Sejarah Trofi Liga Champions, Ternyata Awalnya Memiliki Desain Berbeda

Sejarah Trofi Liga Champions, Ternyata Awalnya Memiliki Desain Berbeda

Trofi Liga Champions

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Trofi Liga Champions adalah salah satu piala paling populer dan ikonik dalam dalam sepak bola. Selain karena reputasi yang dimiliki kompetisi tempat trofi ini diperebutkan, bentuk dari trofi Liga Champions juga terbilang cukup unik dan elegan.

Hampir semua pecinta sepak bola sudah familiar dengan trofi yang bentuk gagangnya menyerupai kuping besar ini dan pasti akan langsung mengaitkannya dengan kompetisi tertinggi antar klub Eropa.

Meskipun demikian, trofi tersebut ternyata tidak selalu menjadi bagian dari Liga Champions semenjak kompetisi ini dilangsungkan pertama kali pada 1955. Lalu, bagaimana sejarah dari piala termegah di dataran Eropa ini? Berikut ulasannya.

Sejarah Trofi Liga Champions

Awalnya Memiliki Desain Berbeda

Sejarah Trofi Liga Champions, Ternyata Awalnya Memiliki Desain Berbeda - 1280px 1962 European Cup in Museu Cosme Dami%C3%A3o
Gambar: Bentuk Trofi European Cup 1955-1966/Wikimedia

Trofi Liga Champions UEFA (UCL) yang kita kenal seperti sekarang ternyata baru mulai digunakan pada 1967, atau setelah 12 tahun kompetisi ini berjalan. Sebelumnya trofi yang diberikan kepada pemenang European Cup (nama lama Liga Champions) berbentuk lain.

Trofi original tersebut berasal dari donasi yang diberikan koran olahraga asal Prancis, L’Equipe. Menyusul dominasi Real Madrid di kompetisi ini, trofi versi lawas tersebut digantikan dengan versi baru. Mengapa demikian?

Seperti yang sudah diketahui, Los Blancos tampil dominan dengan memenangkan 5 edisi pertama European Cup, yaitu pada tahun 1956, 1957, 1958, 1959, dan 1960. Selanjutnya, pada musim 1965/66, Madrid kembali keluar sebagai juara, yang mana merupakan gelar ke-6 mereka.

Desain Trofi Mengalami Perubahan

Sejarah Trofi Liga Champions, Ternyata Awalnya Memiliki Desain Berbeda - Perubahan desain trofi Liga Champions
Gambar: getty images

Dilansir dari majalah UEFA Direct, hal ini membuat Komite Eksekutif UEFA memutuskan, pada Maret 1967, untuk memperbolehkan Real Madrid menyimpan trofi original tersebut. Komite kemudian menyediakan dana sebesar 10 ribu Swiss francs untuk mendesain trofi terbaru.

Seorang jauhari asal Swiss, Jörg Stadelmann, menjadi sosok dibalik trofi European Cup yang baru ini. Dikutip dari situs resmi UEFA, piala tersebut berwarna silver, dengan tinggi 73,5 cm, dan berat 7,5 kg. Ia memiliki dua gagang besar yang kemudian dikenal dengan sebutan “big ears” (kuping besar).

Bagi Stadelmann, menentukan desain yang sesuai untuk trofi ini sendiri bukan pekerjaan mudah.

“Saya bersama ayah saya, Hans, pergi ke kantor Herr Bangerter dan menutupi seluruh lantai dengan gambar.

“Dia memberi komentar seperti, ‘Orang Bulgaria akan menyukai bagian bawahnya. Orang Spanyol akan menyukai ini tetapi orang Italia akan lebih suka yang itu, dan orang Jerman akan melakukan hal ini.’ Kami menyusun desainnya seperti mengerjakan puzzle,” kenang Stadelmann disadur dari laman UEFA.

Selain itu, pembuatan trofi baru ini menghabiskan waktu 340 jam.

“Trofi ini harus selesai pada tanggal 28 Maret, karena saya akan menikah dan harus membawa istri dalam perjalanan kapal selama 10 hari ke Los Angeles. Setelah pekerjaan saya selesai, proses finishing dilakukan oleh pengukir, Fred Bänninger. Dan dengan senang hati saya sampaikan bahwa pekerjaan ini selesai tepat waktu,” ucap Stadelmann.

Di bagian depan trofi terdapat sebuah kalimat bertuliskan “Coupe des Clubs Champions Européens,” yang artinya “Piala Kejuaraan Antar Klub Eropa.”

Pada 1994, desain bagian depan trofi Liga Champions mengalami sedikit perubahan, di mana kalimat “COUPE DES CLUBS CHAMPIONS EUROPÉENS” semuanya ditulis dalam huruf kapital.

Siapa yang Boleh Menyimpan Trofi Liga Champions?

Sejarah Trofi Liga Champions, Ternyata Awalnya Memiliki Desain Berbeda - Liverpool UCL 2005
Gambar: Liverpool meraih gelar Liga Champions kelimanya pada 2005/getty images

Glasgow Celtic menjadi klub pertama yang mendapat kehormatan mengangkat trofi versi terbaru ini setelah mereka menumbangkan Inter Milan 2-1 pada final European Cup musim 1966/67.

Dikutip dari laman resmi UEFA, memasuki musim 1968/69, sebuah aturan baru diberlakukan yang menetapkan bahwa piala ini akan menjadi milik dari klub yang berhasil memenangkan kompetisi ini sebanyak 5 kali atau 3 kali secara beruntun.

Setelah mencapai torehan tersebut, maka klub yang bersangkutan akan memasuki siklus baru lagi dari nol. Setelah Real Madrid pada 1967, terdapat beberapa klub lain yang pernah memperoleh kehormatan ini.

Di antaran ialah Ajax Amsterdam pada 1973 (juara 3 kali beruntun), FC Bayern Munich pada 1976 (juara 3 kali beruntun), AC Milan pada 1994 (gelar ke-5), serta Liverpool pada 2005 (gelar ke-5).

Namun, pada musim 2008/09, aturan ini diubah. Klub yang sukses keluar sebagai juara Liga Champions—tidak peduli apakah itu kemenangan ke-5 atau ke-3 secara beruntun—berhak menyimpan piala yang asli selama 10 bulan dan selanjutnya akan menerima piala replika untuk disimpan.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel