Sediksi.com – Pada tanggal 15 April 1912, dunia dikejutkan oleh berita tenggelamnya kapal Titanic, kapal penumpang terbesar dan termegah pada zamannya.
Dalam perjalanan perdananya dari Southampton, Inggris, ke New York, Amerika Serikat, kapal yang dijuluki “tak bisa tenggelam” itu menabrak gunung es dan terbelah menjadi dua bagian sebelum tenggelam ke dasar Samudra Atlantik.
Dalam tragedi, selain sebuah bencana ada kata-kata terakhir kapten Titanic yang menjadi pengingat dan terkenang oleh orang yang selamat dari kecelakaan maut ini.
Dari 2.223 penumpang dan awak yang berada di kapal, hanya 706 orang yang selamat. Sisanya, termasuk kapten kapal, Edward John Smith, tewas dalam tragedi yang mengguncang dunia itu.
Siapakah Edward John Smith? Bagaimana perjalanan hidupnya sebagai seorang pelaut dan kapten kapal? Dan apa kata-kata terakhir kapten Titanic tersebut yang diucapkannya sebelum kapalnya tenggelam?
Selengkapnya, Sediksi akan mengupas tuntas tentang sosok kapten Titanic, pahlawan yang tenggelam dengan kapalnya.
Edward John Smith: Seorang Pelaut Sejati
Edward John Smith lahir pada tanggal 27 Januari 1850 di Hanley, Staffordshire, Inggris. Ia adalah anak putra seorang pengrajin tembikar dan kemudian menjadi pedagang bahan makanan, ia bersekolah di sebuah sekolah di Etrurua, yang didukung oleh perusahaan tembikar Wedgwood.
Smith menunjukkan minatnya pada dunia pelayaran sejak kecil. Ia sering bermain di Sungai Trent yang mengalir di dekat rumahnya dan bermimpi menjadi seorang pelaut.
Pada usia 12 tahun, ia meninggalkan sekolah dan bekerja sebagai magang di sebuah pabrik tembikar. Namun, ia tidak puas dengan pekerjaannya dan terus mencari kesempatan untuk berlayar.
Pada tahun 1867, ia bergabung dengan perusahaan pelayaran lokal, Gibson & Co., dan menjadi anak buah kapal di kapal Senator Weber. Ia belajar banyak tentang navigasi, komunikasi, dan keterampilan lain yang dibutuhkan seorang pelaut.
Selama bertahun-tahun, Smith naik pangkat dan kualifikasi, mendapatkan sertifikat sebagai kelasi dua pada tahun 1871, kelasi satu pada tahun 1873, dan master pada tahun 1875.
Lalu kapal pertama yang dikomandaninya adalah Lizzie Fennel, kapal yang berbobot 1000 ton yang biasanya mengangkut barang dari dan ke Amerika Selatan.
Pada tahun 1980 ia beraling ke kapal penumpang, ketika ia bekerja untuk White Star Line dan pada tahun 1985, ia menjadi perwira pertama Republik.
Dua tahun setelahnya, Smith menikah dengan Sarah Eleanor Pennington tepatnya pada tahun 1887 dan memiliki seorang putri bernama Helen Melville Smith pada tahun 1902.
Kata-kata Terakhir Kapten Titanic
Pada tahun 1912, Smith ditunjuk untuk menjadi kapten kapal Titanic, kapal penumpang terbesar dan termegah yang pernah dibuat. Kapal itu memiliki panjang 269 meter, lebar 28 meter, dan tinggi 53 meter.
Kapal itu dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas mewah seperti kolam renang, lapangan squash, gymnasium, perpustakaan, salon, kafe, dan restoran. Kapal itu juga dianggap sebagai kapal yang tak bisa tenggelam karena memiliki 16 kompartemen kedap air yang dapat menahan kerusakan parah.
Smith merasa bangga dan terhormat menjadi kapten kapal Titanic. Ia berencana untuk menjadikan pelayaran perdananya sebagai pelayaran terakhirnya sebelum pensiun.
Ia berangkat dari Southampton pada tanggal 10 April 1912 bersama 2.223 penumpang dan awak. Di antara penumpangnya ada beberapa orang terkenal seperti John Jacob Astor, Benjamin Guggenheim, Isidor Straus, dan Margaret Brown.
Pelayaran berlangsung lancar sampai pada malam tanggal 14 April 1912, ketika kapal mendekati daerah es di Samudra Atlantik. Sekitar pukul 11.40 malam, penjaga mercusuar di menara depan, Frederick Fleet, melihat sebuah gunung es besar di depan kapal dan memberi sinyal bahaya dengan lonceng dan telepon.
Smith, yang sedang tidur di kabinnya, terbangun oleh suara lonceng dan segera menuju ke jembatan komando. Ia mendapat laporan bahwa kapal telah menabrak gunung es dan mengalami kerusakan parah di lambung kanan. Ia memerintahkan untuk menghentikan mesin, menutup pintu kedap air, dan memeriksa kerusakan.
Setelah mendapat laporan dari insinyur kepala, Thomas Andrews, bahwa kapal tidak akan bertahan lebih dari dua jam, Smith memerintahkan untuk mengeluarkan sekoci dan meminta bantuan dari kapal-kapal terdekat.
Ia juga memberi instruksi kepada operator radio, Jack Phillips dan Harold Bride, untuk mengirimkan sinyal SOS. Ia berusaha untuk tetap tenang dan mengendalikan situasi, meskipun ia menyadari bahwa sekoci yang tersedia hanya cukup untuk setengah dari jumlah penumpang dan awak.
Smith memprioritaskan keselamatan para wanita dan anak-anak. Ia memerintahkan para perwira dan awak untuk membantu mereka naik ke sekoci. Ia juga meminta bantuan beberapa penumpang terkemuka untuk menenangkan dan mengatur penumpang lain.
Ia sendiri berkeliling di kapal untuk memastikan tidak ada yang tertinggal atau panik. Ia juga memberi kesempatan kepada beberapa awak untuk menyelamatkan diri, meskipun ia sendiri menolak untuk meninggalkan kapal.
Sekitar pukul 2.10 pagi, ketika kapal mulai terangkat di bagian belakang dan terbelah menjadi dua bagian, Smith kembali ke jembatan komando.
Kata-kata terakhir kapten Erdard J. Smith ini menjadi bahan spekulasi dan perdebatan selama bertahun-tahun. Kesaksian para penyintas memberikan gambaran sekilas tentang saat-saat terakhir kapten Titanic dan menawarkan wawasan potensial ke dalam pola pikirnya saat bencana membayangi.
Meskipun kisah-kisah ini berbeda secara spesifik, namun secara kolektif mengungkapkan narasi keberanian dan pengorbanan.
Beberapa saksi mata mengaku mendengar kata-kata terakhir kapten Titanic tersebut dengan variasi kalimat bernada patriotik sebagai berikut:
“Jadilah orang Inggris, anak-anak, jadilah orang Inggris.”
Namun, tidak ada yang benar-benar tahu apa kata-kata terakhir kapten Titanic tersebut. Yang pasti, ia tetap setia pada kapalnya sampai akhir dan tidak pernah meninggalkan posnya. Ia tenggelam bersama kapalnya pada pukul 2.20 pagi. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.