30 Kata-Kata Sindiran Buat Teman yang Datang saat Butuh Saja

30 Kata-Kata Sindiran Buat Teman yang Datang saat Butuh Saja

kata-kata sindiran untuk teman musiman

DAFTAR ISI

Sediksi – Teman musiman yang datang saat butuh saja seringkali membuat kita merasa seperti stok cadangan hidup. Seiring waktu, kita menyadari bahwa kehadiran mereka lebih banyak terjadi di saat-saat sulit. Oleh karena itu, memberikan kata-kata sindiran buat teman yang datang saat butuh saja bisa jadi cara menghentikan kebiasaan buruknya itu. 

Teman musiman banyak menguras perasaan dan tenaga kita. Bahkan, tak jarang mereka hanya memanfaatkan kelebihan kita untuk kepentingannya. Namun, daripada terus terlarut dalam kesedihan dan kekecewaan, kita perlu membuatnya sadar jika kita bukanlah alat untuk mereka. Kita juga manusia yang punya rasa marah dan lelah.

Untuk kamu yang ingin mengirimkan kata-kata sindiran buat teman yang datang saat butuh saja, Sediksi bisa memberikan 30 contoh kalimatnya di bawah ini. Yuk, simak sampai habis!

Kata-Kata Sindiran Buat Teman yang Datang saat Butuh Saja

Siapa yang tidak kesal jika selalu didatangi saat butuh saja? Begitulah teman musiman memperlakukan kita seenaknya. Daripada menuruti keinginannya, kita perlu memberikan batasan dan mengingatkannya. Berikut ini 30 kata-kata sindiran untuk teman musiman biar dia kapok.

30 Kata-Kata Sindiran Buat Teman yang Datang saat Butuh Saja - kata kata sindiran buat teman yang datang saat butuh saja
Pexels/ Moose Photos

“Hai, temanku yang datang setahun sekali. Senang sekali kamu masih ingat kalau aku ada. Kukira kamu sudah melupakanku selamanya.”

“Mungkin kamu lupa, aku bukan ATM berjalan. Coba cari di tempat lain ya atau lebih baik jika kamu fokus mencari uang untuk hal darurat.”

“Memprediksi kedatanganmu lebih susah daripada meramal cuaca. Ada apa lagi sekarang?

“Mungkin sebaiknya aku buka toko kebutuhan darurat, karena kamu sering datang saat butuh saja.”

“Saat butuh saja kamu datang, seperti pahlawan kesiangan yang tidak membantu sama sekali.”

“Kamu menganggapku sebagai tempat untuk mengeluarkan uneg-uneg dan mengatasi masalahmu. Jangan temui aku jika cuma itu yang kamu mau.”

“Aku juga punya masalahku untuk ditangani. Jadi, jangan harap aku bisa membantumu setiap waktu. Tolong urus urusanmu sendiri.”

“Aku bukan customer service yang bisa dihubungi kapan saja. Kamu bisa mencari bantuan di tempat lain.”

“Kalau bantuan yang kuberikan ke kamu bisa dijadikan uang, aku mungkin sudah jadi miliarder.”

“Begitu mendengar suaramu, aku langsung tahu kamu perlu bantuan dan maksud lain di baliknya. Tak pernah berubah, ya?”

“Pernahkah kamu bertanya-tanya apakah aku punya kehidupan selain menjadi backup planmu?”

“Aku bukan pemadam kebakaran yang selalu siap, jadi jangan menemuiku setiap kali kamu membutuhkan sesuatu.”

“Teman sejati bukan hanya datang saat kamu butuh, tapi juga saat kamu bahagia. Sayangnya, kamu bukan seseorang yang seperti itu.”

“Aku merasa seperti pom bensin untukmu. Kamu datang hanya saat tangki ‘butuh’mu hampir habis.”

“Saat-saat bahagia seperti musim semi. Sayangnya, kamu cuma datang saat musim panas sampai aku lelah dengan sikapmu yang seenaknya.”

“Teman yang baik adalah yang ada saat senang dan susah. Bukannya saat butuh bantuan saja.”

“Aku sebenarnya bukan superhero, tapi kamu selalu membuatku merasa seperti penyelamat duniamu. Tolong berhenti datang saat butuh saja.”

“Aku tak pernah kecewa dengan temanku. Tapi, kenapa kamu selalu datang di saat butuh saja? Aku merasa tidak berharga bagimu.”

“Mungkin kamu harus membayar pajak karena frekuensi kunjunganmu yang rendah ini.”

“Sebaiknya aku belajar juggling, mengingat aku harus menjaga banyak bola saat kamu datang dengan masalah-masalah baru.”

“Aku pikir aku punya sahabat, ternyata hanya teman yang muncul saat ada masalah saja.”

“Panggilan dan chatmu lebih banyak dari orang tuaku. Hebat! Sebanyak itu kamu menyuruhku memberikan bantuan.”

“Aku butuh teman, bukan penumpang gratis dalam perjalanan hidupku. Carilah orang lain untuk memenuhi keinginanmu itu.”

“Aku sering bertanya-tanya, apakah kamu punya kalender khusus untuk datang meminta bantuan dariku?”

“Jika kamu bekerja di perusahaan teman musiman, aku yakin kamu akan menjadi pemimpinnya. Keren, kan?”

“Setiap kali aku menerima panggilan atau pesan darimu, sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi.”

“Aku seperti senjata darurat untukmu. Hanya dikeluarkan saat situasi benar-benar genting.”

“Aku berpikir untuk selalu baik dengan orang di sekelilingku, tapi kebaikanku dimanfaatkan sebanyak itu olehmu. Aku lelah.”

“Jika kamu ingin menjadi teman yang berharga, cobalah datang saat senang dan sedihku juga. Bukan cuma saat kamu butuh uang atau bantuan.”

“Aku tidak tahu apa yang lebih langka, teman sejati atau kehadiranmu di saat-saat yang kuperlukan.”

Menghadapi teman musiman memang bisa menjadi pengalaman yang mengesalkan. Meski kata-kata sindiran untuk teman musiman di atas terdengar pedas, kita perlu memberikan batasan untuk keseimbangan diri. Semoga mereka bisa menyadari jika kamu bukan orang untuk didatangi saat butuh saja. 

Jangan lupa kehidupan ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan teman musiman!

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel