Sediksi.com – Melalui pernyataan Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia (WOSM) pada hari Senin (7/8) siang, semua peserta Jambore Dunia 2023 Korea Selatan diminta segera meninggalkan tempat perkemahan karena adanya ancaman topan Khanun.
WOSM merilis pernyataan resmi ini setelah pagi ini menerima konfirmasi dari pemerintah Korsel bahwa demi mencegah dampak topan Khanun yang tidak diharapkan, semua peserta jambore diminta mengosongkan Saemangeum lebih awal, lokasi mereka berkemah.
Topan Khanun yang bergerak dari Tiongkok, Jepang, lalu Korsel sejak awal Agustus ini sudah menyebabkan kerusakan akibatnya curah hujan dan angin yang tinggi mencapai masing-masing 220 km/jam dan 119-158 km/jam.
Mulai dari runtuhnya jembatan di Beijing, Tiongkok pada, hingga menyebabkan kematian dua warga Jepang, serta 166.000 rumah mengalami pemadaman listrik.
Hampir seluruh Korsel diprediksi terdampak Topan Khanun mulai Rabu
Hingga Senin, 7 Agustus, topan Khanun masih melanda Okinawa, daerah paling selatan Jepang.
Topan Khanun bergerak ke utara menuju Korea yang telah diprediksi oleh Badan Meteorologi Korsel (BMKS) akan tiba mulai Rabu.
Sehingga, daerah pertama yang akan terdampak oleh topan Khanun yaitu Semenanjung Korea bagian selatan yang di antaranya Busan, Ulsan, Provinsi Gyeongsang.
Mengingat sifat pergerakan topan Khanun, topan ini akan ‘mengunjungi’ seluruh area Korsel kecuali Provinsi Jeolla Selatan, meski BMKS juga menghimbau agar penduduk di provinsi tersebut tetap waspada.
Sementara itu, lokasi perkemahan Jambore Dunia 2023 terletak di area terbuka hasil reklamasi bernama Saemangeum, Kota Buan, Provinsi Jeolla Utara.
Dengan ini, tempat perkemahan Jambore Dunia 2023 yang diramaikan oleh sekitar 43.000 peserta berusia 14-17 tahun dari 158 negara ini dinyatakan tidak aman, akan terdampak oleh topan Khanun. Sehingga mereka harus segera dipindahkan sebelum Rabu.
Menlu RI: belum ada rencana pemulangan kontingen indonesia
500 dari total 1.569 kontingen Indonesia yang sudah tiba di Korsel sejak 30 Juli sedang sibuk mengikuti berbagai rangkaian acara Jambore Dunia 2023. Sedangkan kloter kedua atau sisanya dijadwalkan akan tiba pada 7 Agustus.
Kehadiran mereka pada hari Minggu tersebut sempat disambut oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Korsel di Gedung Kedutaan Indonesia di Seoul, Korsel.
Terkait cuaca panas ekstrem Korsel yang menyebabkan lebih dari 800 peserta Jambore dilarikan ke rumah sakit seminggu belakangan, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) akhirnya menyampaikan responnya pada hari Minggu (6/8).
“Belum. Belum. Tadi pas sebelum mulai ini sudah masuk Istana, saya melakukan telepon lagi dan saya tanya rencana mereka dan so far (sejauh ini) belum ada rencana apa-apa,” ucap Retno Marsudi, Menlu RI kepada wartawan saat ditemui setelah acara Istana Berkebaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Adi Pamungkas, Ketua Pusat Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Ka Pusinfo Kwarnas) juga melaporkan bahwa sampai saat ini kontingen Pramuka Indonesia yang berusia 14-17 tahun dalam kondisi baik.
Retno juga menambahkan harapannya terkait kontingen Indonesia yang masih akan meramaikan acara hingga agenda terakhir pada 12 Agustus nanti, “mudah-mudahan kondisi membaik dalam arti cuaca menjadi tidak semakin panas. Tetapi yang patut kita syukur adalah sebagian besar dari mereka dalam kondisi baik-baik saja.”
Kontingen Australia, AS, dan Inggris mengundurkan diri
Bukan hanya karena terdampak oleh cuaca panas ekstrem dan buruknya manajemen acara selama seminggu pertama, tapi juga adanya ancaman topan Khanun.
Topan Khanun diprediksi akan berlangsung selama seminggu sedangkan agenda Jambore Dunia Korea 2023 masih ada hingga minggu depan dengan beberapa aktivitasnya rencananya dilakukan di luar ruangan.
Sampai saat ini, kontingen Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah mengundurkan diri dari keseluruhan acara Jambore Dunia yang ke-25 ini.
Sejak 5 Agustus, kontingen AS telah dipindahkan ke Pangkalan Militer AS yang terletak 175 km dari tempat perkemahan.
Keputusan ini didahului oleh kontingen Inggris yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari Jamdun sejak 4 Agustus. Sekitar 4.500 kontingen Inggris, kontingen terbanyak tahun ini, telah berpindah ke hotel.
Alasan yang berbeda diputuskan oleh Australia. Australia memutuskan untuk mengundurkan diri dari seluruh sisa acara Jamdun 2023 pada 7 Agustus bukan karena panas, melainkan ancaman topan Khanun.
Terkait gelombang panas yang suhunya bisa mencapai rata-rata 35°C, warga Australia tidak merasa terganggu sama sekali.
Tapi keputusan mengundurkan diri dan pemulangan kontingen Australia ini pada akhirnya harus diambil demi keselamatan warga mereka sendiri.