia Ahern. Adaptasi film ini dalam naskah film dilakukan oleh Julliette Towhidi. Love, Rosie sendiri merupakan satu dari tiga naskah film yang pernah ditulisnya.
Love, Rosie sendiri adalah cerita soal sahabat menjadi cinta. Film ini ialah penganut paham “dua orang laki-laki dan perempuan yang bersahabat baik, mustahil tak jadi saling cinta.” Cerita film semacam ini sebenarnya telah cukup mainstream, namun tetap saja film ini memiliki keunikannya tersendiri.
Rosie Dunne dan Alex Stewart dikisahkan sudah bersahabat sejak mereka masih kecil. Persahabatan itu berlangsung dekat bahkan mereka saling berbagi mimpi (Alex selalu menceritakan mimpinya yang aneh kepada Rosie, dan Rosie selalu senang mendengarnya).
Mereka berdua juga memiliki mimpi yang sama, melanjutkan kuliah ke Amerika. Rosie yang sedari dulu ingin memiliki sebuah hotel miliknya sendiri berkeinginan untuk kuliah jurusan Manajemen Hotel di Universitas Boston. Sedangkan Alex ingin mengambil jurusan kedokteran di Harvard.
Mimpi itu nyaris terwujud jika saja Rosie tak hamil akibat hubungannya dengan Greg. Sebuah peristiwa tak terduga membuat mereka berhubungan seks tanpa pengaman.
Walau sedih tak bisa melanjutkan mimpinya, Rosie tetap memilih untuk mempertahankan kehamilannya. Sementara itu, tanpa tahu apa-apa Alex tetap berangkat mengejar mimpinya. Rosie sengaja tak memberi tahu Alex karena ia tahu, sahabatnya itu akan membatalkan kuliahnya dan memilih merawat Rosie jika ia tahu soal kehamilannya.
Rosie pun menjadi ibu rumah tangga sedangkan Alex telah berhasil menjadi dokter. Kisah cinta mereka pun selalu tak menemukan momentumnya. Alex atau Rosie selalu tengah memiliki hubungan dengan orang lain ketika mereka mulai menyadari soal perasaannya.
Review
Usai nonton film Love, Rosie (2014), bisa dikatakan film ini memiliki premis yang biasa. Soal persahabatan menjadi cinta. Namun penulis naskahnya cukup lihai membuat jalan ceritanya berliku.
Sebagai penonton, kita pasti akan merasakan gemas akan bagaimana kerumitan hubungan antara Alex dan juga Rosie ini dijalin.
Apalagi, kerumitan ini bertumpu pada keengganan tokohnya untuk mengungkapkan perasaannya satu sama lain. Rosie dan Alex selalu takut untuk mengatakan bahwa mereka mencintai satu sama lain. Padahal rasa cinta itu telah hadir sejak mereka tumbuh remaja.
Alex dan Rosie selalu takut kalau menyatakan perasaan akan membuat persahabatannya hancur. Padahal ketika mereka sibuk dengan kehidupannya masing-masing, mereka tanpa sadar telah menjauh satu sama lain.
Sosok Lily Colins sebagai Rosie mampu membawakan perannya dengan baik. Penonton pun bisa merasakan transformasi karakternya. Apalagi, film ini memiliki alur yang cukup panjang.
Mulai dari tokohnya kecil, remaja, hingga dewasa. Hal ini benar- benar terasa ketika anak Rossie tumbuh dari anak-anak menjadi remaja. Peran Rosie bisa ditransformasikan dengan baik bahkan ketika ia jadi ibu tunggal yang ingin punya pasangan. Jadi transformasi karakter adalah hal penting untuk disampaikan.
Sementara itu, transformasi karakter Alex yang diperankan oleh Sam Claflin tidak begitu kentara. Bagi saya, Alex yang baru lulus SMA terasa sama saja dengan Alex yang sudah lulus sekolah dokter. Namun itu tak begitu mengganggu buat saya. Sebab sebagaimana judulnya, film ini terfokus pada Rosie.
Secara sinematografi, ketika nonton film Love, Rosie penonton akan melihat bahwa film ini banyak memanfaatkan setting di Dublin dan beberapa tempat di Irlandia lainnya. Sayangnya hal ini kurang dimanfaatkan dengan baik guna menciptakan sinematografi yang cantik.
Namun di luar itu, nonton film Love, Rosie tetap direkomendasikan.
Selamat menonton!