Sediksi – Istilah split bill pasti sudah tidak asing lagi didengar bagi kebanyakan orang. Masih menjadi satu perdebatan apalagi diterapkan dalam hubungan romantis. Sebetulnya salah gak sih split bill saat kencan?
Sudah sejak lama diyakini secara luas bahwa cowok memiliki kewajiban untuk menanggung segala pengeluaran si cewek selama ngedate atau saat kencan berlangsung. Membayari kencan dinilai sebagai bentuk dari tanggung jawab. Sekalinya salah satu pihak mengajak untuk split bill akan memunculkan tanda tanya yang banyak diperdebatkan hingga sampai saat ini.Â
Lalu sebetulnya, salah gak sih menerapkan split bill saat kencan?
Arti Split Bill
Secara bahasa, istilah split bill berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti membagi tagihan. Memaknai konsep membagi tagihan ini sebetulnya memiliki banyak bentuk, mulai dari membayar tagihan dengan cara dipisah, patungan atau bisa juga diartikan membayarnya sendiri-sendiri.
Sebetulnya penerapan split bill bukanlah hal yang baru untuk dilakukan. Aktivitas berbagi tagihan ini, normal dilakukan dalam hubungan pertemanan, saat sedang makan bersama-sama. Namun, hal itu akan berbeda jika diterapkan dalam hubungan romantis.
Laki-laki kerap dianggap sebagai pihak yang dominan. Meski tidak selalu demikian, kencan juga kemudian turut dibayangkan ‘dimodali’ oleh laki-laki. Persoalan ini sebetulnya mengemukakan ekspektasi bahwa laki-laki harusnya begini-begitu.
Sehingga jika menerapkan split bill, hingga saat ini kadangkali masih dipertanyakan dan bahkan dianggap hal yang tidak wajar untuk dilakukan.
Perbedaan Prespektif Soal Split Bill
Dalam hubungan romantis tradisional, memang sudah diamini sejak lama bahwa cowok memiliki kewajiban untuk menanggung segala bentuk pengeluaran saat ngedate bersama pasangannya.
Dalam perspektif cowok, sikap ini memang dinilai sebagai bentuk tanggung jawab, karena sudah membawa keluar anak gadis orang. Sehingga jika tidak dilakukan, biasanya akan menimbulkan perasaan bersalah pada diri si cowok, dianggap tidak sopan atau bahkan akan merasa dianggap cowok gak modal.Â
Di lain pihak, dalam perspektif cewek, ada sebagian yang memang merasa bahwa sudah kodratnya untuk diperlakukan istimewa. Salah satunya dengan dibayarin saat lagi ngedate. Tapi sebagian lagi ada yang galau dengan merasa tidak adil dan belum ada kewajiban, karena masih dalam hubungan pacaran.
Jika ditarik mundur, istilah split bill dalam konteks hubungan romantis sudah muncul sejak tahun 1960-an. Lahir dari Amerika, konsep ini didorong oleh para perempuan yang sadar untuk menolak dan menilai sebagai hal yang tidak sopan saat dibayarkan makanannya oleh laki-laki.
Menghasilkan dua perspektif yang cukup kontradiktif antara pihak si cowok dan si cewek, lalu gimana dong kalo diterapin saat ngedate? Bagaimana seharusnya split bill saat first date, dan seterusnya?
Salah Gak Sih Split Bill Saat Kencan?
Jadi sebetulnya kalau ditanya salah atau nggak sih nerapin split bill saat ngedate itu? Jawabannya adalah tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah.
Menurut psikolog dari Shine Consulting, Lina Karlina, split bill yang diartikan sebagai istilah yang menggambarkan siapa yang membayar makan, baik itu dibayarkan oleh pihak cewek atau cowok, sebetulnya ini hanyalah masalah etika.Â
Dalam kata lain, pemaknaan salah atau tidaknya split bill saat ngedate, itu kembali lagi pada siapa yang diajak dan siapa yang mengajak ngedate. Hal ini karena setiap orang memiliki pandangan serta etikanya masing-masing dalam memaknai suatu hal.Â
Sebetulnya, konsep split bill saat kencan bisa diobrolkan sesuai kesepakatan. Hanya saja, masing-masing pihak sudah kadung memiliki ekspektasi.
Lempar pertanyaan ke diri sendiri bisa jadi langkah untuk memangkas ekspektasi. Misalnya, tanyakan pada diri sendiri, “apakah saya yang harus mengongkosi kencan?” atau “apakah saya berkenan untuk dibayari?”. Jawaban dari pertanyaan itu menggambarkan ekspektasi yang dimiliki seseorang.
Memang tidak ada aturan baku yang mengharuskan si laki-laki untuk membayar seluruh pengeluaran saat ngedate. Jadi sebenarnya gak ada salahnya juga sih, jika salah satu bersedia ingin membayarkan sepenuhnya ataupun menerapkan split bill saat date berlangsung.
Baca Juga: Ketika Pasangan Sering Ngirim Video Random
Etika Split Bill
Nah karena ini sebetulnya hanyalah masalah etika. Biar gak salah paham dan menimbulkan kegaduhan. Berikut 3 etika yang harus betul diperhatikan, jika ingin menerapkan split bill saat ngedate. Apa aja ya itu?
Buat kesepakatan bersama
Hal utama dan paling penting dalam menerapkan split bill khususnya saat ngedate adalah capai kesepakatan bersama. Menerapkan cara satu ini sangat berguna khusunya untuk menghindari perasaan bersalah apalagi keributan soal siapa yang akan bayar.
Diskusikanlah sebelum memesan dan buatlah kesepakatan bersama terkait bagaimana sistem bayar saat ngedate. Selain bertujuan agar sama-sama jelas, membuat kesepakatan juga dapat membantu agar tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.
Komunikasi menjadi kunci
Dalam menghadapi kondisi apapun, komunikasi terbuka adalah kunci jawabannya. Salah satunya jika ingin menerapkan split bill saat ngedate. Tidak ada salahnya untuk berterus terang diawal terhadap pasangan, dari pada diakhir muncul perasaan tidak enak oleh salah satu pihak.
Selain itu, pentingnya melalui komunikasi terbuka juga bisa menjadi kunci untuk menghasilkan kesepakatan bersama.
Basa-basi itu harus
Terakhir, ingat basa basi itu penting. Khusus buat pihak yang memang dibayarkan saat ngedate. Tidak ada salahnya untuk tetap bertanya kembali soal sistem membayar makanan dan jangan sungkan untuk tawarkan apakah ingin split bill. Hal ini tentu baik sebagai bentuk menghargai karena sudah dibayarkan.
Nah jika situasinya memang sudah dibayarkan, alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan bergantian membayar pada kesempatan kencan selanjutnya ya.
Memang tidak ada yang benar ataupun salah dalam menilai split bill saat kencan. Jadi, solusi terbaiknya adalah perhatikan etikanya dan komunikasikan terlebih dahulu unutk mencapai kesepakatan bersama agar sama-sama jelas dan tidak merasa dirugikan.
Inget etika itu penting ya!