Sediksi.com – Semakin mewabahnya kasus pneumonia di China karena mycoplasma pneumonia membuat negara-negara di dunia tengah waspada.
Pasalnya, meski penyakit ini memiliki tingkat fatalitas rendah bila dibandingnya dengan virus Covid-19 namun, tak boleh dibaikan begitu saja.
Mengenal mycoplasma pneumonia sejak dini baik itu penyebab, gejala, cara mencegah hingga cara mengatasi bisa menambah pengetahuan kita, terlebih untuk para orang tua. Sebab, penyakit yang saat ini sedang mewabah di China itu banyak terjadi pada anak-anak.
Selengkapnya, mari kita cari tahu mengenai apa itu mycoplasma pneumonia? Beserta penyebab, gejala, dan cara mencegah.
Mengenal Mycoplasma Pneumonia
Mycoplasma pneumonia adalah sejenis bakteri. Penyakit ini sering kali menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa muda, namun juga dapat menyebabkan pneumonia, suatu infeksi paru-paru.
Bakteri ini biasanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas berupa batuk dan sakit tenggorokan.
Kebanyakan penyakit yang disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae bersifat ringan. Oleh karena itu, dokter terkadang menyebutnya sebagai “pneumonia berjalan”.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melansir dari Medical News Today, dikatakan bahwa bakteri tersebut bertanggung jawab atas “flu dada” atau trakeobronkitis yang umumnya terjadi pada anak-anak.
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda infeksi, mereka harus segera mencari pertolongan medis.
Gejala Mycoplasma Pneumonia
Mycoplasma pneumonia merupakan sejenis bakteri yang dapat menyebabkan banyak gejala, termasuk batuk kering, demam, dan sesak napas ringan saat beraktivitas.
Kebanyakan orang saat terinfeksi pernafasan yang disebabkan oleh mycoplasma pneumonia ini tidak menderita pneumonia. Oleh karena itu, mycoplasma pneumonia dikenal sebagai pneumonia atipikal dan terkadang disebut pneumonia berjalan.
Pneumonia mikoplasma menyebar dengan begitu cepat melalui kontak dengan cairan pernapasan di tempat ramai, seperti sekolah, kampus, dan panti asuhan atau panti jompo.
Saat seseorang batuk atau bersin, kelembapan sekitar yang mengandung bakteri mycoplasma pneumonia dilepaskan ke udara, dan ada orang lain di sekitarnya dapat dengan mudah menghirup bakteri tersebut.
Begitu bakteri itu masuk ke dalam tubuh, bakteri dapat menempel pada jaringan paru-paru dan berkembang biak hingga terjadi infeksi total.
Bakteri ini juga dapat menyebabkan tracheobronchitis (pilek dada), sakit tenggorokan, dan infeksi telinga, selain pneumonia itu sendiri.
Penyebab Mycoplasma Pneumonia
Dari pengertian dan gelajanya, sudah sangat jelas bahwa mycoplasma pneumoniae terjadi karena adanya bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan (tenggorokan, paru-paru, batang tenggorok).
Orang dapat memiliki bakteri di hidung atau tenggorokannya pada suatu waktu tanpa merasa sakit. Orang menyebarkan bakteri mycoplasma pneumonia ini ke orang lain melalui batuk atau bersin.
Cara Mencegah Mycoplasma Pneumonia
Kementerian Kesehatan RI melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi menyebut bahwa selain pemerintah, harus dibarengi dengan komitmen seluruh masyarakat agar pengendalian pneumonia lebih optimal.
Berikut ini ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia.
- Pertama, melakukan vaksin untuk melawan influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
- Kedua, tidak melakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit. Memakai masker di tempat-tempat umum bisa menjadi salah satu bentuk preventif yang dapat dilakukan.
- Ketiga, memastikan memiliki ventilasi yang baik.
- Keempat, membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir;
- Kelima, apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.
Apabila kamu atau keluarga terdekat sedang mengalami tanda gejala seperti batuk, bersin, dan atau sukar bernapas disertai demam, sebaiknya segera pergi ke puskemas, klinik kesehatan atau rumah sakit.
Hal tersebut, dilakukan sebagai bentuk pencegahan dan pengedalian penyakit pada diri sendiri hingga mencegah terjadi pada orang lain.