Dibanding situs jual beli lain, tampilan Kaskus bisa dibilang yang paling kuno nan jadul. Di era ketika berbagai situs seolah berlomba menunjukkan keindahan dan kemudahan tampilannya, Kaskus justru bertahan dengan tampilan yang mirip-mirip dengan ketika internet pertama kali ditemukan.
Bahkan orang yang baru pertama membuka situs ini akan mempertanyakan bagaimana mungkin ada cendol di thread tentang robot? Sejak kapan robot doyan cendol? Juga mengapa para membernya takut akan bata? Bahkan tanpa banyak disadari, Kaskus menjadi yang terdepan menolak eksistensi LGBT dengan istilah maho (manusia homo) sebagai bahan candaan. Di tengah keanehan, enam juta orang mau menjadi anggotanya.
Jika ada undang-undang tentang tampilan situs yang menjaring masyarakat sebagai anggotanya, barangkali Kaskus adalah yang pertama dijebloskan ke penjara. Tampilannya jelek, bahasannya menyusahkan pengguna baru, dan candaan anggotanya juga sering sadis. Lalu bagaimana forum situs ini menjadi yang terbesar di Indonesia? Yang bahkan telah berdiri ketika Zuckerberg masih sibuk kuliah.
Forum diskusi atau pun jual beli Kaskus adalah sebenar-benarnya representasi masyarakat Indonesia. Meskipun ada media-media dan blog-blog pribadi dengan tampilan menawan, Kaskus tetap seksi dengan tampangnya yang jelek. Forum-forum diskusi yang ada juga sebenarnya adalah gaya warung kopi yang dibawa ke layar monitor anda.
Berhubung diskusi bergaya warung kopi, maka kebebasan dan keakraban bisa terjalin pada sesama anggotanya. Seorang anggota bisa memaki anggota lain sekedar untuk menunjukkan keakraban satu sama lain. Hal ini yang hingga kini belum terlihat di situs lain yang justru makin identik dengan caci maki yang sampai-sampai mengilhami pemerintah unntuk mengatur tentang ujaran kebencian.
Dalam hal forum jual beli, Kaskus benar-benar dikeroyok sana-sini. Berbagai situs jual beli yang jauh lebih modern terus bermunculan. Namun nyatanya masih saja mereka bertahan dan tetap eksis di dunia perbelanjaan ini. Tidak mudah menghancurkan kedigdayaan si tua ini.
Diantara situs jual beli yang semakin modern itu, Kaskus tetap tak tergantikan. Pasalnya kebaruan situs-situs itu tidak diiringi dengan tingkat kepercayaan pengguna. Bagaimanapun penipuan dalam situs jual beli online akan terus ada selama masih ada orang yang pendapatannya lebih sedikit dari pemasukan.
Dalam hal ini situs-situs modern tidak mampu menjawab dengan baik masalah kepercayaan pengunjung. Meskipun sebenarnya pengelola kaskus juga tidak mampu menemukan solusi di situsnya. Karena memang kewajiban menanggulangi pencuri bukan tugas mereka. Penipuan juga tidak kalah banyak dibanding yang lain.
Hanya saja, adanya unsur kekeluargaan diantara pengguna kaskus menjadi keunggulan telak dibanding situs-situs lain. Walaupun banyak penipuan terjadi, sebanyak itu pula para membernya akan gotong royong mengusut si penipu hingga melaporkannya ke polisi.
Dengan mempertahankan ciri gotong royong itulah kaskus tidak hanya menjadi yang terbesar, namun juga representasi masyarakat indonesia. Jika suatu media sebagai sebuah ruang berkumpulnya masyarakat telah begitu menyatu dengan karakteristik penggunanya, maka modernisasi bukan perkara sulit untuk dibendung.