Sediksi.com – Meskipun telah tayang di Jepang tanpa adanya promosi trailer, Studio Ghibli telah membuka kembali film epik fantasi animasi Hayao Miyazaki “The Boy and the Heron,” yang merupakan film pertama sutradara sejak dramanya pada tahun 2013 “The Wind Rises.” Film ini akan dirilis di bioskop Amerika Serikat pada 8 Desember.
Setelah diputar di Jepang, film tersebut kini dijadwalkan untuk membuka Festival Film Internasional Toronto — film animasi atau film Jepang pertama yang melakukannya. The Boy and The Heron juga akan diputar di Festival Film New York.
Beda strategi Jepang dan Amerika Serikat
Perilisan “The Boy and the Heron’s” di Jepang datang dengan sedikit materi promosi, sebuah upaya untuk menjaga kerahasiaan seputar film misterius tersebut. Satu-satunya gambar dari film tersebut sebelum dirilis di Jepang adalah gambar burung bangau misterius, dan trailer baru tersebut menandai cuplikan resmi pertama yang dirilis secara publik kepada penonton.
Film ini telah meraup $52,5 juta hingga saat ini di Jepang, delapan minggu setelah penayangan teatrikalnya. Ini menjadikannya judul terlaris kedelapan Studio Ghibli di negaranya sendiri.
Premis dari The Boy dan The Heron sendiri adalah mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Mahito yang merindukan ibunya berkelana ke dunia yang dihuni oleh orang hidup dan orang mati. Di sana, kematian berakhir, dan kehidupan menemukan awal yang baru. Sebuah fantasi semi-otobiografi tentang kehidupan, kematian, dan penciptaan, sebagai penghormatan kepada persahabatan, dari benak Hayao Miyazaki.
Penayangan The Heron and The Boy di Amerika Serikat
Di AS, The Boy and the Heron akan diputar dalam bahasa Jepang dengan teks bahasa Inggris, serta versi bahasa Inggris yang baru. Pengisi suara Jepang termasuk Soma Santoki sebagai Mahito dan Masaki Suda sebagai Heron Abu-abu, selain itu ada Takuya Kimura, Aimyon, Kô Shibasaki, Yoshino Kimura, Shôhei Hino, dan Jun Kunimura.
Sementara itu untuk dubbing dalam bahasa Inggrisnya sedang dalam tahap pengerjaan. Hayao Miyazaki sendiri adalah adalah sutradara terkenal secara internasional di balik animasi favorit Jepang seperti “Spirited Away,” “My Neighbor Totoro,” “Howl’s Moving Castle,” dan banyak film favorit lainnya yang dibuat di bawah bendera Studio Ghibli miliknya. “The Boy and the Heron” adalah film terbarunya sejak “The Wind Rises” pada tahun 2013, dan juga dikatakan sebagai film terakhirnya sebelum ia pensiun.
The Heron dan The Boy sendiri akan tayang pada 8 Desember 2023.
Gaya penyutradaraan Hayao Miyazaki dan kariernya
Saat Miyazaki membuat film, dia tidak memulai dengan menulis kerangka atau adegan pembuka; tidak, semua konsep filmnya dimulai dengan gambar sederhana. Miyazaki, pada dasarnya, adalah seorang ilustrator. Meskipun filmnya sedang ditulis, bingkainya masih dibuat. Produksi mungkin dimulai sebelum ide untuk film tersebut selesai.
Ponyo, misalnya, dimulai dengan gambar seorang gadis muda yang sedang memeluk seorang anak laki-laki, sebuah perahu yang berlayar di laut, dan segerombolan ubur-ubur. Semua ini adalah lukisan cat air yang digantung di studio saat produksi dimulai. Kemudian, perlahan-lahan, Miyazaki dan tim animatornya menyempurnakan storyboard, lalu naskah, dan terakhir film Studio Ghibli tahun 2008, Ponyo.
Biasanya Hayao sendiri selalu menggunakan tokoh perempuan. Tokoh-tokoh perempuan sendiri digambarkan begitu menarik oleh Hayao dengan karakternya yang unik.
Sementara itu, untuk perjalanan kariernya Hayao memulai bekerja untuk Toei Animation di tahun 1963. Di sana dia bekerja sebagai “artis peralihan”. Cukup rendah di tiang totem, mereka menggambar bingkai gerakan ketika tangan karakter harus maju mundur sambil melambai dan animasi membosankan lainnya. Namun saat mengerjakan anime pertamanya, Wolf Boy Ken, dia bertemu sutradara Isao Takahata, yang membantunya mendirikan Studio Ghibli dua puluh tahun kemudian.
Ketika dia meninggalkan Toei bersama Takahata beberapa tahun kemudian, mereka mulai bekerja sama dalam sejumlah proyek. Awalnya mereka bermimpi untuk mengadaptasi Pippi Longstocking namun tidak bisa mendapatkan izin. Hasilnya adalah film pendek berjudul Panda! Go Panda!, yang sangat mirip dengan My Neighbor Totoro karya Miyazaki.
Jadi siapa yang tidak sabar dengan film terbaru Hayao Miyazaki, kita doakan juga semoga tayang di Indonesia!
