Ceritanya begini, Elon Musk dan Mark Zuckerberg sedang bersaing melalui platformnya masing-masing.
Elon Musk dengan Twitter rebranding jadi ‘X’. Di lain pihak, Mark Zuckerberg dengan Meta berikut platform media sosial barunya, Threads, yang sengaja dirancang untuk jadi pesaing Twitter.
Skip dulu soal Elon Musk dan segala obsesinya tentang ‘X’. Skip juga dengan persaingan Meta dengan X/Twitter. Mari memperbincangkan Threads.
Platform media sosial terbaru dari Meta itu memang melejit bahkan sejak awal diluncurkan awal Juli 2023. Threads bikinan Meta telah memiliki sekitar 100 juta pengguna, rekor pertumbuhan media sosial tercepat sepanjang sejarah. Moncer!
Sayangnya, masa bulan madu Threads by Meta tak berlangsung lama.
Similarweb mencatat ada penurunan pengguna harian dalam seminggu sejak peluncurannya. Pada puncak pengguna harian, mereka sempat mencapai 49 juta pengguna harian pada 7 Juli 2023. Setelahnya, terus turun hingga 23,6 juta pengguna harian pada 14 Juli 2023.
Omong-omong soal peluncuran Threads, apakah kamu menemukan satu hal menarik dari platform ini?
Setidaknya, ada satu hal yang rupanya belum disadari banyak orang: soal domain yang digunakan Threads-nya Meta.
Percaya atau tidak, threads.com bukan bikinan Meta.
Threads juga punya punya pesaing. Dengan merek yang sama pula: sama-sama ‘Threads’.
Yep, Threads by Meta menggunakan domain [.]net., bukan [.] com.
- Threads bikinan Meta: threads.net
- Threads yang bukan bikinan Meta: threads.com
Tampilan antar muka alamat situs tersebut adalah sebagai berikut:
Threads.com bukan milik Meta
Ibarat ketiban rezeki, threads.com jadi amat populer karena kesamaan nama. Berkat kesuksesan Threads by Meta, mereka mulai diperbincangkan lho. Ternyata, kebingungan perihal brand yang sama ini menguntungkan mereka.
Mungkin kita belum terlalu mengenal Threads yang bukan bikinan Meta. Wajar saja, karena ini merupakan perusahaan start-up yang belum terlalu dikenal.
Sekiranya kamu familiar dengan Slack, Trello maupun platform koordinasi lain, mungkin telah mengenalnya. Mungkin lho.
Threads yang bukan bikinan Meta terang-terangan mengaku bahwa mereka adalah pesaing Slack. Kira-kira sama dengan Threads bikinan Meta yang diklaim Mark Zuckerberg sebagai alternatif Twitter.
Start-up yang berbasis di San Fransico ini didirkan pada 2017, dan kini telah mengumpulkan dana sebesar 10,5 juta Dolar AS.
Soal kebingungan merek, Threads yang bukan bikinan Meta menyikapi dengan santai (dan dengan gaya humoris pula). Selain karena memang berbeda lini bisnis, mereka toh menang beberapa langkah dari Meta.
Threads.com juga pemilik @threads di Twitter
Di Twitter, Threads yang bukan bikinan Meta juga menjadi pemilik akun dengan handle @threads.
Kini profil Twitter mereka dibikin lebih jelas agar tak disangka bikinan Meta.
“Threads adalah pengganti Slack yang dirancang untuk para pembuat karya.
Oh iya, kami tidak memiliki afiliasi dengan Meta. Tetapi, kalian boleh kok tetap berada di sini! [emoji cool].”
Beberapa saat setelah Threads bikinan Meta diluncurkan, mereka juga meresponnya dengan menebar meme Spiderman dan Spiderman saling menunjuk. Ini mereka lakukan untuk merespon kebingungan merek ‘Threads’.
Kurang lebih meme spiderman itu menggambarkan:
Pertanyaan:
“Siapa yang Threads?”
Jawaban:
Threads bikinan Meta menuntuk Threads yang bukan bikinan Meta. Sebaliknya, Threads yang bukan bikinan Meta menunjuk Threads bikinan Meta.
Baca Juga: Apa Itu Threads Circle, Fitur dan Manfaatnya
Respon threads.com
Pada Fast Company, salah satu pendiri threads.com dan kini menjabat sebagai CEO, Rousseau Kazi mengatakan bahwa pihaknya terinspirasi dari istilah ‘threads’ di internet saat membuat start-up tersebut.
“Threads adalah istilah yang amat kuat dan merupakan istilah asli dari internet. Menggunakan ‘threads’ di berbagai platform untuk tetap terhubung dengan tim dan perusahaan Anda,” ujar Kazi sambil berpromosi.
“Tidak mengherankan jika Meta memilih label yang kuat untuk merepresentasikan upaya mereka membangun wadah interaksi sosial.”
Salah satu perwakilan start-up tersebut menambahkan bahwa Meta tidak menghubungi secara resmi perusahaan mereka sebelum meluncurkan Threads (bikinan Meta).
Mereka juga menyadari bahwa kebingungan ini kemungkinan akan menguntungkan Meta.
Meski demikian, mereka juga mengatakan bahwa mereka tak ada masalah dengan Meta karena kebingungan merek ini malah meningkatkan kunjungan ke situs mereka.
Pada saat yang bersamaan, brand mereka juga kian dikenal, dan ini bisa jadi modal untuk bersaing dengan perusahaan lain seperti Zoom.
Threads by Meta bukan satu-satunya yang menggunakan domain alternatif
Beberapa merek juga mengalami kasus serupa. Punya nama brand yang sama, dan pada akhirnya mesti membedakan diri dengan alamat situs yang berbeda.
Finlandia
- Finlandia (brand vodka): finlandia.com
- Finlandia (brand keju): finlandiachesee.com
Dove
- Dove (produk kecantikan): dove.com
- Dove (brand cokelat): dovechocolate.com
Delta
- Delta (maskapai penerbangan): delta.com
- Delta (keran): deltafaucet.com
Ada sedikit perbedaan dari nama-nama di atas jika dibanding kesamaan merek ‘Threads’, yakni merek-merek tersebut menambahkan bidang industri mereka pada alamat situs mereka. Persamaannya, menggunakan domain [.]com.
Sementara, Threads bersaing untuk nama yang sama persis tanpa menambahkan penjelasan bidang industri. Bedanya, Threads bikinan meta akhirnya memilih domain [.]net.
Persoalan atau tidak, domain [.]net terdengar kurang familiar. Umumnya, merek-merek ternama menggunakan domain [.]com.
Sebetulnya, tak jadi masalah juga karena [.]net dan [.]com sama-sama tergolong sebagai top level domain. Hanya terdengar kurang familiar saja.
Pendiri Threads (Start-up) pernah bekerja untuk Meta
Rousseau Kazi ternyata juga pernah menjadi karyawan Meta. Ia bekerja selama 6 tahun di Meta, di bagian manajemen produk sejak tahun 2011 hingga 2017.
Setelahnya, ia cabut dari Meta, dan menjadi salah satu penggagas berdirinya Threads (yang bukan bikinan Meta).
Kazi mengakui bahwa petinggi-petinggi Meta adalah orang-orang yang berdampak pada dirinya, terutama dalam hal karier.
“Mark Zuckerberg, Adam Mosseri (pimpinan Instagram saat ini), dan tim di Meta adalah orang-orang berpengalaman terbaik dan saya pernah bekerja bersama mereka. Orang-orang itu adalah mentor bagi saya, dan banyak yang saya pelajari dari mereka,” kata Kazi.
Kazi juga menyampaikan optimismenya pada Threads by Instagram. Baginya, platform itu adalah produk yang sesuai dengan keahlian mereka.
“Seperti yang telah kami lakukan dengan Threads dan threads.com, kami akan terus fokus menjadikannya platform terbaik untuk berhubungan dan berkomunikasi di tempat kerja. Dengan berbagai peluang yang ada, rencana pengembangan yang menarik, dan tim yang luar biasa yang selalu saya syukuri setiap hari, saya sangat antusias untuk melihat apa yang akan kami capai selanjutnya.”