Sediksi.com – Dinobatkan sebagai Film Cerita Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2023, film Women from Rote Island akhirnya akan tayang di bioskop tanah air.
Sinopsis film Women from Rote Island menceritakan tentang kisah pilu buruh migran Indonesia. Naskah film drama ditulis dan disutradarai oleh Jeremias Nyangoen, yang juga pernah terlibat dalam sejumlah film ber-setting Indonesia Timur, seperti Atambua 39 Derajat Celcius (2012), Di Timur Matahari (2012), Denias, Senandung Di Atas Awan (2006), hingga Rumah Merah Putih (2019).
Pada malam penghargaan FFI yang berlangsung 14 November 2023 lalu, tak hanya membawa pulang piala citra kategori Film Cerita Panjang Terbaik tetapi, juga Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.
Women from Rote Island juga sudah ditayangkan di beberapa festival film internasional, seperti Busan International Film Festival (BIFF), Barcelona Film Festival, dan Q Cinema International Film Festival.
Sementara, baru akan diputar di bioskop tanah air secara perdana pada Kamis, 22 Februari 2024. Simak dulu, ulasan dari Sediksi mengenai sinopsis film Women from Rote Island sebelum menyaksikannya.
Daftar Pemain Film Women from Rote Island
Punya alur cerita yang mengangkat isu sosial tentang kasus migran di Indonesia, film ini diperankan oleh beberapa aktor yang mungkin namanya tak familiar di telinga penonton. Meski begitu, mereka berperan dengan sangat apik menunjukkan berbagai karakter.
Berikut, daftar pemain film Women from Rote Island.
- Merlinda Dessy Adoe berperan sebagai Orpha
- Irma Novita Rihi berperan sebagai Martha
- Bani Sallum Ratu Ke berperan sebagai Bertha
- Van Jhoov berperan sebagai Damar
- Maria Dona Ines
- Leonard Leo Leba
- Putri Diana Soarez Moruk
- Yulius Oktavianus
- Chelsi Tasi
Sinopsis Film Women from Rote Island
Sinopsis film Women from Rote Island mengisahkan tentang kehidupan Orpa dan kedua anak perempuannya di pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Orpa adalah seorang janda yang harus membesarkan kedua anaknya sendirian setelah suaminya, Abraham, meninggal dunia.
Abraham meninggalkan pesan terakhirnya bahwa tidak akan ada pemakaman sampai Martha, anak sulungnya pulang dari Malaysia. Martha sendiri di Malaysia bekerja sebagai buruh migran ilegal di perkebunan kelapa sawit di Sabah, Malaysia.
Dia pergi ke sana dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, nasib malang menimpanya. Dua tahun berada di negeri orang itu, Martha justru mengalami depresi berat karena pemerkosaan yang ia alami saat bekerja.
Martha yang akhirnya pulang ke desanya, disambut bahagia oleh Orpha, sang ibunda dan adiknya, Bertha.
Namun, trauma yang dialami Martha juga membuatnya sulit beradaptasi kembali di kampung halamannya. Dia juga harus menghadapi tekanan dari masyarakat yang menganggapnya sebagai perempuan berkelamin darah, yaitu perempuan yang tidak suci dan tidak layak untuk dinikahi.
Sebagai kepala keluarga, Orpha berusaha melindungi Martha dari perlakuan buruk orang-orang. Bertha, anak kedua Orpa, juga membantu ibunya untuk bekerja. Terlebih, mereka juga hidup dari lingkungan yang kurang kondusif.
Film ini menggambarkan bagaimana Orpha dan anak-anaknya berjuang untuk bertahan hidup dan mencari kebahagiaan di tengah kesulitan dan ketidakadilan yang dialami.
Alasan Harus Nonton Film Women from Rote Island
Itulah sinopsis film Women from Rote Island. Selain itu, film ini juga sangat layak ditonton karena memiliki alur cerita mengangkat isu sosial yang banyak juga dialami atau terjadi pada buruh migran.
Filmnya berlokasi di Baru Termanu, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diproduksi perdana oleh PH Langit Terang Sinema.
Film ini awalnya berjudul Mama Martha: Wanita di Ladang Gula. Menurut Jeremias, film tersebut didedikasikan untuk para perempuan korban pelecehan dan kekerasan seksual, juga para ibu yang berjuang dalam mencari keadilan demi anak-anak korban kejahatan seksual di NTT.
Banyak hal disoroti dalam film Women from Rote Island selain khususnya perempuan dan buruh migran Indonesia, juga menyoroti masalah diskriminasi, kekerasan, perdagangan manusia, kemiskinan, dan tradisi yang menindas perempuan di masyarakat.
Lewat film ini, penonton juga akan melihat dampak psikologis yang ditimbulkan oleh pengalaman traumatis para korban. Juga mengajak kita untuk lebih peduli dan berempati terhadap nasib dan hak-hak mereka sebagai manusia.
Women from Rote Island merupakan film yang menginspirasi dan memberi harapan kepada kita semua. Film ini menampilkan karakter-karakter yang kuat, tangguh, dan berani dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang ada di depan mereka.
Film yang sangat menguras emosi ini, penuh dengan nilai-nilai positif yang akan juga mengajak kita untuk tidak menyerah dan terus berjuang demi mencapai impian dan kebahagiaan kita.
Lantas, jangan lupa menonton film Women from Rote Island di bioskop Indonesia mulai Kamis, 22 Februari 2024.
