Sediksi.com – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong rilis imbauan pada Jumat siang kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Hong Kong untuk waspada selama hujan badai berlangsung (8/9).
Hujan badai ekstrem yang melanda Hong Kong sejak tadi malam, masih terus berlangsung hingga Jumat malam waktu setempat.
Tingginya curah hujan ditambah durasi yang lama serta belum redanya hujan menyebabkan semua warga diharapkan waspada dan sementara menetap di teman yang aman dulu.
KJRI Hong Kong Imbau WNI untuk waspada
KJRI Hong Kong mengumumkan imbauan kepada WNI yang tinggal di Hong Kong pada Jumat siang melalui media sosial seperti Instagram (8/9).
Dalam poin pertama pengumuman tersebut, WNI diharapkan waspada dan menetap di tempat yang aman, serta memantau perkembangan cuaca melalui www.hko.go.hk atau aplikasi mobile MyObservatory.
Kemudian di poin kedua, KJRI juga menyampaikan bahwa apabila terjadi keadaan darurat, bisa menghubungi nomor darurat Pemerintah Hong Kong 999 atau nomor hotline KJRI Hong Kong 6773 0466.
Hingga Jumat malam, belum ada informasi terkait adanya WNI yang menjadi korban dalam bencana ini.
Pemberitahuan KJRI Hong Kong ini sekaligus menjadi pengumuman kedua dalam seminggu belakangan.
Sebab dalam pemberitahuan yang sebelumnya dirilis pada 31 Agustus, KJRI Hong Kong mengimbau WNI untuk waspada dari Taifun Saola yang melanda Hong Kong pada 1–2 September 2023.
Jumlah WNI yang sedang berada di Hong Kong saat ini mencapai lebih dari 140.000 orang dimana 90% di antaranya pekerja migran.
Dalam kejadian ini, 121 kereta penumpang dihentikan sementara untuk mengantisipasi datangnya Taifun Saola. Pemerintah Hong Kong juga masih sempat mengimbau warganya untuk mengamankan diri sebelum kejadian.
Sementara dalam hujan badai yang telah menyebabkan banjir di Hong Kong ini, kereta penumpang tidak sempat dihentikan pelayanannya karena kejadian ini datang secara tiba-tiba.
Hujan badai terbesar dalam hampir 140 tahun
Hujan badai yang dimulai sejak Kamis malam ini menjadi hujan badai paling besar yang pernah terjadi di Hong Kong dalam hampir 140 tahun lamanya.
Menurut catatan pemerintah Hong Kong, hujan badai sebesar ini terakhir terjadi pada 1884.
Observatorium Hong Kong melaporkan curah hujan sebesar 158,1 milimeter antara pukul 11 malam waktu Hong Kong pada hari Kamis dan tengah malam pada hari Jumat.
Akibat dari kejadian ini, jalanan dan stasiun kereta bawah tanah terendam air. Sedangkan jumlah korban jiwa dari kejadian ini mencapai dua orang.
Kemudian biro cuaca mengeluarkan peringatan hujan badai “hitam” tertinggi atau tingkat curah hujan paling ekstrem karena melampaui 70 milimeter per jam.
Menurut mereka, curah hujan kali ini bahkan melampaui 200 milimeter di wilayah pulau utama Hong Kong, Kowloon, dan bagian timur laut New Territories sejak Kamis malam.
Lalu biro cuaca juga mengatakan bahwa palung bertekanan rendah yang berkaitan dengan sisa Taifun Haikui lah yang membawa hujan badai ke pantai Guangdong sejak Kamis.
“Sekali seabad,” ucap Eric Chan, Kepala Sekretaris Hong Kong kepada wartawan ketika mendeskripsikan banjir tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi ekstrem ini akan terus berlanjut hingga tengah malam waktu setempat.
Baca Juga: Terancam Topan Khanun, Peserta Jambore Dunia 2023 di Korea Diminta Segera Tinggalkan Perkemahan
Masyarakat menyayangkan pemerintah yang kurang persiapan
Atas kejadian ini, masyarakat kemudian mengkritik pemerintah karena dianggap kurang persiapan dalam menangani situasi darurat seperti ini.
Apalagi jika dibandingkan dengan taifun yang terjadi seminggu sebelumnya.
Chan kemudian menanggapi anggapan tersebut dengan mengatakan bahwa hujan ini sulit untuk diprediksi dan “tidak bisa dibandingkan dengan taifun.”
“Ibarat memasukkan empat bak air ke dalam satu bak mandi–akan tumpah juga,” lanjutnya.
John Lee, pimpinan kota sudah menginstruksikan semua departemen untuk segera merespon dan mengerahkan semua tenaga untuk mengatasi bencana ini.
Sementara itu, polisi Hong Kong mengatakan bahwa dua korban jiwa ditemukan mengapung di air di kota yang berbeda.
Sedangkan pihak departemen pemadam kebakaran kota mengatakan telah mengevakuasi 110 orang dan menangani 20 warga yang mengalami luka.
Pada Jumat siang, pihak rumah sakit melaporkan setidaknya 110 orang dilarikan ke rumah sakit atas bencana ini akibat luka dimana empat di antaranya mengalami masalah yang serius.