Sediksi – Budaya kerja memiliki potensi untuk menjadi faktor yang menentukan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam suatu perusahaan. Budaya adhokrasi atau adhocracy culture yang mungkin menjadi pilihan bagi individu kreatif, menekankan pada tingginya dinamika dan keterlibatan setiap anggota tim.
Pernah dengar soal budaya adhokrasi, ciri-cirinya, dan apakah ada sisi plus minus dari sistem kerja ini di perusahaan? Nah, ulasan Sediksi di artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nih. Yuk, simak sampai habis!
Apa Itu Budaya Adhokrasi?
Adhocracy culture atau budaya adhokrasi, menurut McKinsey, mengedepankan fleksibilitas, peningkatan, dan eksperimen. Alvin Toffler pertama kali mengenalkan istilah ini sekitar tahun 1970. Investopedia menjelaskan bahwa adhocracy culture merupakan kebalikan dari hierarchical culture yang kompleks dengan birokrasi.
Ciri khas budaya kerja ini paling mencolok terletak pada pengambilan keputusan. Di perusahaan yang menerapkan adhocracy culture, keputusan seringkali didasarkan pada intuisi dan tindakan cepat, berbeda dengan pendekatan teoritis.
Sebagai contoh, dalam situasi pengambilan keputusan yang sulit, perusahaan berbudaya hierarchical mungkin akan otomatis meneruskannya kepada atasan. Namun, di perusahaan dengan adhocracy culture, anggota tim memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan intuisi mereka sendiri.
Budaya kerja ini sangat mengedepankan eksperimen, tetapi tetap mempertimbangkan kebijaksanaan yang terukur. Budaya seperti ini cenderung lebih umum ditemukan di perusahaan start-up dan berbasis digital. Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan adhocracy culture adalah Facebook.
Karakteristik Budaya Adhokrasi di Perusahaan
Breathe HR menyajikan beberapa karakteristik perusahaan yang mengadopsi adhocracy culture.
Pola Pikir Adaptif
Dalam pengambilan keputusan, perusahaan dengan budaya adhokrasi cenderung melihat situasi yang terjadi dan berusaha menemukan solusi alternatif, terutama ketika dua opsi memiliki risiko yang sebanding.
Mereka yang senang berpikir kreatif dan mewujudkannya akan merasa cocok dengan budaya ini. Ritme kerjanya menjadi lebih cepat, mengharuskan tim untuk secara cepat menemukan solusi saat menghadapi masalah. Meskipun efisien, kecepatan ini dapat menjadi tantangan karena keterbatasan waktu untuk menguji dan memvalidasi keputusan sebelum dilaksanakan.
Situasi Kerja Fleksibel
Budaya adhokrasi sangat mendukung fleksibilitas dalam bekerja dan bisa menjadi sesuai dengan nilai-nilai milenial. Kebebasan untuk bekerja di mana saja dan kapan saja dianggap sebagai prinsip yang cocok dengan budaya ini.
Sebelum bekerja dari rumah menjadi umum, perusahaan dengan budaya adhokrasi sudah menerapkan model ini, menjadikannya sesuai dengan preferensi pasar milenial. Tantangannya adalah membutuhkan komitmen dan disiplin personal karena kurangnya pengawasan langsung dari atasan seperti di kantor.
Mengikuti Tren Terbaru
Keberlanjutan dalam mengikuti perkembangan terkini dianggap penting untuk tetap relevan dan unggul. Perusahaan dengan budaya ini selalu up-to-date dengan tren terkini, memungkinkan mereka tetap menjadi yang terdepan dalam industri. Hal ini memberikan dorongan inspirasi bagi pelaku industri kreatif serta mendorong mereka untuk selalu eksperimental dan berpikir kreatif.
Dinamis
Keberlanjutan dan inovasi menjadi kunci utama dalam budaya adhokrasi. Evaluasi berulang terhadap hasil kerja, pencarian celah, dan perbaikan terus-menerus menjadi norma. Hal ini memicu rasa kepemilikan dan keterlibatan anggota tim serta membentuk lingkungan di mana ide-ide didengar.
Namun, kekurangan terletak pada potensi konflik kepentingan antara tujuan perusahaan dan kepentingan pribadi, terutama jika anggota tim lebih suka bekerja secara mandiri. Peran manajer menjadi penting dalam menyatukan visi untuk mencapai tujuan bersama.
Kelebihan Budaya Adhokrasi
Efektif untuk Problem Solving dan Inovasi
Budaya adhokarsi terbukti sangat efektif dalam menyelesaikan masalah dan merangsang inovasi. Kecepatan dan fleksibilitasnya memungkinkan respons cepat terhadap tantangan.
Pertumbuhan dalam Lingkungan dan Skill yang Beragam
Budaya adhokrasi mendukung perkembangan dalam lingkungan yang beragam dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan.
Menghemat Waktu dan Sumber Daya Melalui Inovasi dan Teknologi
Fokus pada inovasi dan teknologi memungkinkan penghematan waktu dan sumber daya dalam mencapai tujuan.
Kelemahan Budaya Adhokrasi
Keputusan yang Mungkin Belum Matang
Karena kecepatan dan dinamisnya budaya adhokrasi, keputusan yang diambil mungkin belum matang dan kurang teruji.
Ritme Kerja Cepat Tidak Cocok untuk Semua Orang
Ritme kerja yang sangat cepat tidak sesuai dengan preferensi semua individu dan beberapa orang mungkin merasa sulit beradaptasi.
Risiko Burnout dan Stres
Tingginya ritme kerja dan tekanan untuk berinovasi dapat meningkatkan risiko burnout dan stres di kalangan karyawan.
Dalam memilih lingkungan kerja, penting untuk mempertimbangkan budaya perusahaan. Meskipun demikian, pengalaman pribadi setelah terjun ke dalamnya menjadi faktor utama dalam menilai sejauh mana sebuah perusahaan menerapkan budaya adhokarsi.
Apakah menurutmu perusahaan tempat bekerjamu yang sekarang sudah menerapkan budaya ini?