Kerja Sama Selatan-Selatan: Tujuan, Sejarah, dan Perkembangannya Saat Ini

Kerja Sama Selatan-Selatan: Tujuan, Sejarah, dan Perkembangannya Saat Ini

kerja sama selatan-selatan

DAFTAR ISI

Sediksi.comDebat capres-cawapres 2024 yang ketiga diselenggarakan pada hari Minggu, 7 Januari 2024. Kali ini, tema yang didebatkan meliputi pertahanan dan keamanan.

“Kemarin kan posisinya empat tema. Nah, pertahanan dan keamanan tetap jadi tema tersendiri, kemudian hubungan internasional kami expand dengan globalisasi, kemudian geopolitik sebagai isu tersendiri itu kami expand dengan politik luar negeri,” ucap Komisioner Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) August Mellaz, Rabu (3/1).

Dalam debat ketiga ini, para Pasangan Calon (paslon) sempat membahas tentang Kerja Sama Selatan-Selatan yang di artikel ini akan menjelaskan informasi seputar kerja sama yang sudah diinisiasi  sejak tahun 1955.

Apa yang dimaksud dengan Kerja Sama Selatan-Selatan?

Kerja Sama Selatan-Selatan: Tujuan, Sejarah, dan Perkembangannya Saat Ini - image 27
Kerja Sama Selatan-Selatan UNCTAD (Sumber gambar: unctad.org)

Kerja Sama Selatan-Selatan merupakan istilah yang merujuk pada kerja sama atau kolaborasi di sektor-sektor krusial seperti ekonomi, politik, dan sosial yang melibatkan negara-negara ‘selatan’.

Disebut ‘selatan’ karena terdiri dari negara-negara dari berbagai wilayah di dunia yang mempunyai kesamaan di aspek politik, sosial, dan ekonomi. 

Kesamaan ini didasarkan pada kesenjangan yang terjadi di masa kolonialisme dan menjadikan kolaborasi ini khusus untuk, yang selatan-selatan aja

Negara yang terlibat dalam Kerja Sama Selatan-Selatan ini bersifat tidak eksklusif. Adapun beberapa negara yang aktif dalam kerja sama ini terdiri dari:

  1. Asia Selatan
  • India
  • Pakistan
  • Bangladesh
  • Sri Lanka
  • Nepal
  • Bhutan
  • Maladewa
  • Afghanistan
  1. Afrika
  • Nigeria
  • Kenya
  • Afrika Selatan
  • Ghana
  • Ethiopia
  • Senegal
  • Tanzania
  • Angola
  • Sudan
  • Mesir
  1. Amerika Latin
  • Brasil
  • Meksiko
  • Argentina
  • Kolombia
  • Venezuela
  • Kuba
  • Peru
  • Chile
  • Ekuador
  • Bolivia
  1. Kepulauan Pasifik
  • Indonesia
  • Malaysia
  • Filipina
  • Thailand
  • Vietnam
  • Laos
  • Kamboja
  • Myanmar
  1. Afrika Timur dan Tengah
  • Uganda
  • Kongo
  • Rwanda
  • Burundi
  • Sudan Selatan
  • Kamerun
  1. Negara-Negara Arab
  • Mesir
  • Maroko
  • Aljazair
  • Yordania
  • Arab Saudi
  • Uni Emirat Arab
  • Kuwait
  1. Negara-Negara Amerika Tengah dan Karibia
  • Meksiko
  • Kosta Rika
  • Jamaika
  • Kuba
  • Republik Dominika
  1. Asia Tenggara
  • Malaysia
  • Indonesia
  • Thailand
  • Vietnam
  • Filipina

Baca Juga: 3 Hal yang Diharapkan dari KTT BRICS 2023

Tujuan Kerja Sama Selatan-Selatan

Secara umum, peran Kerja Sama Selatan-Selatan ini adalah untuk membangun dan menjaga solidaritas di antara negara-negara berkembang. Adapun tujuannya secara detail terdiri dari:

  1. Pemberdayaan ekonomi
  2. Melepas ketergantungan dengan negara-negara maju
  3. Pengentasan kemiskinan
  4. Peningkatan akses terhadap sumber daya
  5. Peningkatan teknologi
  6. Pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender
  7. Perlindungan lingkungan
  8. Kerja Sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan
  9. Penguatan institusi dan kapasitas

Sejarah Kerja Sama Selatan-Selatan

Kerja Sama Selatan-Selatan: Tujuan, Sejarah, dan Perkembangannya Saat Ini - image 28
Gerakan Non Blok (Dok. Non Block Movement)

Kolaborasi ini mencakup negara-negara di Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Kepulauan Pasifik. 

Adapun perkembangan sejarahnya hingga bisa menjadi salah satu kolaborasi yang signifikan dan masih relevan hingga saat ini akan dijelaskan sebagai berikut.

Awal mula (1950-1960-an)

Konsep Kerja Sama Selatan-Selatan ini pertama kali muncul pada tahun 1950-1960an untuk merespon tantangan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. 

Saat itu, negara-negara yang terlibat dalam kolaborasi ini sedang mencari alternatif untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap negara-negara maju dan mengembangkan hubungan dengan sesama negara berkembang.

Konferensi Asia-Afrika (1955)

Konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan di Bandung, Indonesia pada tahun 1955 menjadi tonggak awal kolaborasi ini. Konferensi ini menandai upaya negara-negara berkembang untuk mempromosikan perdamaian, kerjasama ekonomi, dan solidaritas politik.

Gerakan Non-Blok (1961)

Gerakan Non-Blok yang didirikan pada Konferensi Bandung menjadi platform penting untuk negara-negara berkembang berinteraksi dan bekerja sama. 

Meskipun awalnya lebih fokus pada isu politik, gerakan ini kemudian berkembang untuk mencakup kerja sama ekonomi dan sosial.

PBB dan UNDP (1960-an)

Sekitar tahun tersebut, PBB melalui UNDP menyediakan forum bagi negara-negara berkembang untuk berbagi pengalaman dan sumber daya dan membuat momen ini berperan penting dalam mendorong Kerja Sama Selatan-Selatan.

Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) (1960-an)

Konferensi ini menjadi wadah bagi negara-negara berkembang dalam memperjuangkan reformasi struktural ekonomi global dan peningkatan akses ke pasar bagi produk-produk mereka.

Perkembangan Kerja Sama Selatan-Selatan saat ini

Kerja Sama Selatan-Selatan: Tujuan, Sejarah, dan Perkembangannya Saat Ini - RTSMUKBS
Anggota BRICS tahun 2023 (Sumber gambar: CFR)

Seiring perubahan zaman, dinamika kolaborasi ini juga mengalami perubahan dalam kurun waktu 1980-an sampai sekarang. 

Perubahan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) yang menjadi pemain utama dalam kerja sama ini. Kerja sama yang lebih terstruktur dan diharapkan bisa memberikan lebih banyak keuntungan ke depannya.

Walaupun kenyataannya, dinamika anggota di dalam organisasi BRICS dikenal cenderung tidak stabil. 

Adanya BRICS ini pada awalnya diharapkan bisa menciptakan inisiatif dan lembaga-lembaga baru untuk meningkatkan hubungan negara-negara berkembang.

Pada tahun 2000-an, G20 yang mencakup beberapa negara berkembang menjadi salah satu forum penting bagi dialog ekonomi global.

Selain itu, kolaborasi dalam Konferensi Selatan-Selatan yang sudah-sudah juga terus diadakan sebagai wadah untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan politik.

Sampai saat ini, Kerja Sama Selatan-Selatan masih relevan dalam upayanya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Negara-negara berkembang terus konsisten dalam menjaga kerja sama ini dengan terus berkolaborasi dalam bidang perdagangan, teknologi, pertanian, dan berbagai sektor lainnya. 

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel