Studi Baru Mengungkap Satu Liter Air Mengandung 240.000 Fragmen Plastik Kecil

Studi Baru Mengungkap Satu Liter Air Mengandung 240.000 Fragmen Plastik Kecil

Studi Baru Mengungkap Satu Liter Air Mengandung 240.000 Fragmen Plastik Kecil

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Saat haus, apa yang akan kamu minum? Mungkin kamu akan memilih air botol, karena menganggapnya lebih sehat, bersih, dan praktis daripada air keran.

Namun, tahukah  bahwa air botol yang kamu minum itu mungkin mengandung ribuan partikel mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan?

Nah, sebuah teknik baru mengungkapkan bahwa air tersebut mungkin mengandung 10 hingga 1000 kali lebih banyak fragmen plastik daripada yang diperkirakan.

24 Ribu Fragmen Plastik dalam Satu Liter Air

Studi Baru Mengungkap Satu Liter Air Mengandung 240.000 Fragmen Plastik Kecil - Plastik di Lautan
Image from Fairgaze

Pada tahun 2018 sebuah studi dengna judul Synthetic Polymer Contamination in Bottled Water, yang dilakukan oleh para peneliti dari State University of New York di Fredonia, yang dipimpin oleh Sherri A. Mason, menguji 259 botol air yang diproses dari sebelas merek air minum dalam kemasan yang berasal dari berbagai negara.

Mereka menemukan bahwa 93% menunjukkan tanda-tanda kontaminasi mikroplastik. Setelah memperhitungkan kemungkinan kontaminasi latar belakang (laboratorium, ditemukan rata-rata 10,4 partikel mikroplastik berukuran >100 um per liter air minum dalam kemasan yang diproses.

Ditemukan rata-rata setiap liter air botol mengandung 325 partikel plastik, dengan kisaran kontaminasi mikroplastik dari 0 hingga lebih dari 10.000 partikel.

Partikel plastik yang ditemukan dalam air botol berasal dari berbagai jenis plastik, seperti polipropilena, polietilena, poliester, dan nilon.

Sumber utama partikel plastik ini adalah botol dan tutup plastik itu sendiri, yang mengalami degradasi akibat panas, gesekan, dan paparan cahaya. Selain itu, partikel plastik juga bisa berasal dari proses pengisian, penyimpanan, dan transportasi air botol.

Yang paling suit dilihat adalah yang paling merusak, yakni fragmen plastik berukuran 100 nanometer atau kurang, sekitar 1/100 lebar helai rambut manusia.

Lalu sebuah studi baru yang diterbitkan pada 8 Januari 2024 di Proceedings of the National Academy of Sciences, yang berjudul Rapid single-particle chemical imaging of nanoplastics by SRS microscopy, Melaporkan teknik pendetaksian plastic yang dapat dengan cepat mengidentifikasi ukuran dan komposisi partikulat yang sangat kecil.

Para penulis menemukan bahwa rata-rata 240.000 partikel mengisi satu liter minum kemasan, jumlah yang lebih besar dari yang dilaporkan sebelumnya. Temuan ini berarti menjelaskan keberadaan mikro dan nanoplastik yang mengotori rumah dan kehidupan kita.

Apa Dampaknya Bagi Kesehatan dan Lingkungan?

Mengutip dari CNN Healt, dari laporan berjudul Bottled water contains thousands of nanoplastics so small they can invade the body’s cells, study says, sebuah teknik baru yang inovatif yang disajikan dalam penelitian di atas tadi membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami potensi resiko terhadap kesehatan manusia.

Kata Jane Houlihan , seorang direktur penelitian untuk Healthy Babies, Bright Futures, “Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan yang meluas pada manusia terhadap partikel plastik yang sangat kecil menimbulkan risiko yang sebagian besar belum diteliti.”

Lanjutnya “Bayi dan anak kecil mungkin menghadapi risiko terbesar, karena otak dan tubuh mereka yang sedang berkembang sering kali lebih rentan terhadap dampak dari paparan racun.”

Partikel plastik yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui air botol bisa menumpuk di organ-organ vital, seperti hati, ginjal, dan usus.

Partikel plastik juga bisa mengandung zat-zat kimia beracun, seperti bisfenol A (BPA), yang bisa mengganggu sistem hormon dan menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker, dan penyakit berbahaya lainnya.

Selain itu, partikel plastik juga berdampak buruk bagi lingkungan, terutama bagi kehidupan laut. Menurut sebuah laporan dari World Economic Forum, pada tahun 2050, jumlah plastik di lautan akan melebihi jumlah ikan.

Plastik yang terurai menjadi partikel mikro bisa dimakan oleh ikan dan hewan laut lainnya, yang kemudian bisa masuk kembali ke rantai makanan manusia. Plastik juga bisa merusak ekosistem laut, mengurangi keanekaragaman hayati, dan menyebabkan kematian massal hewan laut .

Bagaimana Cara Mengurangi Konsumsi Air Botol?

Mengingat bahaya partikel plastik yang terkandung dalam air botol, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi konsumsi air botol dan beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sehat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda coba:

  • Gunakan botol minum yang bisa digunakan berulang-ulang, seperti botol stainless steel, kaca, atau keramik. Pastikan botol minum bersih dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
  • Isi ulang botol minum dengan air keran yang sudah disaring atau direbus. Anda juga bisa menambahkan irisan buah-buahan, seperti lemon, jeruk, atau mentimun, untuk memberikan rasa dan aroma yang segar.
  • Hindari membeli air botol yang sudah lama disimpan di tempat yang panas atau terkena sinar matahari, karena hal ini bisa meningkatkan jumlah partikel plastik dalam air.
  • Jika harus membeli air botol, pilihlah merek yang memiliki sertifikat kesehatan dan kualitas dari lembaga yang terpercaya, seperti BPOM. Baca label dengan teliti dan perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi air botol yang dibeli.
  • Kurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari, seperti tas plastik, sedotan plastik, dan gelas plastik. Gantilah dengan produk-produk yang bisa didaur ulang, seperti tas kain, sedotan bambu, dan gelas kertas.

Dengan mengurangi konsumsi air botol, kita bisa berkontribusi untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Mari kita bersama-sama mengurangi polusi plastik dan menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk hidup.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel