Sediksi – Pernah dengar tentang kisah Abu Nawas, seorang pujangga Arab yang terkenal dengan karya-karya sastranya yang penuh humor dan kritik sosial itu?
Namun, di balik sisi jenakanya, Abu Nawas juga memiliki sisi religius yang mendalam. Salah satu buktinya adalah syair Abu Nawas yang dikenal dengan nama Al I’tiraf atau pengakuan.
Syair Abu Nawas ini berisi tentang doa permohonan maaf kepada Allah SWT atas segala dosa yang pernah dilakukan oleh Abu Nawas. Syair ini sangat menyentuh hati karena menunjukkan kerendahan diri dan kesadaran akan kelemahan manusia di hadapan Sang Pencipta.
Syair ini juga mengajarkan kita untuk selalu berharap pada rahmat dan ampunan Allah SWT, meskipun dosa kita sebanyak pasir di lautan.
Syair Abu Nawas yang Terkenal
Berikut ini adalah syair Abu Nawas beserta bahasa Arab, cara baca, dan terjemahannya:
1.
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً
Ilahi lastu lil firdausi ahla
Ya Tuhanku, hamba tidak pantas menjadi penghuni surga
2.
وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
Wala aqwa ala naril jahimi
Namun hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka
3.
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ
Fahab lii taubatan waghfir dzunubi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku
4.
فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْم
Fainnaka ghofiruz dzambil adzimi
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
5.
ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ
Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali
Dosaku bagaikan pasir di lautan
6.
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ
Fa hablii taubatan yaa dzaal jalaali
Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
7.
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ
Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumin
Umurku ini setiap hari berkurang
8.
وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
Wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
9.
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka
Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu
10.
مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
Muqirrom bidzdzunuubi wa qod da’aaka
Dengan mengakui segala dosa dan telah memohon kepada Mu
11.
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ
Fain taghfir fa anta lidzaaka ahlun
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni
12.
فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ
Fain tathrud faman narjuu siwaaka
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Tak asing dengan liriknya kan? Syair Abu Nawas ini sering dijadikan puji-pujian oleh umat Islam, terutama pada bulan Ramadhan.
Syair ini juga sering dinyanyikan dengan berbagai macam irama dan nada. Salah satu versi yang populer adalah versi yang dibawakan oleh grup musik religi Opick. Syair ini juga menjadi inspirasi bagi banyak penyair dan seniman lainnya.
Syair Abu Nawas ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati dan tawadhu’ di hadapan Allah SWT. Tak pelak juga mengingatkan kita untuk selalu beristighfar dan memohon ampunan atas segala kesalahan dan kekhilafan yang kita lakukan.
Lirik yang tertuang juga menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Allah SWT yang selalu membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya.
Karya Sastra Lain
Abu Nawas ini memanglah seorang penyair Arab yang terkenal dengan karya-karya sastranya yang penuh humor dan kritik sosial. Beberapa karya-karya sastra Abu Nawas yang terkenal adalah:
- Al I’tiraf atau Pengakuan, sebuah syair Abu Nawas yang berisi doa permohonan maaf kepada Allah SWT atas segala dosa yang pernah dilakukan oleh Abu Nawas. Ini adalah syair di atas tadi, sangat menyentuh hati dan mengajarkan kita untuk selalu berharap pada rahmat dan ampunan Allah SWT.
- Kisah Seribu Satu Malam, sebuah kumpulan cerita rakyat Timur Tengah yang berisi berbagai macam kisah, termasuk kisah Abu Nawas. Dalam kisah ini, Abu Nawas muncul sebagai tokoh yang cerdik, jenaka, dan bijaksana. Dia sering ditantang oleh raja Harun Ar-Rasyid maupun oleh teman-temannya dengan hal-hal yang aneh, berisiko, dan bahkan tidak mungkin terjadi.
- Kumpulan Puisi, sebuah koleksi puisi-puisi Abu Nawas yang membahas berbagai tema, seperti kehidupan kota, minuman anggur, cinta, nostalgia, puji-pujian, dan pertaubatan. Puisi-puisi Abu Nawas memiliki gaya bahasa yang indah, lugas, dan mengandung makna-makna mendalam.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita tentang syair abu nawas. Jika ada kesalahan atau kekurangan dalam artikel ini, saya mohon maaf dan mohon dikoreksi.
Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.