Sediksi.com – Hingga Senin petang, tagar ‘FreeLiamNissan’ di platform X (sebelumnya Twitter) sudah mengumpulkan sekitar 166 ribu tweet (19/2). Tagar tersebut trending untuk mendukung akun @theliamnissan yang kembali menghilang setelah mengkritik Elon Musk.
Akun tersebut memang dikenal kerap mengkritik Musk, pentolan perusahaan tersebut sekaligus orang paling kaya di dunia yang keputusan buruknya merugikan banyak pihak.
Insiden ini menjadi kali kedua akun Liam Nissan di-suspend yang diduga dilakukan pihak Twitter atau bahkan Musk sendiri untuk membungkam pengguna Twitter yang mencoba mengkritik dirinya.
Siapakah Liam Nissan?
Jika nama Liam Nissan terkesan punya kemiripan dengan aktor Hollywood ternama Liam Neeson, hal itu wajar karena pengguna akun tersebut juga menggunakan foto Neeson hasil photoshop sebagai foto profil di platform X tersebut.
Keberadaan akun itu sendiri bukan semata-mata untuk memparodikan Neeson, tapi lebih pada misi untuk mengkritik Elon Musk yang dibungkus dengan humor.
Insiden ini bukan yang pertama atau kali kedua. Sehingga ketika akun Nissan menghilang untuk yang kedua kalinya, ratusan ribu pengguna Twitter pasang badan untuk mendukung Nissan mempopulerkan tagar ‘FreeLiamNissan’ trending selama satu hari.
Kapan akun Liam Nissan menghilang?
Akun Liam Nissan menghilang pada Minggu dan penyebab yang belum bisa dikonfirmasi (18/2).
Tetapi akun Nissan menghilang setelah terlibat dalam perselisihan di platform tersebut dengan Gubernur Texas Greg Abbott.
Setelah terlihat salah mengira Nissan sebagai Liam Neeson yang asli, Abbott mengecam akun tersebut setelah memposting kritik terhadap Partai Republik dan keinginan mereka untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko.
Dalam postingan yang sudah dihapus Abbot menulis, “muncul lagi aktor Hollywood lain yang berpikir mereka tahu apa yang terbaik untuk Texas. Dengar Liam, jadilah seperti seorang aktor, dan pelajari peranmu, dan serahkan urusan perbatasan kepadaku.”
Setelah menghilang, tagar ‘FreeLiamNissan’ trending dengan tuntutan agar mengembalikan akun tersebut.
Kendati akun Nissan menghilang setelah perselisihan itu, para pendukungnya juga mengecam Musk atas penghapusan tersebut, sekalipun buktinya belum ada.
Hal ini dikarenakan dia secara historis diketahui sering menangguhkan (suspend) atau menghilangkan akun orang-orang yang kritis terhadap pemilik Twitter tersebut beserta pendukungnya.
Bukan yang pertama kali
Ini bukan pertama kalinya Twitter menuai kritik karena diduga menangguhkan akun tanpa alasan yang valid. Bulan lalu, platform tersebut dilaporkan menangguhkan sementara akun beberapa jurnalis terkemuka, komentator liberal, dan komedian, termasuk akun “Liam Nissan” itu sendiri.
Dan menjadikan hilangnya akun Nissan pada 18 Februari ini sebagai kali kedua.
Adapun akun-akun yang menghilang dari Twitter ini hanya disebut melanggar aturan di Twitter, tanpa penjelasan yang lebih jelas lagi.
Twitter melarang ujaran kekerasan atau kebencian, eksploitasi anak, dan penyebaran informasi pribadi dan palsu.
Sebagian besar akun yang menghilang tersebut milik jurnalis. Termasuk Ken Klippenstein, yang menurut New Republic, pernah menerbitkan artikel tentang kesalahan pada fitur self-driving Tesla.
Kendati Twitter dengan jelas mendukung hak berpendapat, rupanya kenyataannya tidak begitu, terutama jika sudah menyasar Elon Musk, yang saat ini menjabat sebagai ketua eksekutif dan kepala bagian teknologi X.
Tahun 2023, Musk mengkritik platform tersebut karena kemiripannya dengan feed media sosial, menyoroti ketergantungan Substack pada langganan berbayar, bukan iklan.
Selanjutnya Substack mengakui adanya masalah dengan otentikasi dan penyematan Twitter di platform mereka, yang menyebabkan tautan ditandai ‘tidak aman’. Mencari ‘Substack’ di Twitter menghasilkan hasil untuk ‘buletin’.
Para pendiri perusahaan menekankan pentingnya platform yang memberi penulis kendali atas hubungan mereka.
Musk sendiri mengklaim bahwa tautan ke Substack tidak pernah diblokir, dan pada hari Minggu, Substack mengonfirmasi berakhirnya “penindasan publikasi Substack” di Twitter.
Pada skandal lainnya, untuk menanggapi kontroversi Musk di Twitter, beberapa pengguna mempertimbangkan untuk bermigrasi ke situs media sosial Mastodon. Musk yang tidak senang dengan prospek ini, mengambil tindakan, sehingga mustahil untuk men-tweet tautan ke Mastodon pada bulan November.
Selain itu, Twitter pada awalnya mengumumkan kebijakan yang menentang “promosi gratis” pada platform media sosial lainnya, dengan Musk menghalangi peluang untuk mempromosikan alternatif atau menangguhkan akun individu.