Sediksi.com – Si kembar Rihana Rihani, tersangka kasus penipuan preorder iPhone akhirnya berhasil ditangkap oleh Polda Metro Jaya pada Selasa (4/7), usai sebelumnya mereka buron selama sebulan.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut, penangkapan tersebut terjadi pada pagi dini hari.
“Dari penyelidikan kami terhadap keberadaan tersangka ini, kami mendapatkan info dini hari tadi pagi,” ujarnya.
Usai mendapatkan informasi, timnya pun langsung melakukan penangkapan yang lokasinya berada di Apartemen M-Town Residence, Tangerang.
Inilah sejumlah fakta penangkapan Rihana Rihani usai sebulan jadi buronan.
Susah ditangkap karena pindah-pindah apartemen
Pada konferensi pers yang dilakukan Polda Metro Jaya usai tertangkapnya si kembar, Hengki mengatakan jika Rihana Rihani susah ditangkap karena mereka berpindah-pindah apartemen.
“Yang bersangkutan modusnya adalah menyewa apartemen melalui Airbnb pindah lagi-pindah lagi, makanya susah ditangkap. Cukup licin,” ucapnya.
Penjelasan lebih lanjut disampaikan oleh tim penyedik terkait dimana saja si kembar berada selama ini.
“Pertama tidak semuanya Airbnb, yang pertama mereka mengontrak di kawasan Greenwood Tangerang Selatan, kemudian berpindah ke Apartemen Pondok Indah, berpindah lagi di Apartemen Gandaria, yang terakhir ini sekitar 2 minggu terkahir bertempat tinggal di Apartemen M Residence di daerah Gading Serpong,” jelasnya.
Selain itu, terungkap jika Rihana Rihani menggunakan uang pinjaman dari keluarganya dan uang sisa yang mereka miliki.
“Jadi menggunakan uang juga dari keluarganya. Jadi, meminjam uang dari keluarga dan menggunakan uang yang ada sisa-sisa dari tersangka,” lanjut penyidik.
Sementara itu, tim penyidik tidak menampik jika memang ada keluarga dari si kembar yang mengetahui keberadaan mereka. Kendati demikian, keluarga tak banyak yang tahu soal pelarian si kembar.
“Jadi tidak semua keluarga tau keberadaan dari tersangka ini, ada dari dulu peminjaman uang yang dilakukan terhadap keluarga yang digunakan sekarang ini untuk selama mereka dalam pelarian ini. Hanya beberapa saja yang tahu, tapi tidak semua yang tahu mereka melaksanakan pelariannya ini,” terangnya.
Baca Juga: 3 Tips Mencegah Modus Penipuan Scan QR Code
Sulit ditangkap karena punya informan
Fakta sulitnya tertangkap si kembar ini ternyata tidak hanya karena posisi mereka yang suka berpindah-pindah tempat tinggal tetapi, juga adanya informan yang mereka miliki.
“Kami mendapatkan informasi juga bahwa yang bersangkutan sudah ada yang memberitahu bahwa akan dilakukan penangkapan oleh pihak kepolisian,” kata Hengki.
Saat ditanya mengenai siapa informan tersebut, Hengki tak menjelaskan. Ia hanya menyampaikan bahwa teknis penangkapan tersangka tidak bisa disampaikan secara langsung ke publik.
Para Korban si kembar
Sejauh ini, dari keterangannya pihak kepolisian total sudah ada 18 laporan dari para korban Rihana Rihani.
“Selain dilaporkan di Polda Metro Jaya, itu totalnya ada 18 laporan polisi, ini disatukan di Polda Metro Jaya,” ungkap Direskrimum Polda Metro Jaya.
Ia juga mengatakan tidak menutup kemungkinan mengenai jumlah korban yang bisa bertambah.
Salah satu korban di kembar, diungkap Hengki juga menjadi tersangka karena kasus preoder iPhone ini.
“Kami sudah konfirmasi kepada penyidiknya, hasil keterangan sementara ternyata saudara P ini selain menerima keutungan dari R tersangka, dia juga memberikan kepada reseller berikutnya jadi double, dari sini ngambil dari sini juga dan mens areanya ada niat jahatnya ada,” tuturnya.
Hengki melanjutkan, kasus tersebut sudah dipihak kejaksaan dan hasil penyelidikan jaksa layak untuk disidangkan.
“Tetap kita adakan pemeriksaan,” imbuhnya.
Baca Juga: Penggalangan Dana untuk Polisi Prancis Pembunuh Nahel Berhasil Mengumpulkan 24 Miliar Rupiah
Kebohongan Rihana-Rihani
Direskrimum Polda Metro Jaya dan tim penyidik di lapangan mengungkap bahwa ada keterangan dari Rihana Rihani yang berbohong.
“Mereka ini menyebutkan ada keterlibat atas nama Gita dan Akbar katanya petugas daripada gudang iPhone sehingga bisa memperoleh harga lebih murah, tapi setelah kita periksa itu adalah fiktif,” kata Hengki menyebutkan kebohongan si kembar.
Selain itu, tim penyidik menyebut jika ada anggota keluarga si kembar yang akan melaporkan keduanya karena merasa menjadi korban.
“Dan bagian dari keluarganya juga apakah yang terlibat atau tidak? Bahkan kami mendapatkan informasi tadi, hari ini keluarganya akan melaporkan kedua orang ini karena keluarganya juga menjadi korban dari tindakan saudara RA dan RI,” terangnya.