Pemblokiran Super League Dinyatakan Tidak Sah oleh Pengadilan, Proyek Kembali Berlanjut?

Pemblokiran Super League Dinyatakan Tidak Sah oleh Pengadilan, Proyek Kembali Berlanjut?

Pemblokiran Super League Dinyatakan Tidak Sah

DAFTAR ISI

Sediksi.comEuropean Court of Justice (ECJ) baru saja mengeluarkan dakwaan terkait banding yang dilakukan oleh European Super League Company (ESLC) terhadap keputusan FIFA dan UEFA memblokade penyelenggaraan kompetisi Super League.

Dilansir dari The Athletic, ECJ memutuskan bahwa FIFA dan UEFA telah melakukan tindak “penyalahgunaan posisi dominan” serta melanggar hukum persaingan.

“Peraturan FIFA dan UEFA yang membuat proyek sepak bola antar klub baru, seperti Super League, harus mendapat persetujuan dari mereka terlebih dahulu dan melarang klub serta pemain bermain di kompetisi tersebut, adalah perbuatan melanggar hukum,” kata ECJ.

Perselisihan ini sendiri dimulai pada 2021, setelah 12 klub dari Inggris, Spanyol dan Italia, meluncurkan sebuah kompetisi baru untuk menyaingi Liga Champions, yang selanjutnya berujung pada protes masif dari para suporter dan ancaman sanksi berat kepada pihak-pihak yang terlibat dari UEFA.

Dakwaan ECJ sendiri lebih berfokus kepada apakah UEFA melakukan operasi monopoli, namun tidak memberikan penilaian terkait proposal penyelenggaraan Super League.

“Mengingat sifatnya yang arbitrer, peraturan mereka terkait persetujuan, kontrol, dan sanksi harus dianggap sebagai pembatasan yang tidak dapat dibenarkan terhadap kebebasan memberikan layanan. Namun, itu tidak berarti bahwa kompetisi seperti proyek Super League harus disetujui,” lanjut ECJ.

Bagaimana Respons FIFA dan UEFA

Pemblokiran Super League Dinyatakan Tidak Sah oleh Pengadilan, Proyek Kembali Berlanjut? - 7Q4DL7NT7JL3LJJ5UKOB64MDNA
Gambar: Reuters

UEFA telah mengeluarkan pernyataan terkait respons mereka terhadap putusan yang dikeluarkan ECJ.

“UEFA memperhatikan keputusan yang disampaikan oleh ECJ dalam kasus European Super League. Keputusan itu sendiri tidak menandakan dukungan atau validasi terhadap apa yang disebut ‘super league’; hal ini justru menggarisbawahi kekurangan yang sudah ada dalam kerangka pra-otorisasi UEFA, sebuah aspek teknis yang telah diakui dan ditangani pada bulan Juni 2022.

“UEFA yakin dengan kekuatan peraturan baru mereka, dan terutama bahwa peraturan tersebut mematuhi semua undang-undang dan peraturan Eropa yang relevan.

“UEFA tetap teguh dalam komitmennya untuk menegakkan piramida sepak bola Eropa, memastikan bahwa piramida terus melayani kepentingan masyarakat yang lebih luas. Kami akan terus membentuk model olahraga Eropa secara kolektif bersama para asosiasi nasional, liga, klub, penggemar, pemain, pelatih, institusi Uni Eropa, pemerintah, dan mitra terkait.

“Kami percaya bahwa piramida sepak bola Eropa berbasiskan solidaritas yang dinyatakan oleh para penggemar dan seluruh pemangku kepentingan sebagai model yang tak tergantikan, akan dilindungi dari ancaman perpecahan melalui undang-undang Eropa dan nasional.”

Sementara itu, FIFA menyatakan, “… akan menganalisis keputusan tersebut melalui koordinasi dengan UEFA, konfederasi lain, dan asosiasi anggota sebelum memberikan komentar lebih lanjut.

“Sejalan dengan undang-undangnya, FIFA sangat percaya pada sifat spesifik olahraga, termasuk struktur piramida—yang ditopang oleh prestasi olahraga—dan prinsip-prinsip keseimbangan kompetitif dan solidaritas finansial.”

Bagaimana Kelanjutan Proyek Super League?

Pemblokiran Super League Dinyatakan Tidak Sah oleh Pengadilan, Proyek Kembali Berlanjut? - The European Super League Logo
Gambar: logos world

Dilansir dari The Athletic, perusahaan manajemen olahraga yang bertujuan untuk meluncurkan kompetisi Eropa baru, yaitu A22, telah menerbitkan proposal untuk kompetisi sepak bola laki-laki dan perempuan terbaru.

Mereka mengusulkan bahwa pertandingan akan diadakan di pertengahan minggu, yang mana akan menyediakan “drama kompetitif dan pertandingan menentukan sepanjang musim sepak bola”.

“Kami telah memenangkan hak untuk bersaing. Monopoli UEFA telah berakhir dan sepak bola telah bebas. Kini, klub tidak akan menerima ancaman dan hukuman. Mereka bebas menentukan masa depan mereka sendiri,” ujar Bernd Reichart, CEO A22, dikutip dari The Athletic.

A22 juga mengusulkan peluncuran platform streaming olahraga baru untuk menyiarkan Super League, dengan mengatakan bahwa semua pertandingan akan tersedia gratis untuk para fans. Pendapatan mereka sendiri akan dihasilkan dari iklan, langganan premium, dan sponsor.

Perusahaan ini mengatakan bahwa pendapatan akan dijamin untuk tiga tahun pertama, dan “pembayaran solidaritas” akan mewakili 8% dari pendapatan Super League, dengan pembayaran minimum sebesar 400 juta Euros.

Proposal ini sendiri, diklaim, merupakan hasil dari “dialog ekstensif” dengan para penggemar, pemain, klub dan liga dalam dua tahun terakhir.

Sejauh ini, presiden Real Madrid, Florentino Perez, dan presiden Barcelona, Joan Laporta, telah mengeluarkan pernyataan yang mendukung proposal A22 tersebut.

Di sisi lain, serikat pemain, FIFPRO, serta UEFA, FIFA, dan Asosiasi Klub Eropa (ECA), sekali lagi menentang rencana kompetisi antar klub Eropa terbaru ini.

Posisi serupa juga telah diambil oleh Premier League, Bundesliga, La Liga, Ligue 1, serta klub-klub seperti Manchester United dan Bayern Munchen.

Format Baru Super League

Sementara itu, dilansir dari ESPN, Reichart menguraikan rencana untuk kompetisi dalam bentuk 3 liga dengan 64 klub sepak bola laki-laki dan kompetisi dalam bentuk 2 liga dengan 32 klub sepak bola perempuan. Kompetisi ini akan menggantikan Liga Champions dan Liga Champions Perempuan.

Super League sendiri direncanakan akan terdiri dari 3 jenis liga, yaitu liga “bintang” dan liga “emas”, yang masing-masing akan diisi 16 klub peserta, serta liga “biru”, yang diisi oleh 32 klub peserta.

Promosi serta degradasi akan diterapkan, di mana akses menuju liga “biru” akan didasarkan pada performa di liga domestik.

Para klub peserta akan bermain dalam grup yang terdiri dari 8 klub, kandang dan tandang, dengan minimal 14 pertandingan per tahun, dan dimainkan pada tengah pekan.

Pada setiap akhir musimnya, babak sistem gugur yang diikuti 8 klub akan dilakukan untuk menentukan juara setiap liga.

Sementara untuk kompetisi di cabang sepak bola perempuan, liga akan dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu liga “bintang” dan liga “emas”, yang masing-masing akan diisi 16 klub.

Para klub peserta akan dibagi ke dalam grup yang masing-masingnya diisi 8 klub, dengan format yang sama dengan kompetisi pada sepak bola laki-laki.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel