Model kampanye lewat baliho terbukti lebih banyak mengundang cibiran netizen daripada simpati publik. Seolah tidak ada upaya terobosan aturan kampanye yang dilakukan agar para caleg lebih dikenal publik.
Di satu sisi, saya setuju kalau baliho-baliho kampanye memang sampah visual. Tapi, di sisi lain, saya juga tahu kenapa baliho seperti ini masih dipake sama para calon anggota legislatif (caleg).
Alih-alih mencantumkan gagasan atau tujuan mereka ke depannya jika terpilih, baliho yang tersebar ini hanya memuat foto calon yang terpampang sangat besar dan nihil gagasan selain moto dan mohon doa restu.