Saat pekerjaan menumpuk, kita barangkali merasa gangguan sekecil apapun bakal mengurangi produktivitas. Kemudian, kita mulai memasang tanda “jangan diganggu” di bilik kerja, atau bahkan mengumumkan dengan suara kencang agar tidak diganggu. Kita mengharapkan keadaan yang tenang untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Gangguan dalam bentuk apapun kerap dianggap sebagai biang kerok dari menurunnya produktivitas kerja. Gangguan tampaknya menggelinding seperti bola salju, kian membesar seturut waktu. Ia baru akan berhenti ketika berhadapan dengan rintangan yang tak mampu ia lampaui.
Itulah alasan mengapa memasang tanda jangan diganggu, lumrah digunakan orang-orang agar kita bisa memperoleh ketenangan dan fokus bekerja. Ia bukan hanya berperan sebagai imbauan, tetapi juga peringatan agar siapapun yang berniat mengusik kita menyurutkan langkah. Mereka sebaiknya mundur sejenak supaya singa yang lapar tidak mengalihkan perhatian pada mereka.
Merasa terganggu dengan beberapa hal itu sejatinya lumrah belaka, mengingat pekerjaan menuntut hasil yang memuaskan. Tetapi cara-cara kita menyikapinyalah yang menunjukkan bagaimana mentalitas kita diuji. Siapa pula yang bisa memastikan tidak ada rekan-rekan kerja kita yang memiliki hasrat usil dan memikirkan konsekuensinya belakangan.
Memasang tanda jangan diganggu mungkin efektif, mungkin juga tidak selama kita menanggapi gangguan sebagai persoalan maha sulit. Toh, gangguan tidak selalu datang dari luar diri kita. Ia bisa datang karena kebiasaan-kebiasaan buruk yang tanpa sadar kita lakoni.
Sesungguhnya, kita tidak perlu khawatir sebab beberapa cara berikut ini bisa membantu kita meningkatkan produktivitas kerja.
Baca Juga: Ingin Produktif Selama Pandemi? Sama! Coba Kebiasaan Ini
Mengembangkan Rentang Perhatian
Cara ini ampuh untuk kita yang mudah terdistraksi oleh hal-hal yang terjadi di sekeliling kita. Misalnya, notifikasi dari media sosial di gawai kita.
Teknologi memang membantu kita mengerjakan segala sesuatu dengan lebih ringkas. Di sisi lain, ia juga berpotensi menghadirkan gangguan tanpa kita sadari. Coba amati, apakah kita langsung menoleh begitu ada pesan masuk ke gawai kita? Jika iya, rentang perhatian kita sebaiknya ditingkatkan.
Oke, kita bisa berpikir ini produktif saat kita perlu membalas e-mail, misalnya. Pasalnya, kita menganggapnya sebagai multi-tasking. Padahal, itu sama saja dengan memaksa kita berganti tugas. Larry Rosen, Profesor Emeritus Psikologi di California State University mengatakan, “interupsi semacam ini menyita perhatian kita dari pekerjaan yang sedang kita garap.”
Untuk mengatasinya, salah satu solusi Rosen ialah dengan membuat “jeda teknologi”. Ia menganjurkan agar orang-orang memeriksa gawainya setelah 15 menit bekerja tanpa terdistraksi. Caranya mudah belaka, yakni meletakkan ponsel secara terbalik maupun mematikan suara notifikasi.
Singkatnya, maksimalkan sejumlah waktu untuk benar-benar fokus pada pekerjaan. Selain itu, jadwalkan kapan kita perlu memeriksa gawai maupun untuk beristirahat sejenak.
Baca Juga: Muda-mudi Bergaji Pas-Pasan, Yuk Ratapi Nasib Lewat IG Story Teman-teman Kalian
Menulis hal-hal yang ingin dicapai
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan menulis tujuan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Cheryl Travers, Profesor di School of Business and Economics di Universitas Loughborough, Inggris, menyebut bahwa hal ini membuat kita bisa mengukur apa yang telah kita kerjakan. Selain itu, kita bisa meningkatkan tanggung jawab pada target tersebut.
Di sisi lain, dengan menulis apa-apa saja yang ingin kita capai, kita bisa memikirkan strategi apa yang bisa kita terapkan untuk melewati kesulitan.
Lakukan bareng-bareng
Jika kita bekerja dalam sebuah tim, temuan ini bisa menjadi anjuran yang penting untuk dipertimbangkan. Bekerja dalam sebuah tim memang merupakan tantangan, sebab ada banyak kepala yang turut bekerja. Tetapi itu bisa menjadi keuntungan saat dilakukan dengan cara yang sesuai.
Michaela Schippers, Profesor di Rotterdam School of Management di Universitas Erasmus, mengatakan bahwa sebuah tim yang secara berkala bertemu untuk mengevaluasi kinerja menghasilkan solusi-solusi inovatif untuk persoalan mereka.
Selain itu, mereka bisa melakukan refleksi terkait apa-apa saja yang perlu mereka tingkatkan sebuah tim. Pertemuan reguler itu membuat kinerja mereka meningkat secara signifikan.
Tentu saja perlu untuk istirahat
Mark Benden, Profesor di Departemen Lingkungan dan Kesehatan Kerja di Texas A&M School of Public Health membandingkan dua kelompok kerja yang berbeda. Satu kelompok bekerja di lingkungan kerja yang memiliki meja fleksibel dan bisa dinaikkan agar pekerjanya bisa bekerja dengan berdiri, dan kelompok lainnya dengan meja dan kursi duduk paten.
Ia menemukan bahwa kelompok pertama lebih produktif dibanding kelompok kedua. Pasalnya, dengan berdiri, peredaran darah ke otak dan ke tubuh mengalami peningkatan. Itu membuat otak lebih aktif bekerja dan lebih fokus.
Meja semacam itu tampaknya lebih mahal ketimbang meja dan kursi statis. Jika itu tidak memungkinkan, kita cukup cabut dari kursi untuk berjalan-jalan sebentar.
Itu semua merupakan hal-hal kecil yang menurut penelitian bisa meningkatkan produktivitas kerja. Menurutmu, mana yang paling mudah meningkatkan produktivitas kerjamu?