Sediksi.com – Kasus dugaan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo terhadap seorang mantan guru dan model, Kathryn Mayorga, pada 2009 kembali memasuki babak baru di tahun ini.
Dilansir dari The Athletic, kasus ini tengah berada di tingkat banding, dan pengacara dari terduga korban tengah berupaya untuk membuka kembali gugatan perdata.
Pada sidang minggu lalu, pengacara Mayorga, Leslie Stovall, meminta Pengadilan Banding Wilayah Amerika Serikat ke-9 untuk membatalkan penolakan gugatan di tahun 2022. Penolakan tersebut merupakan buntut dari gugatan yang diajukan pada 2018.
Sementara pengacara Ronaldo mendesak pengadilan untuk menolak banding dan menegakkan sanksi berat terhadap Stovall, yang sebelumnya didenda oleh hakim sekitar 335 ribu Dollars karena bertindak dengan “itikad buruk.”
The Athletic lebih lanjut melaporkan bahwa panel pengadilan banding yang terdiri dari 3 hakim tersebut tidak segera mengeluarkan putusan setelah 45 menit perdebatan lisan antara kedua belah pihak. Putusan akhir bisa memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Peristiwa di atas menjadi babak baru dari kasus dugaan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo yang tak kunjung menemui titik terang setelah berjalan selama lebih dari 1 dekade.
Untuk memahami lebih jauh terkait kasus ini, berikut timeline kasus dugaan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo.
Timeline Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Cristiano Ronaldo
Juni 2009
Detail dari kejadian berikut sebagian besar diperoleh dari laporan media Jerman, Der Spiegel.
Pada 12 Juni 2009, Ronaldo dan Mayorga bertemu di sebuah klub malam yang terletak di Palm Casino Resort, Las Vegas. Ronaldo baru saja diberitakan resmi menjadi punggawa terbaru Real Madrid sekaligus pemain termahal di dunia saat itu.
Mayorga mengatakan bahwa setelah berbincang dengan Ronaldo, ia ikut ke penthouse sang mega bintang yang berlokasi di hotel Palms Place, tempat di mana Mayorga menuduh Ronaldo melakukan pelecehan seksual kepadanya.
Keesokan harinya, Mayorga menghubungi Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas. Catatan petugas yang menerima laporan tersebut menyebutkan bahwa sang pelapor merasa kesal. Ia juga mengatakan bahwa pelaku pelecehan adalah seorang atlit, namun ia tidak mau menyebutkan namanya.
Polisi selanjutnya tiba di kediaman Mayorga. Sore harinya, ia bersedia dibawa ke Pusat Medis Universitas untuk menjalani pemeriksaan korban pemerkosaan.
Beberapa minggu berselang, Mayorga menyewa pengacara. Ia kemudian menyebut nama Ronaldo sebagai pelaku pelecehan. Petugas lalu mengunjunginya untuk mencatat pernyataan tersebut.
Mayorga kemudian meminta petugas agar tidak melakukan apa pun dengan pernyataan tersebut. Laporan Spiegel mengatakan hal ini dilakukan karena “emosinya tidak stabil.”
Ronaldo kemudian mengetahui hal ini dari pengacaranya, Carlos Osorio de Castro. Ada ratusan pertanyaan yang dibuat dan selanjutnya dikirim kepada Ronaldo, saudara iparnya, dan sepupunya. Dalam dokumen tersebut, Ronaldo disebut sebagai “X” dan Mayorga sebagai “Ms. C”.
September-Desember 2009
Laporan Spiegel menyebutkan bahwa dari beberapa jawaban yang dikemukakan Ronaldo pada draft awal kuisioner yang diberikan kepadanya di bulan September, ia mengakui bahwa Mayorga menolak melakukan hubungan seksual.
“Ia mengatakan tidak ingin melakukannya, tapi ia membuat dirinya tersedia (she made herself available). Tapi, ia terus mengatakan ‘Tidak’. ‘Jangan lakukan itu’. ‘Saya tidak seperti yang lainnya’. Saya kemudian meminta maaf setelahnya,” ungkap “X” dalam dokumen tersebut.
Di dalam versi terbaru dari kuisioner tersebut di bulan Desember, Ronaldo mengatakan bahwa kejadian tersebut bersifat konsensual.
Januari 2010
Laporan Spiegel selanjutnya menyebutkan bahwa pada Januari 2010, perwakilan hukum dari kedua belah pihak menandatangani penyelesaian di luar pengadilan. Ronaldo disebutkan setuju untuk membayar sebesar 375 ribu Dollars kepada Mayorga. Pembayaran ini berarti bahwa Mayorga tidak boleh lagi membicarakan kejadian tersebut.
April 2017
Laporan mengenai kasus dugaan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo ini dipublikasikan oleh Spiegel pada 19 April 2017 dengan judul “Rahasia Cristiano Ronaldo.” Isinya diduga berasal dari dokumen-dokumen portal whistleblower, Football Leaks.
Di dalamnya diceritakan secara rinci terkait kejadian pada malam 12 Juni 2009 beserta hal-hal lain yang mengikuti, termasuk soal “kesepakatan di luar pengadilan”.
Ronaldo bersama perwakilan hukumnya membantah seluruh klaim tuduhan pemerkosaan yang dilaporkan oleh Spiegel.
September 2018
Pada 29 September 2018, setelah merahasiakan dirinya sebagai “Susan K.” dalam publikasi Spiegel, Mayorga akhirnya menampakkan identitas aslinya ke hadapan publik lewat Spiegel.
Media tersebut mengungkapkan bahwa Mayorga menyetujui pembayaran sebesar 375 ribu Dollars “karena khawatir terhadap dirinya dan keluarganya” dan “karena impotensi, ketidakmampuan untuk melawan Ronaldo.”
Di hari yang sama, pengacara Ronaldo mengancam akan menuntut Spiegel karena menerbitkan tuduhan yang “sangat ilegal” dari Mayorga.
Oktober 2018
Pada 1 Oktober 2018, Mayorga mengajukan gugatan perdata terhadap Ronaldo dengan tuduhan pelecehan seksual.
Keesokan harinya, kepolisian Las Vegas kembali membuka investigasi kasus dugaan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo. Sang pemain kemudian mengunggah pesan Instagram Live yang menyebut tuduhan tersebut sebagai “berita palsu.”
Ronaldo juga mengunggah bantahan di akun Twitter-nya. Ia menilai bahwa tuduhan tersebut berasal dari pihak-pihak yang berupaya untuk membuat diri mereka terkenal lewat namanya. Ronaldo juga mengatakan bahwa pemerkosaan merupakan hal keji yang bertentangan dengan nilai-nilai yang ia yakini.
Di akhir pesan, Ronaldo menyatakan bahwa meskipun ia sangat ingin membersihkan namanya, ia menolak memberi media bahan pemberitaan yang dapat membantu orang-orang tersebut mempromosikan diri mereka.
Pada 4 Oktober 2018, timnas Portugal tidak memasukkan nama Ronaldo ke dalam skuad. Namun, mereka tetap menyatakan dukungannya kepada sang pemain atas kasus ini.
Salah satu sponsor terbesar Ronaldo, Nike, mengatakan pihaknya “sangat prihatin dengan tuduhan meresahkan” yang dilontarkan terhadap sang pemain.
Ronaldo sendiri mendapat dukungan penuh dari klubnya saat itu, Juventus, yang tetap memainkannya di tengah merebaknya kasus ini.
Baca Juga: Sepak Bola dan Pemujaan Kolosal
Januari 2019
Dilansir dari Insider, pada 10 Januari 2019, Kepolisian Las Vegas mengatakan mereka menginginkan sampel DNA Ronaldo sehingga mereka dapat melihat apakah DNA tersebut cocok dengan DNA yang ditemukan pada gaun Mayorga di tahun 2009.
Pengacara Ronaldo menanggapi dengan mengatakan bahwa surat perintah DNA adalah “permintaan yang sangat standar.” Pengacara ini juga menambahkan bahwa tidak mengherankan jika ditemukan DNA yang cocok karena apa yang terjadi di tahun 2009 itu bersifat “konsensual.”
Menurut laporan The Guardian, dari peninjauan atas hasil penyelidikan polisi, jaksa wilayah Clark, Steve Wolfson, mengatakan bahwa tidak ada cukup bukti dalam tuduhan tersebut, sehingga tidak ada tuntutan yang diajukan
Juni 2022
Dikutip dari The Athletic, pada Juni 2022, Hakim Distrik AS, Jennifer Dorsey, membatalkan gugatan yang dilayangkan pada 2018 tersebut. Ia memutuskan bahwa pengacara Mayorga, Leslie Stovall, meminta untuk membocorkan dan mencuri catatan dari Football Leaks dan mengandalkannya dalam gugatan mereka.
Dikutip dari The Guardian, pengacara Ronaldo berpendapat—dan hakim menyetujuinya—bahwa dokumen Football Leaks dan perjanjian kerahasiaan adalah produk dari diskusi pengacara-klien yang memiliki hak istimewa.
Tidak ada jaminan bahwa dokumen tersebut merupakan dokumen asli dan ia juga tidak dapat dianggap sebagai bukti.
Lebih lanjut, perwakilan hukum yang mewakili Ronaldo meminta hakim memerintahkan pengacara Mayorga untuk membayar lebih dari 626 ribu Dollars, setelah gugatan tuduhan pemerkosaan dibatalkan.
Februari 2023
Hakim Dorsey akhirnya memerintahkan Stovall membayar 335 ribu Dollars untuk mengganti biaya hukum yang telah dikeluarkan Ronaldo. Ia mengatakan Stovall telah merugikan Ronaldo dengan melakukan “itikad buruk.”
Oktober 2023
Pada 4 Oktober 2023, Stovall meminta Pengadilan Banding untuk membatalkan penolakan gugatan di tahun 2022.
Banding ini berargumen bahwa hakim pengadilan federal di Nevada sebelumnya melakukan kesalahan karena berulang kali menolak upaya Mayorga untuk membuka segel dan memasukkan perjanjian kerahasiaan yang dia tandatangani pada tahun 2010, di mana ia menerima pembayaran dari Ronaldo, sebagai bukti.
Kasus dugaan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo sampai saat ini belum menemui titik terang dan perkembangan kasus ini masih menunggu putusan di pengadilan banding.
Dikutip dari The Athletic, putusan pengadilan banding biasanya merupakan putusan akhir dalam suatu kasus.
Putusan tersebut dapat mengembalikan kasus ke pengadilan untuk proses tambahan, menguatkan penolakan, atau salah satu pihak dapat meminta Mahkamah Agung AS untuk meninjau masalah tersebut.