Tragedi Thalidomide: Obat Maut yang Menghancurkan Ribuan Hidup

Tragedi Thalidomide: Obat Maut yang Menghancurkan Ribuan Hidup

Tragedi Thalidomide

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pernah dengar sebuah tragedi tentang banyak anak mengalami kecacatan masal karena sebuah obat yang diluncurkan pada taun 1950-an akhir oleh sebuah farmasi di Jerman yang mengklaim bahwa obat tersebut mujarab untuk mengatasi mual pada ibu hamil?

Belum pernah dengar? Kalau belum pernah dengar, peristiwa bersejarah yang akan selalu diingat ini dikenang dengan nama tregedi thalidomide.

Bagaimana tragedi ini terjadi dan kandungan apa pada obat tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kecacatan pada bayi-bayi malang tersbut? Lalu apakah perusahaan farmasi tersebut mengakui kesalahan dan bertanggung jawab?

Nah, selengkapnya tentang tragedi thalidomide ini akan Sediksi ulas di bawah ini, simak sampai selesai agar tau kisah lengkapnya.

Tragedi Thalidomide

Tragedi Thalidomide: Obat Maut yang Menghancurkan Ribuan Hidup - Thalidomide
Image from Western Sydney Uni

Sebuah peristiwa bersejarah pada bidang farmasi, yang disebut tragedi thalidomide ini berawal pada tahun 1953, sebuah perusahaan farmasi Jerman bernama Grunenthal meluncurkan sebuah obat baru yang diklaim sebagai obat mujarab untuk mengatasi mual pada ibu hamil.

Obat itu bernama thalidomide, dan dijual dengan berbagai merek dagang seperti Contergan, Distaval, Softenon, dan lain-lain. Obat ini dipromosikan sebagai obat yang aman dan tidak menimbulkan efek samping, bahkan jika diminum dalam dosis tinggi. Namun, apa yang terjadi kemudian adalah salah satu tragedi medis terbesar dalam sejarah.

Tidak lama setelah obat ini beredar di pasaran, mulai muncul laporan-laporan mengenai bayi-bayi yang lahir dengan cacat bawaan yang mengerikan.

Bayi-bayi ini mengalami kelainan pada anggota badan, seperti lengan dan kaki yang pendek atau tidak berkembang, tangan dan kaki yang tidak lengkap, atau bahkan tidak memiliki lengan dan kaki sama sekali.

Selain itu, ada juga bayi-bayi yang mengalami kelainan pada organ-organ lain, seperti mata, telinga, hidung, mulut, jantung, ginjal, dan alat kelamin. Beberapa bayi bahkan meninggal segera setelah lahir atau tidak dapat bertahan hidup lama.

Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata penyebab dari cacat bawaan ini adalah obat thalidomide yang dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil selama trimester pertama kehamilan.

Obat ini ternyata memiliki efek teratogenik, yaitu dapat mengganggu perkembangan janin dalam kandungan dan menyebabkan kelainan bawaan.

Tragedi Thalidomide: Obat Maut yang Menghancurkan Ribuan Hidup - thalidomide writing og
Image from All That’s Interesting

Obat ini juga dapat menembus plasenta dan mempengaruhi pembentukan jaringan dan organ pada janin. Obat ini sangat berbahaya bagi janin, terutama pada minggu keempat hingga kedelapan kehamilan, ketika organ-organ vital sedang terbentuk.

Pada tanggal 2 Desember 1961 obat thalidomide ini ditarik dari penggunaannya di Inggris, setelah ada di pasaran selama lima tahun, dan akhirnya ditetapkan bahwa obat itu bertanggung jawab untuk kecacatan pada bayi.

Tragedi thalidomide bertanggung jawab atas pembentukan komite Inggris tentang keamanan obat-obatan dan undang-undang obat-obatan yang dikeluarkan pada tahun 1968.

Ini menghasilkan penentangan penggunaan hewan dalam penelitian medis, yang mengklaim bahwa thalidomide adalah sebuah contoh obat yang ‘diuji aman pada hewan’ akan tetapi kemudian membahayakan manusia.

Tragedi thalidomide ini menimbulkan dampak yang sangat besar dan menyedihkan bagi ribuan keluarga di seluruh dunia. Menurut sebuah catatan, tragedi thalidomide ini menyebabkan lebih dari 10 ribu kasus cacat bawaan dilaporkan di lebih dari 46 negara akibat minum obat tersebut.

Bahwa alasan thalidomide merusak begitu banyak bayi ini bukan karena pengujian hewan tidak efektif, akan tetapi karena tes yang dilakukan sama sekali tidak cukup ketat: itu tidak pernah diuji pada hewan hamil sebelum diberikan kepada manusia yang sedang hamil.

Banyak dari korban yang harus hidup dengan keterbatasan fisik dan mental, mengalami diskriminasi, kesulitan sosial, dan masalah kesehatan seumur hidup. Banyak juga dari orang tua yang merasa bersalah, depresi, dan trauma karena merasa telah menyakiti anak-anak mereka.

Tragedi thalidomide ini juga menimbulkan kritik dan tuntutan hukum yang keras terhadap perusahaan Grunenthal dan pihak-pihak yang terlibat dalam distribusi obat ini.

Banyak yang menuntut ganti rugi dan kompensasi yang layak bagi para korban dan keluarganya. Namun, proses hukum ini berlangsung sangat lama dan rumit, dan banyak yang tidak memuaskan para korban.

Peristiwa ini akan selalu menjadi sebuah pelajaran berharga bagi dunia medis dan farmasi. Tragedi ini menyadarkan pentingnya melakukan uji klinis yang ketat dan etis sebelum meluncurkan sebuah obat baru ke pasaran.

Tragedi ini juga mendorong pembentukan dan penguatan regulasi dan standar keamanan obat di berbagai negara. Tragedi ini juga menginspirasi berbagai gerakan dan organisasi yang berjuang untuk hak-hak dan kesejahteraan para korban cacat bawaan dan keluarganya.

Itulah dia ulasan tentang tragedi thalidomide dan ini adalah sebuah tragedi yang tidak seharusnya terjadi, dan tidak boleh terulang lagi. Tragedi ini adalah sebuah tragedi yang menghancurkan ribuan hidup, tetapi juga menggugah kesadaran dan solidaritas kemanusiaan.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel