Setelah Piala Dunia Basket FIBA dan Moto GP Mandalika 2023, Indonesia akan kembali punya hajat besar, yaitu Piala Dunia U-17 2023. Ini adalah turnamen terbesar FIFA untuk ajang sepak bola pria usia 17 tahun ke bawah. Bagi Indonesia, kesempatan untuk menyelenggarakan sekaligus berpartisipasi dalam turnamen kelas dunia ini bagai mendapatkan durian runtuh.
Secara infrastruktur, bisa dikatakan Indonesia sudah mempersiapkan event 2 tahunan ini dengan baik. Stadion dan lapangan latihan sudah siap digunakan dengan beberapa sentuhan baru yang, mengutip pernyataan andalan para pengurus PSSI, harus berstandar FIFA.
Dari 4 kota yang akan menjadi penyelenggara turnamen ini, Surabaya dipilih menjadi homebase Indonesia selama fase penyisihan grup berlangsung. Sehingga, diharapkan semangat kota pahlawan mampu tersalurkan kepada para pemain Indonesia hingga nanti mampu meraih hasil positif.
Persiapan Mepet Garuda Muda
Semenjak diresmikan sebagai tuan rumah oleh FIFA pada 23 Juni lalu, Indonesia langsung tancap gas mempersiapkan infrastruktur dan kesiapan Tim Nasional U-17. Namun, berbanding terbalik dengan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah, persiapan skuad yang akan mewakili negara di ajang ini bisa dibilang masih belum maksimal.
Persiapan infrastruktur yang terlihat lebih matang memang tidak bisa dilepaskan dari fakta bahwa fasilitas-fasilitas yang akan digunakan tersebut awalnya dipersiapkan untuk turnamen Piala Dunia U-20 yang akhirnya batal terlaksana.
Sehingga, Indonesia tidak butuh waktu lama untuk mempersiapkan infrastruktur yang sejatinya sudah siap dari awal tersebut.
Sementara dari segi persiapan tim U-17 yang akan berlaga, Indonesia praktis hanya punya waktu sekitar 4 bulan, yaitu dari Agustus hingga pertandingan pertama tanggal 10 November nanti melawan Ekuador.
Sejauh ini, agenda persiapan yang sudah dilakukan meliputi seleksi nasional yang diadakan oleh PSSI, pemusatan latihan di Jakarta dan Bali, latihan di Jerman selama kurang lebih lima minggu, dan pematangan tim jelang laga perdana di Gelora Bung Tomo, Surabaya
Hal tersebut juga dibarengi dengan serangkaian uji coba menghadapi berbagai tim dan negara yang kalau ditotal setidaknya sudah ada 11 laga yang dijalani. Jumlah ini sendiri di luar laga uji coba dengan tim lokal Indonesia.
Secara statistik, hasil yang didapatkan Timnas U-17 bisa dibilang mengecewakan. Garuda muda hanya meraih 3 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 7 kali kekalahan. Dengan masa persiapan yang mepet, tentu kita tidak bisa berharap yang lebih juga.
Sebenarnya, Garuda muda masih akan memainkan laga uji coba lagi dalam sisa pemusatan latihan di Indonesia. Tapi, rasanya laga tersebut tidak akan terlalu menjadi tolak ukur karena kemungkinan hanya akan digunakan untuk mencoba-coba formasi akhir serta hanya sebagai pemanasan saja.
Sehingga, nampak tidak mengherankan jika PSSI melalui semua akun media sosialnya seperti sengaja untuk tidak terlalu mengekspos perkembangan Timnas Indonesia U-17 demi melindungi tim dari jari-jari jahanam netizen Indonesia yang terkenal cukup bar-bar.
Tidak Perlu Memaksakan Target Muluk-Muluk
Terlepas dari persiapan yang mepet serta hasil kurang memuaskan, coach Bima Sakti merasa cukup optimis. Ia menyatakan bahwa Timnas Indonesia U-17 telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Timnas U-17 sendiri setidaknya sudah mencoba berbagai pemain, baik dari liga domestik ataupun liga luar untuk diseleksi. Hasilnya, pada 1 November 2023 terpilih 21 pemain utama yang akan memperkuat Timnas merah putih di Piala Dunia U-17. Skuad ini diisi oleh sebagian besar skuad lama Timnas U-16 2022.
Selain itu, ada beberapa nama baru yang 3 diantaranya merupakan pemain diaspora. Mereka adalah Welberliskot de Halim Jardim (Indonesia-Brazil), Ji Da Bin (Indonesia-Korea Selatan) dan Amar Rayhan Brkic (Indonesia-Jerman-Bosnia).
Kehadiran 3 nama yang punya pengalaman bermain dan berlatih di luar negeri itu diharapkan mampu menjadi pembeda dalam skuad Garuda muda nantinya.
Akan tetapi, terlepas dari optimisme-optimisme di atas, kita juga harus memahami bahwa ini adalah kali pertama Indonesia tampil di Piala Dunia U-17. Ditambah lagi faktor persiapan yang mepet, rasanya Indonesia layak menikmati ajang ini dengan kemampuan terbaik yang mereka punya saja.
Apalagi dalam sejarah keikutsertaan di Piala Dunia tingkat lain pun, baik U-20 ataupun senior, tim merah putih juga hanya mampu bersaing di babak penyisihan saja.
Belum lagi jika melihat para lawan Indonesia di grup A Piala Dunia U-17 2023, yaitu Ekuador, Maroko, dan Panama, yang di atas kertas masih terhitung lawan sulit bagi tim Garuda muda.
Sehingga, apabila nantinya Timnas U-17 mampu mencapai babak 16 besar—yang memang merupakan target yang dicanangkan PSSI di ajang ini—itu rasanya sudah suatu merupakan pencapaian luar biasa.
Tugas kita sebagai suporter pun sederhana saja, dukung serta sukseskan turnamen ini. Hitung-hitung juga bisa buat hiburan serta pendingin suasana jelang pesta demokrasi terbesar tahun depan.
Eh, tapi ngomong-ngomong soal Pemilu, jangan kaget yaa jika nantinya ajang ini ikut dijadikan ajang promosi gratis para calon presiden kita, terutama yang dekat dengan Jokowi, eeeehh!