Sediksi.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang mewaspadai salah satu penyakit yang saat ini sedang mewabah di China yakni mycoplasma pneumonia.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terjadi peningkatan kasus undefined yang menyerang anak-anak di Tiongkok Utara. Kenaikan itu terjadi sejak bulan Mei 2023.
Sejauh ini, belum ada kepastian penyebab penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini. namun, pihak epidemiologi China menyebutkan kasus mycoplasma pneumonia terjadi sebanyak 40 persen.
Kemenkes Waspadai Penyebaran Mycoplasma Pneumonia di Indonesia
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik atas peningkatan kasus pneumonia tersebut.
Berdasarkan data yang ia dapatkan, wabah pneumonia yang merebak di China itu disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae. Mycoplasma sendiri adalah penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum Covid-19.
Dr. Imran menjelaskan bahwa bakteri itu memiliki masa inkubasi yang panjang sehingga penyebarannya tidak secepat virus Covid-19, ini yang membuat tingkat fatalitasnya rendah.
Meskipun demikian, Kemenkes sudah menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit hingga Kepala Puskesmas.
Surat Edaran bernomor PM.03.01/C/4732.2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada 27 November 2023.
Dalam surat edaran itu, Kemenkes juga mendorong untuk fasilitas pelayanan kesehatan dan pintu masuk negara untuk aktif pelporan temuan kasus pneumonia melalui siaran yang sudah disediakan.
Merebaknya Mycoplasma Pneumonia di Beberapa Negara Lain
Media China melaporkan bahwa beberapa hari yang lalu di beberapa pusat kesehatan anak di negaranya penuh sesak dengan anak-anak yang jatuh sakit.
Gelombang kasus pneumonia yang melanda beberapa wilayah di negara tersebut mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meminta rincian mengenai kemungkinan sumber penyakit tersebut. Sejauh ini, otoritas Tiongkok mengatakan penyebabnya mencakup patogen yang diketahui, seperti mikoplasma, RSV, influenza, dan SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19).
Penyakit akibat bakteri yang disebabkan oleh mikoplasma disebut “pneumonia berjalan” karena gejalanya seringkali relatif ringan tetapi, dapat berlangsung selama berminggu-minggu.
Penyakit ini biasanya tidak memerlukan rawat inap tetapi, pada anak kecil dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah atau baru lahir mungkin berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
Meskipun penyakit ini seolah mengingatkan kita pada apa yang terjadi di awal pandemi Covid-19, tetapi situasinya tidak sama. Hal tersebut diungkapkan oleh pejabat Direktur Departemen Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi di WHO, Maria Van Kerkhove.
“situasi ini tidak sama dengan yang kita alami pada bulan Desember 2019 dan Januari 2020,” ucapnya dikutip dari Forbes pada Kamis, (30/11).
Selain China, ada juga Korea Selatan dan Prancis yang mengalami epidemi serius ini. Dugaannya juga penyebab utamanya adalah mycoplasma pneumonia.
Di Korea Selatan, kasus penyakit yang terkonfirmasi meningkat lebih dari dua kali lipat dari pertengahan Oktober hingga pertengahan November.
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, 226 (96 persen) dari 236 pasien rawat inap dengan infeksi saluran pernapasan akut akibat bakteri selama minggu kedua bulan November menderita pneumonia mikoplasma atau mycoplasma pneumonia.
Khususnya, 80 persen pasien baru adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun. Lembaga itu menyebutkan bahwa permulaan cuaca dingin di Korea berkontribusi pada peningkatan pesat jumlah kasusnya.