Lelah dengan Rutinitas dan Ide Mandek? Ke Kamar Mandi Saja!

Lelah dengan Rutinitas dan Ide Mandek? Ke Kamar Mandi Saja!

Lelah dengan Rutinitas dan Ide Mandek? Ke Kamar Mandi Saja!
Ilustrasi oleh Ahmad Yani Ali

Saat mandi, ide seakan mengalir deras. Sampai kadang membuat saya menyesal tidak membawa memo untuk mencatat ide-ide tersebut sebelum raib dan hanyut ke saluran pembuangan air.

Sepertinya saya paham, mengapa ada anekdot bahwa negara tetangga menyebut kamar mandi atau toilet sebagai “bilik merenung”.

Bilik yang sepertinya memang punya keajaiban buat healing serta melancarkan isi kepala yang sudah mampet.

Layaknya flush yang ditekan… wusshh! Tiba-tiba ide yang berhari-hari mentok di pikiran meluncur lancar dan deras.

Menjeda Hari dengan Mandi

Kadang kala, saya dibuat bingung sendiri, bagaimana bisa dari balik meja kerja, pikiran saya tumpul layaknya pensil yang modal nemu di bawah meja. Justru ketika di bawah guyuran air atau duduk di kloset untuk menuntaskan hajat, pikiran berubah cerah 180 derajat.

Saat mandi, ide seakan mengalir deras. Sampai kadang membuat saya menyesal tidak membawa memo untuk mencatat ide-ide tersebut sebelum raib dan hanyut ke saluran pembuangan air.

Bicara soal aktivitas mandi, kegiatan ini sering disebut para peneliti sebagai ‘masa inkubasi’. Setelah seharian menjungkir balikkan otak, terpapar distraksi, kita butuh tempat buat istirahat.

Nggak perlu susah-susah cari bahu yang kokoh untuk disandari. Cukup mandi. Pada saat mandi itulah kita dapat lebih mudah ‘mendengar’ isi pikiran kita.

Zachary C. Irving mencolek saya, menambahkan pemahaman atas fenomena ini. Ia mengungkapkan bahwa selain mampu memunculkan ide, mandi juga “memaksa” pikiran kita untuk terfokus pada stimulasi sederhana.

Stimulan itu bisa menyeimbangkan pikiran yang tengah melanglang buana tanpa arah, kemudian memberi celah bagi kreativitas untuk muncul.

Alice Flaherty, seorang neurologis yang salah satu spesialisasinya berkaitan pada motivasi kreatif, juga memberi saya insight betapa pentingnya untuk chill dan rileks.

Aktivitas yang membuat kita merasa rileks dan bahagia, misalnya mandi, berolahraga, dan sebagainya akan meningkatkan produksi dopamin. Nah, dopamin ini punya andil besar dalam memunculkan kreativitas seseorang saat melakukan aktivitas tersebut.

Bahkan kegiatan sederhana seperti mencuci piring atau berolahraga pun termasuk. Yang penting melibatkan rangsangan untuk membuat pikiran kita terfokus pada lingkungan tempat kita berada, ataupun kegiatan yang tengah kita lakukan.

Mandi: Aktivitas Fisik yang Memengaruhi Mental

Lebih jauh, Flaherty menduga bahwa rileksnya pikiran ketika mandi sebetulnya berkaitan erat dengan peningkatan fisik seseorang.

Kembali lagi ke persoalan dopamin di awal. Aktivitas yang kita anggap mampu meningkatkan kreativitas bisa banget dipengaruhi oleh peningkatan kebugaran fisik juga. Salah satunya karena sistem pernapasan terasa plong ketika mandi air hangat, karena uapnya mampu membuka saluran udara.

Sementara itu, mandi dengan air dingin mengurangi tingkat stress serta mengurangi nyeri otot dan kelelahan selepas bekerja seharian.

Rileksnya fisik inilah yang Flaherty anggap sebagai penyebab mudahnya ide dan inspirasi keluar, karena tubuh kita berada pada kondisi selayaknya fully-charged seratus persen.

Itu menjadi salah satu bukti bahwa kondisi fisik dan psikis kita saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain.

Oleh karena itu, memaksa ide untuk muncul, misalnya dengan mindset gak-pulang-sebelum-ide-datang juga kontra produktif menurut Flaherty. Otak kita juga butuh istirahat dan rileks. Mandeknya ide bisa jadi pertanda dari tubuh agar kita beristirahat sejenak jika ‘hilal ide’ belum menunjukkan tanda-tandanya.

Bath Time = Me Time

Mungkin itulah kenapa bagi sebagian orang, mandi menjadi pelepas lelah. Di tengah padatnya rutinitas dan menyempitnya ruang privat, kamar mandi seakan jadi safe spot tersendiri. Beberapa dari kita bisa aja menghabiskan puluhan menit di kamar mandi. Bukan untuk membersihkan badan, tapi kadang untuk membersihkan stress yang menggandoli kepala.

Walau begitu, kontrasnya ada orang yang betul-betul berat banget buat mandi. Misalnya pada kasus stress akut hingga pengidap depresi, seseorang tidak sanggup (dan bukan karena malas) melakukan kegiatan sederhana seperti mandi, bersih-bersih rumah, apalagi berolahraga.

Tentunya ini nggak mudah apalagi buat pekerja industri kreatif yang dituntut buat dapat ide cepat. Tapi, saya yakin si ide tengah setia menanti kita. Syaratnya dalam kondisi bugar dan segar terlebih dahulu.

Makanya saya sarankan buat mandi dan jangan buru-buru sewa jasa pencari ide keliling. Contohnya saya, yang ide tulisan ini merupakan ilham yang didapat di sela-sela guyuran air ketika mandi.

Editor: Rizqi Ramadhani Ali
Penulis
Rania Alyaghina

Rania Alyaghina

Garing di luar, lembut di dalam.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-opini-retargeting-pixel