Penyebab January Blues: Mengapa Bulan Pertama Tahun Baru Bisa Membuat Kita Sedih?

Penyebab January Blues: Mengapa Bulan Pertama Tahun Baru Bisa Membuat Kita Sedih?

Penyebab January Blues

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Bulan Januari sering dianggap sebagai bulan yang penuh harapan dan optimisme. Ini adalah bulan dimana kita membuat resolusi baru, menetapkan tujuan, dan berencana untuk mengubah hidup kita menjadi lebih baik.

Namun, tidak semua orang merasakan hal yang sama. Bagi sebagian orang, bulan Januari justru menjadi bulan yang menyedihkan, suram, dan berat, ini disebut January blues. Penyebab January blues ini bisa dijelaskan secara ilmiah.

January blues adalah istilah yang menggambarkan perasaan sedih, murung, dan galau yang dialami oleh banyak orang di awal tahun baru. Fenomena ini bukanlah sebuah mitos, melainkan sebuah kenyataan yang didukung oleh penelitian ilmiah.

Dalam artikel ini Sediksi akan membahas mengenai apa itu dan penyebab January blues, apabila kamu juga sedang merasakan hal ini tapi tidak tau karena apa, coba deh baca ulasan berikut ini.

Apa itu January Blues

Penyebab January Blues: Mengapa Bulan Pertama Tahun Baru Bisa Membuat Kita Sedih? - January Blues
Image from Getty Image

Seperti apa yang telah dijelaskan di atas secara singkat, January blues ini adalah istilah dari orang barat, utamanya dari orang yang menempati daerah belahan bumi utara.

Pada bulan Januari, bagi mereka dikenal sebagai bulan yang sangat suram, bagi banyak orang ini berarti ada tiga puluh satu hari full dengan langit kelabu yang hampir konstan dan suhu di bawah nol derajat, sedangkan intensitas cahaya matahari juga kurang.

Dalam budaya populer, aspek depresi yang dialami pada bulan Januari oleh sebagian orang dikatakan mencapai puncakya dengan datangnya “Blue Monday”, hari dalam setahun yang diklaim oleh psikolog pada pertengahan tahun 2000-an sebagai hari paling menyedihkan dalam setahun dengan menggunakan persamaan matematika.

Walau klaim ini sempat ditolak oleh para komentator termasuk seorang doktor ilmu saraf, Dean Burnett, yang menulis di The Guardian dan menolak konsep Blue Monday yang menurutnya sebagai psedosains.

Namun gagasan soal penyebab January blues ini memang punya dasar ilmiah dengan faktor psikologis dan fisiologis yang berperan, anggapannya adalah bulan januari,adalah bulan yang lebih sulit daripada bulan-bulan lainnya.

Penyebab January Blues

Ada beberapa faktor penyebab Janury blues, antara lain:

Tekanan resolusi tahun baru

Di awal tahun baru, kita mungkin memiliki banyak resolusi atau tujuan yang ingin kita capai, seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok, belajar bahasa asing, atau mendapatkan pekerjaan baru.

Namun, tidak semua resolusi atau tujuan itu mudah untuk diwujudkan. Kita mungkin mengalami kesulitan, hambatan, atau kegagalan dalam mencapai apa yang kita inginkan.

Kita juga mungkin merasa tidak puas dengan diri kita sendiri, atau membandingkan diri kita dengan orang lain yang tampak lebih sukses atau bahagia.jadi penyebab January blues kemungkinan adalah karena hal-hal ini yang dapat menurunkan rasa percaya diri, harga diri, dan kebahagiaan kita.

Stres pasca liburan

Penyebab January blues juga ada hubungannya dengan bulan sebelumnya, yakni Desember. Bulan Desember adalah bulan yang penuh dengan perayaan, liburan, dan kemeriahan.

Kita mungkin menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, atau pasangan, melakukan berbagai aktivitas menyenangkan, dan menikmati hidangan lezat.

Namun, ketika bulan Januari tiba, kita harus kembali menghadapi kenyataan. Kita harus kembali bekerja, belajar, atau melakukan rutinitas sehari-hari yang mungkin membosankan atau menantang.

Kita juga harus menghadapi dampak dari liburan, seperti menumpuknya pekerjaan, menurunnya keuangan, atau bertambahnya berat badan. Hal-hal ini dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan rasa bersalah, yang dapat memicu january blues.

Gangguan afektif musiman

Mengutip dari laman Grunge, dari tulisan berjudul The January Blues Explanined, Acording to Science, dalam beberapa bulan terakhir, penjelasan lain yang memperhitungkan faktor fisiologis telah mulai diterima sebagai diagnosis.

Para ilmuwan sekarang percaya bahwa sebagian besar dari mereka yang menderita apa yang disebut sebagai January blues mungkin menghadapi kondisi medis yang dikenal sebagai Seasonal Affective Disorder atau SAD.

SAD baru saja ditemukan baru-baru ini leh tim yang dipimpin oleh Norman E. Rosenthal, M.D. dari National Institute of Mental Health.

SAD diyakini berkaitan erat dengan berkurangnya paparan sinar matahari, yang menyebabkan kurangnya vitamin D, produksi melatonin yang lebih rendah dalam tubuh, dan perubahan ritme sirkadian tubuh.

Perubahan tersebut dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk kelesuan, lekas marah, putus asa dan demotivasi. Rosenthal kemudian menerbitkan buku berjudul “Winter Blues”, yang mempopulerkan gagasan tentang gangguan afektif musiman dan berkontribusi pada penerimaannya di dalam komunitas medis serta mengajukan taktik untuk mengatasinya.

Itulah penjelasan tentang penyebab January blues. Semoga artikel ini dapat menjelaskan perasaanmu yang tiba-tiba merasa sedih awal tahun ini.

Jangan biarkan january blues menghambat kamu untuk mencapai tujuan dan impian kamu di tahun baru ini. Tetaplah berpikir positif, bersyukur, dan berusaha. Semoga sukses dan bahagia selalu!

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel