Sediksi.com – Hampir semua penggemar sepak bola familiar dengan sebuah lagu ikonik yang selalu diputar sebelum laga Liga Champions digelar. Lalu, bagaimana sejarah anthem Liga Champions hingga bisa begitu populer?
Anthem UEFA Champions League ini memang menjadi salah satu lagu yang paling digemari di dunia sepak bola. Ia seolah mampu membius para penggemar di setiap gelaran partai kompetisi antar klub Eropa terbesar ini.
Berikut ini akan diulas mengenai sejarah anthem Liga Champions serta bagaimana lagu tersebut bisa begitu memikat, tidak hanya para penggemar, namun juga para pemain.
Sejarah Anthem Liga Champions
Asal Mula
Sejarah anthem Liga Champions dimulai pada 1991. Kala itu, badan yang mewadahi sepak bola Eropa, UEFA, memutusakn untuk melakukan branding ulang terhadap kompetisi tertinggi antar klub Eropa yang sebelum 1992 masih dikenal dengan nama European Cup.
UEFA saat itu bekerja sama dengan partner komersial mereka TEAM (Television Event and Media Marketing) dalam mengerjakan proses rebranding. Dari sini lahir hal-hal, seperti nama baru kompetisi (UEFA Champions League), logo ‘bola bintang’ (starball), dan anthem Liga Champions.
Khusus untuk anthem, komposer asal Inggris, Tony Britten, menjadi orang yang ditugaskan untuk menulis sebuah lagu yang mencerminkan semangat serta nilai prestise kompetisi ini.
Lagu tersebut diharapkan mampu menggambleng kompetisi baru ini demi memperbaiki serta meningkatkan citra sepak bola.
“Itu (penugasan menulis lagu) sudah lama sekali dan sejujurnya itu hanyalah sebuah pekerjaan bagi saya,” kenang Britten dikutip dari BBC.
“Kompetisi antar klub Eropa lama (European Cup) telah menjadi kompetisi yang sangat melelahkan dan UEFA saat itu ingin mengangkat sepak bola di tengah permasalahan hooliganisme di seluruh Eropa saat itu.”
Dalam proses penulisannya, Britten mengadopsi Zadok Priest karya seorang komposer abad 18, George Frideric Handel. Zadok Priest sendiri merupakan anthem upacara penobatan raja/ratu Britania Raya.
Sementara untuk lirik lagu, Britten memasukkan beberapa superlatif, seperti ‘The Greatest’, ‘The Best’, ‘The Masters’, ‘The Main Event’, dan ‘The Champions’, yang beberapa di antaranya kemudian diterjemahkan ke dalam 3 bahasa resmi UEFA, yaitu bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis.
Dikutip dari BBC, proses rekaman dilakukan di sebuah studio di Islington dengan menggunakan paduan suara Academy of St Martin serta Royal Philharmonic Orchestra.
Proses penulisan anthem UEFA Champions League sendiri rampung hanya dalam waktu beberapa hari saja, dan produksi lagu tersebut selesai dalam waktu beberapa minggu.
Baca Juga: Format Liga Champions 2024-2025: Model Penyisihan Grup Ditiadakan serta Hal-Hal Baru Lainnya
Daya Magis Anthem Liga Champions
Sejarah anthem Liga Champions selanjutnya bergerak menuju popularitasnya. Ia dengan cepat menjadi favorit para pemain dan penggemar.
Anthem ini akan selalu diperdengarkan kepada seisi stadion di setiap partai Liga Champions. Umumnya, reff dari lagu akan diputar di saat para pemain dari kedua keseblasan berbaris sejajar sebelum laga dimulai. Ia juga akan diperdengarkan di partai puncak saat tim juara mengangkat piala.
Selain itu, saluran yang menyiarkan kompetisi termegah antar klub benua biru ini juga akan memutar anthem Liga Champions kepada para penonton di awal dan di akhir acara.
Keterkaitannya dengan pertandingan-pertandingan besar yang ditonton oleh jutaan orang, baik dari stadion maupun layar kaca, di seluruh dunia membuat anthem ini semakin akrab di telinga banyak orang.
Melodi serta lirik yang kuat mampu menciptakan atmosfir yang membuat para pendengarnya merasakan kegembiraan serta sudah tidak sabar lagi untuk menyaksikan atau menjalani pertandingan.
Legenda sepak bola dunia, Zinedine Zidane, merangkum kemegahan anthem Liga Champions saat ia mengatakan, “Ajaib… sebuah keajaiban di atas segalanya. Ketika anda mendengar anthem itu, anda akan langsung terpikat.”
Sementara salah satu pesepakbola terbaik sepanjang sejarah, Lionel Messi, mengatakan bahwa anthem tersebut akan membuat anda menyadari betapa spesial dan pentingnya kompetisi Liga Champions.
Penjaga gawang legendaris Italia, Gianluigi Buffon, selalu merasa emosional tiap kali ia mendengar anthem Liga Champions. Sementara penyerang andalan Manchester City, Erling Haaland, menggunakan lagu tersebut sebagai alarm bangun tidurnya.
“Saya terbangun karena lagu itu setiap hari—dan saya tidak akan pernah bosan mendengarnya. Saya selalu mengawali hari dengan sempurna.”
Lirik Anthem Liga Champions beserta Artinya
Berikut lirik resmi anthem Liga Champions yang terdiri dari 3 bahasa (Prancis, Jerman, Inggris) serta artinya dalam bahasa Indonesia.
Ce sont les meilleures équipes (Inilah para tim terbaik)
Sie sind die allerbesten Mannschaften (Mereka adalah para tim terbaik)
The main event (Acara utama)
Die Meister (Sang master)
Die Besten (Yang terbaik)
Les grandes équipes (Para tim terbesar)
The champions (Para juara)
Une grande reunion (Pertemuan akbar)
Eine große sportliche Veranstaltung (Acara olahraga besar)
The main event (Acara utama)
Ils sont les meilleurs (Mereka yang terbaik)
Sie sind die Besten (Mereka yang terbaik)
These are the champions (Inilah para juara)
Die Meister (Sang master)
Die Besten (Yang terbaik)
Les grandes équipes (Para tim terbesar)
The champions (Para juara)
Demikian ulasan mengenai sejarah anthem Liga Champions. Tak pelak, lagu ini akan selalu mendapatkan tempat di hati para penggemar serta pemain sepak bola. Lirik yang kuat serta alunan musik megah hampir selalu dapat menghipnotis penikmatnya untuk melantunkan “THE CHAAAMPIOOONSS!”