Mulai Senin kemarin, pembeli di mini market bakalan mengeluarkan uang untuk mendapat kantong plastik atau yang lazim kita sebut kresek. Ini merupakan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengurangi produksi sampah berbahan plastik. Kebijakan ini berlangsung serentak di 21 kota di Indonesia dan akan berlangsung selama 6 bulan sebagai masa percobaan awal.
Saya mencoba googling berita-berita dan juga stalking di medsos untuk mnegetahui bagaimana respon masyarakat tentang kebijakan kresek berbayar. Saya menemukan, kebanyakan konsumen kaget dengan kebijakan ini karena kurangnya sosialisasi. Bahkan sampai ada seorang pembeli yang marah-marah kepada petugas kasir salah satu waralaba mini market karena dimintai uang untuk beli kresek.
Saya perkirakan selama 6 bulan masa pelaksanaannya, masih akan ada pembeli yang marah-marah kepada petugas mini market, termasuk memarahi mbak-mbak penjaga kasir mini market ketika dimintai uang untuk membeli kresek.
Kasihan mbak-mbak mini marketnya. Hanya karena kurangnya sosialisasi pemerintah, mbak-mbaknya yang manis jadi korban marah-marah pembeli selama enam bulan lamanya.
Mumpung masih masa uji coba, kebijakan yang baik juga harus diikuti dengan sosialisasi kebijakan yang efektif dan efisien pula. Sediksi mencoba memberi tips dan saran kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan juga pengelola waralaba mini market untuk mendukung program kresek berbayar. Tips-tips ini dibuat semata untuk menyelamatkan perasaan mbak-mbak karyawati mini market dari kemarahan pelanggan yang enggan membayar kantong kresek. Berikut tips-tipsnya;
- Jual Tote Bag
Cara ini merupakan pilihan tepat untuk menggaet pembeli dari kalangan dedek-dedek hipster. Saya sering kali melihat cewek-cewek kuliah ke kampus pake tote bag. Isinya macem-macem, ada buku cerpen Eka Kurniawan, lip balm, dompet, dua smartphone (satunya Iphone, satunya Android), tissue, sama album fisik band indie lokal. Wih isinya aja gitu, kurang hipster apa coba.
Pengelola waralaba mini market bisa menyediakan tote bag dengan desain-desain kekinian. Misalnya tote bag bergambar logo Arctic Monkey atau tote bag bergambar buah alpukat a la The Popo. Dedek-dedek hipster mana yang tidak tergoda?
- Ganti kembalian permen, pake kresek.
Kementrian Lingkungan Hidup menetapkan harga minimal kresek adalah 200 rupiah. Pengelola mini market yang curang mungkin bisa menerapkan cara ini, menjadikan kresek sebagai pengganti uang receh. Kalau memang nanti ada mini market yang menerapkan saya membayangkan akan terjadi percakapan antara mbak-mbak kasir Indomaret dengan pembeli seperti ini;
“Maaf mas, uang recehnya gak ada, kembalian 200 nya pake kresek aja ya,” sambil senyum manis memelas kepada mas-mas pembeli.
“Iya deh mbak, ga pa pa,” sambil tersipu malu dapat senyuman manis.
Cara ini mungkin akan cukup ampuh sekaligus nyebelin. Kembalian yang diganti dengan permen bagi sebagian orang udah bikin kesel, apalagi kalau diganti kresek. Permen masih mending masih bisa dimakan, lah kresek ? tapi ga apa apa sih yang penting udah dapat senyum manis mbaknya.
- Beli kresek dilayani mas-mas Indomaret, Gak beli kresek dilayani sama mbak-mbak Indomaret.
Banyak yang bilang ada tiga hal yang bisa meruntuhkan seorang pria: harta, tahta, wanita. Kecuali jika prianya merupakan penganut paham LGBT, itu lain cerita. Tak dipungkiri lagi, mini market waralaba macam Indomaret dan Alfamart merupakan gudangnya mbak-mbak manis. Sampai-sampai ada orang yang punya tempat belanja mini market favorit hanya karena yang jaga kasirnya itu mbak-mbak manis. Sungguh sangat disayangkan potensi besar mini market ini tak dimaksimalkan untuk mendukung kebijakan kresek berbayar.
Jadi mekanismenya begini. mini market menyediakan dua kasir yang aktif. Satu kasir dijaga mas-mas yang mukanya biasa-aja-dan-standar-banget-walau-rambutnya-udah-dipomade tapi menjual kresek. Satu kasir lainnya, dijaga sama mbak-mbak manis yang senyumnya manis semanis permen kembalian. Kasir yang ini tidak menyediakan kresek untuk dijual tapi sebagai penggantinya bisa dapat senyum manis sekalian salaman sama mbaknya. Kalau mau pin BB mbaknya ada biaya tambahan. Ya jujur, cara ini terinspirasi dari event hand shakenya JKT 48.
- Menampilkan gambar-gambar menjijikkan di kantong plastik
Jangan cuma penikmat rokok saja yang ditakut-takuti dengan gambar menjijikan pada kemasan rokok. Pengguna plastik juga harus diperlakukan sama dengan si pembeli rokok. Kantong plastik mungkin bisa diberi foto tempat pembuangan sampah. Kalau perlu ada foto sampah yang dibesarkan secara detail, seperti foto-foto penyakit pada gambar kemasan rokok, foto sampah sisa makanan misalnya.
Bisa juga diisi dengan tulisan-tulisan, kalau dibaca bikin orang yang baca jadi merasa aneh atau geli sendiri. Misalnya, “Judul Skripsismu udah berapa kali ulang tahun?” atau “Tas Kresek aja terus yang digandeng, gandeng gebetannya kapan?”, Saya yakin orang akan berpikir dua kali membeli kresek yang bisa bikin sakit hati.
Demikian keempat tips yang mungkin bisa diterapkan pengelola mini market untuk menyelamatkan perasaan karyawatinya. Ini bukan berarti Sediksi mendukung keberadaan mini market yang sering kali membunuh warung-warung kecil, Sediksi hanya peduli dengan mbak-mbak mini marketnya. Hidup mbak-mbak Indomaret dan Alfamart!