Sediksi.com – Nggak cuma cewek, cowok juga suka dengan bahasa cinta sentuhan fisik. Tapi kamu tau nggak sih kenapa cowok suka physical touch?
Love language adalah cara seseorang mengungkapkan kasih sayangnya kepada orang lain. Konsep ini telah menjadi populer dalam memahami dan memperkuat hubungan antara pasangan atau orang terdekat.
Terdapat lima jenis love language yang dikenal, yaitu words of affirmation (ungkapan kata-kata positif), acts of service (perbuatan baik), quality time (waktu berkualitas), gift giving (pemberian hadiah), dan physical touch (sentuhan fisik). Jika seseorang cenderung mengekspresikan rasa cintanya melalui sentuhan fisik, maka love language yang mereka gunakan adalah physical touch atau sentuhan fisik.
Penasaran dengan kenapa cowok suka physical touch? Artikel ini bisa menjawab pertanyaan yang ada di kepalamu!
Ada Alasan Kesehatan, Hal Ini Menjawab Kenapa Cowok Suka Physical Touch
Physical touch menjadi salah satu dari love language karena sentuhan dalam berbagai bentuknya mampu merangsang pelepasan hormon oksitosin yang dapat meningkatkan suasana hati. Melalui sentuhan juga, ikatan antara pasangan akan menjadi lebih kuat.
Hormon “cinta” oksitosin tidak hanya terkait dengan hubungan romantis, tetapi juga terkait dengan seni, olahraga, sentuhan, dan aktivitas seksual. Sebuah penelitian pada tahun 2012 menemukan bahwa orang-orang yang memiliki pasangan memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki pasangan, terutama pada pasangan yang baru mulai menjalin hubungan. Namun, oksitosin bukan hanya tentang cinta. Hormon ini juga dilepaskan selama hubungan seksual dan terkait dengan intensitas orgasme.
Menurut Healthline, tingkat oksitosin yang tinggi khususnya dalam hubungan dapat memengaruhi peningkatan kualitas hubungan tersebut. Oksitosin dapat mempromosikan kepercayaan, empati, kesetiaan, komunikasi, dan memperkuat ikatan antara pasangan. Hormon ini juga berperan dalam proses reproduksi, memicu persalinan dan produksi ASI pada wanita, serta membantu dalam pergerakan sperma pada pria.
Oksitosin adalah hormon alami yang diproduksi oleh hipotalamus di otak dan disekresikan oleh kelenjar hipofisis. Bersama dengan dopamin dan serotonin, oksitosin sering disebut sebagai “hormon kebahagiaan”. Ketika seseorang tertarik pada orang lain, otaknya melepaskan dopamin, meningkatkan kadar serotonin, dan memicu produksi oksitosin, yang menyebabkan perasaan positif. Oksitosin membantu tubuh beradaptasi dengan berbagai situasi emosional dan sosial. Penggunaan oksitosin intranasal juga telah dikaitkan dengan peningkatan komunikasi antara pasangan, terutama selama konflik.
Physical Touch Baik untuk Jantung
Sekarang, peneliti telah mengungkapkan bahwa hormon cinta memiliki manfaat yang tidak terduga. Hormon tersebut dapat membantu memulihkan kerusakan pada jantung. Menurut penelitian, oksitosin mendorong sel induk untuk berkembang menjadi kardiomiosit – sel otot yang bertanggung jawab atas kontraksi jantung dan rusak selama serangan jantung.
Oksitosin memiliki kemampuan untuk merangsang sel induk yang berasal dari lapisan luar jantung (epikardium) untuk bermigrasi ke lapisan tengahnya (miokardium) dan kemudian berkembang menjadi kardiomiosit, sel otot yang mengontrol kontraksi jantung.
Penemuan ini memiliki potensi untuk dijadikan landasan dalam memfasilitasi regenerasi jantung manusia setelah mengalami serangan jantung. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Frontiers in Cell and Developmental Biology.
Ketika jantung tidak mendapatkan pasokan oksigen yang memadai, kardiomiosit dapat mengalami kematian. Namun, sel-sel ini dapat diregenerasi oleh subset sel yang mirip dengan sel punca yang disebut sel progenitor yang berasal dari epikardium (EpiPCs).
Namun, sayangnya, manusia tidak memiliki kemampuan alami untuk menghasilkan EpiPCs. Sebagai gantinya, jantung yang terluka sering kali menggantikan sel-sel yang mati dengan jaringan parut. Meskipun solusi ini memberikan penyelesaian sementara, namun sering kali berujung pada gagal jantung jika tidak diobati.
Physical Touch Juga Bisa Meregenerasi Jantung
Aitor Aguirre, seorang asisten profesor di Michigan State University, memiliki tujuan untuk menemukan metode yang dapat memicu regenerasi kardiomiosit dan mengembalikan fungsi jantung yang terganggu.
Dalam upaya menyembuhkan jantung yang rusak, Aguirre mengarahkan perhatiannya pada otak. Dia memperhatikan struktur saraf seperti hipotalamus dan hipofisis, yang mengontrol fungsi kardiovaskular normal seperti denyut jantung dan tekanan darah melalui pelepasan berbagai hormon.
Selain itu, studi pada ikan zebra telah menunjukkan bahwa beberapa hormon memiliki pengaruh terhadap regenerasi jantung. Sebagai contoh, estrogen dapat mempercepat proses regenerasi, sementara kortisol menguranginya.
Studi terbaru pada katak cakar Afrika muda yang memiliki kemampuan regenerasi luka tanpa bekas, menunjukkan bahwa kerusakan pada hipotalamus dapat menghambat proses regeneratif pada vertebrata.
Berdasarkan penelitian ini, Aguirre berspekulasi bahwa otak mengeluarkan hormon-hormon tertentu setelah terjadinya cedera jantung untuk memfasilitasi regenerasi. Dengan mengidentifikasi hormon-hormon ini, Aguirre berharap dapat mempercepat proses regenerasi.
Aguirre dan timnya telah mengidentifikasi 15 kandidat hormon, termasuk hormon pertumbuhan, prolaktin (yang mempengaruhi regenerasi hati pada tikus) dan oksitosin (yang penting untuk pemeliharaan dan regenerasi otot) yang bisa dihasilkan dari aktivitas sentuhan fisik.
Para ilmuwan menguji efek hormon-hormon tersebut pada sel-sel EpiPC manusia untuk melihat apakah mereka dapat mempengaruhi regenerasi jantung. Hasilnya menunjukkan bahwa oksitosin memiliki dampak yang paling signifikan: meningkatkan kemampuan EpiPC untuk berkembang biak hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sel yang tidak diobati. Efek ini jauh lebih besar dibandingkan dengan molekul lain yang sebelumnya telah diketahui merangsang produksi EpiPC pada tikus.
Kamu menyangka nggak kalau salah satu love language ini bagus untuk jantung? Sudah terjawab juga kan alasan di balik kenapa cowok suka physical touch?