5 Indikator Kepuasan Kerja dan Faktor yang Mempengaruhinya

5 Indikator Kepuasan Kerja dan Faktor yang Mempengaruhinya

job satisfaction

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sodik pernah, nggak, melihat seseorang di kantor yang nggak semangat bekerja atau bahkan melihat teman satu ruangan cepat memutuskan untuk resign? Sepertinya teman Sodik nggak mendapatkan apa yang disebut dengan kepuasan kerja.

Selain motivasi yang menurun, apa saja ya indikator kepuasan kerja karyawan?

Kepuasan bekerja atau job satisfaction adalah keadaan psikologis yang menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja atau karyawan dalam lingkungan pekerjaan mereka, yang dipengaruhi oleh peran mereka dalam organisasi dan pemenuhan kebutuhan mereka dengan baik.

Apa Sodik sudah merasakan job satisfaction di lingkungan pekerjaan? Artikel kali ini akan membahas tentang kepuasan kerja yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Let’s check this out!

Apa Itu Kepuasan Kerja?

Job satisfaction adalah ukuran yang menilai tingkat kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaan mereka, mencakup perasaan senang atau puas yang mereka peroleh dari pekerjaan tersebut. Pengukuran ini melibatkan aspek perilaku, kognitif, dan afektif.

job satisfaction
Pexels

Kepuasan kerja karyawan sendiri dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu job satisfaction intrinsik yang berfokus pada jenis pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab yang membentuk pekerjaan, serta job satisfaction ekstrinsik yang menitikberatkan pada kondisi kerja, seperti lingkungan, atasan, gaji, dan hubungan dengan rekan kerja.

Penting untuk diingat bahwa tingkat kepuasan kerja dapat bervariasi di antara karyawan. Meskipun berada di lingkungan kerja dan kondisi yang sama, faktor-faktor yang memberikan kepuasan kepada seorang karyawan mungkin tidak berlaku dengan cara yang sama untuk karyawan lainnya.

Baca Juga: Membongkar 5 Mitos Budaya Kerja, HRD dan Karyawan Wajib Tahu! 

Indikator Kepuasan Kerja Karyawan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kepuasan kerja karyawan dapat diartikan sebagai bentuk sikap emosional yang menyenangkan dan penuh kasih terhadap pekerjaan seseorang, yang tercermin dalam moral kerja, kedisiplinan, dan pencapaian kerja.

Indikator kepuasan kerja yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

Menyukai Pekerjaannya

job satisfaction
Pexels: Andrea Piacquadio

Pegawai mengetahui tujuan pekerjaannya, memiliki alasan yang jelas dalam memilih tujuan tersebut, dan memahami cara bekerja yang efektif. Dengan kata lain, pegawai menyenangi pekerjaannya karena mampu melaksanakannya dengan baik.

Cinta dengan Pekerjaannya

Selain sekadar menyukai pekerjaannya, pegawai menyadari bahwa pekerjaan tersebut sesuai dengan keinginannya. Ada kecocokan antara pekerjaan yang dijalankan dan keinginan atau minat pegawai.

Moral Kerja yang Positif

Moral kerja positif merupakan kesepakatan batiniah yang timbul dari dalam diri individu atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.

Memiliki Disiplin Kerja

Disiplin kerja menciptakan kondisi yang terbentuk melalui serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban.

Mempunyai Prestasi Kerja

Prestasi kerja mencakup hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan yang didasarkan pada kecakapan, kesungguhan, dan waktu yang digunakan.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, kita dapat mengukur tingkat kepuasan kerja seorang pegawai dalam konteks moral, disiplin, dan pencapaian kerja.

Faktor atau Komponen Job Satisfaction

Setelah memahami pengertian kepuasan kerja hingga indikator kepuasan kerja karyawan, kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pekerja. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan kerja:

Faktor Intrinsik Pekerjaan

Termasuk atribut pekerjaan seperti kebutuhan keterampilan khusus, tingkat kesulitan pekerjaan, dan rasa bangga terhadap pekerjaan yang dihasilkan. Karakteristik intrinsik pekerjaan dapat memengaruhi tingkat kepuasan kerja pegawai.

Faktor Individu

Melibatkan karakteristik pribadi pegawai seperti usia, kesehatan, kecerdasan (IQ), latar belakang pendidikan, emosi, sikap kerja, pola pikir, dan kepribadian. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi bagaimana seorang individu merespon dan merasakan kepuasan terhadap pekerjaannya.

Gaji, Fasilitas, dan Tunjangan

Penghasilan dan fasilitas seperti jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan perumahan dapat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja. Faktor ini seringkali menjadi pertimbangan penting bagi pekerja dalam menilai kepuasan mereka terhadap pekerjaan.

Pengawasan atau Penyeliaan

Supervisi yang baik dapat meningkatkan kepuasan kerja, sementara pengawasan yang buruk dapat berdampak negatif pada hasil kerja dan dapat menyebabkan tingginya pergantian pekerja.

Rekan Kerja serta Keadaan Sosial

Kualitas hubungan dengan rekan kerja dan suasana sosial di tempat kerja berperan penting dalam tingkat kepuasan kerja. Hubungan yang baik dapat meningkatkan kepuasan kerja, sementara konflik atau ketidakharmonisan dapat merugikan.

indikator kepuasan kerja karyawan
Pexels: Thirdman

Selain itu, faktor sosial di dalam dan di luar perusahaan, seperti kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan keluarga, juga dapat memengaruhi kepuasan kerja.

Situasi Kerja

Melibatkan faktor-faktor seperti situasi dan kondisi kerja, ventilasi, kantin, tempat parkir, dan aspek-aspek lainnya. Keamanan kerja juga menjadi faktor penting karena dapat memengaruhi perasaan keselamatan dan kenyamanan selama bekerja.

Rasa Hormat

Peningkatan rasa hormat dapat secara signifikan meningkatkan kepuasan kerja. Lebih dari itu, rasa hormat juga berkontribusi pada menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah.

job satisfaction
Pexels: cottonbro studio

Dengan adanya rasa hormat, karyawan saling menghargai, memahami, dan bersedia menerima berbagai perbedaan di antara mereka. Rasa hormat menciptakan dasar untuk interaksi yang positif dan kolaboratif di tempat kerja, yang pada gilirannya mendukung iklim kerja yang harmonis dan produktif.

Keikutsertaan

Keterlibatan karyawan umumnya berkaitan erat dengan tingkat kepuasan kerja. Jika tidak ada keterlibatan atau keikutsertaan, kepuasan kerja cenderung mengalami penurunan.

Melibatkan karyawan dalam berbagai aktivitas perusahaan memberikan mereka perasaan dihargai dan merasa kontribusinya memiliki arti bagi perusahaan.

Keterlibatan karyawan juga berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap pekerjaan dan organisasi di kalangan karyawan.

Pengembangan Karier

Tidak semua individu merasa puas dengan rutinitas pekerjaan yang monoton. Sebagian orang selalu mencari peluang pengembangan dan kemajuan dalam karier mereka.

Untuk menciptakan tingkat kepuasan kerja yang tinggi, perusahaan perlu memahami pentingnya pengembangan karier. Ini melibatkan pengenalan terhadap bakat dan preferensi karyawan serta memberikan mereka tantangan yang sesuai dengan perkembangan karier mereka.

Pengakuan

Apabila upaya kerja keras para pekerja dihargai, hal ini dapat menjadi pendorong bagi mereka untuk terus memberikan kontribusi terbaiknya, baik untuk diri sendiri maupun untuk perusahaan.

Pemberian pengakuan dan penghargaan bukan hanya menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan di lingkungan kerja, tetapi juga membentuk reputasi positif dari sudut pandang karyawan.

Job Security

Kemantapan pekerjaan yang baik dapat meningkatkan kebahagiaan karyawan. Tidak ada yang ingin merasa khawatir akan masa depan pekerjaannya.

Menyediakan jaminan pekerjaan kepada karyawan dapat meningkatkan kebahagiaan mereka dan memotivasi mereka untuk bekerja menuju pencapaian tujuan jangka panjang bersama. Tak hanya itu, memberikan jaminan pekerjaan juga dapat membangun loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

Wah… ternyata pembahasan job satisfaction kali ini cukup kompleks, ya, Sodik? Kalau Sodik, apa sudah mendapatkan kepuasan kerja di tempat kerja yang sekarang?

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel