6 Tantangan Bekerja di Startup, Tak Selamanya Enak

6 Tantangan Bekerja di Startup, Tak Selamanya Enak

tantangan bekerja di startup

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Jika kamu tertarik atau sedang mencari pekerjaan di bidang startup, maka kamu harus memperhatikan hal-hal apa saja yang akan menjadi tantangan dan keuntungan yang akan kamu hadapi kelak.

Menurut Third Republic, kerja di startup bisa jadi lompatan karir yang luar biasa. Meski demikian, dunia ini sangat kompetitif. Ada banyak tantangan bekerja di startup yang bakal dihadapi.

Jadi kamu bisa punya gambaran soal dunia startup. Terutama buat kamu yang masih baru menjajal di bidang ini. Yaitu buat kamu para pencari kerja, fresh graduate, atau sedang pindah profesi.

Dalam artikel ini akan dibahas apa saja tantangan bekerja di startup yang kemungkinan besar terjadi. Yuk, simak lebih dulu sebelum kamu memutuskan buat masuk ke dunia startup.

Tantangan Bekerja di Startup

Keuangan Tidak Terjamin

Karena sifatnya rintisan, maka perusahaan startup belum memiliki income atau pemasukan yang stabil. Sehingga, bisa saja terjadi keterlambatan gaji atau bahkan pemotongan gaji sementara tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.. 

Terlebih, untuk perusahaan yang berusia di bawah 1 tahun rata-rata akan kesulitan dalam menggaet calon investor. Yang terjadi biasanya, saat perusahaan startup melakukan pitching investor, mereka akan cenderung mengedepankan ide dan inovasi. Bukan dari growth omzet perusahaan. Sebab nilai jual dari startup adalah inovasi dan ide yang dibawakan.

Sehingga, jika misal pitching investor belum mencapai deal atau bahkan keuangan belum stabil, maka pembayaran kepada karyawan juga bisa terganggu. Jadi perlu siap-siap untuk buat fluktuasi keuangan dan pembayaran.

Baca Juga: Biar Kerja Nyaman, Ini 7 Ciri-ciri Gedung Kantor yang Bagus

Posisi Tidak Menentukan Gaji

Perusahaan startup biasanya lebih ramping daripada perusahaan konvensional, sehingga posisi c-level biasanya diisi oleh pendiri atau pemegang saham langsung. Sehingga posisi manager atau direktur lebih mudah diraih karena jumlah karyawan yang berkompetisi juga sedikit.

Namun, posisi tinggi tidak menjamin adanya gaji yang tinggi. Selain karena alasan pada nomor 1 di atas, sifatnya sifatnya juga masih rintisan. Sehingga belum ada pemasukan yang tinggi meskipun jabatannya tinggi.

Terancam Layoff (Pemecatan)

Karena dibangun dengan cepat, maka perusahaan startup rawan salah alokasi arus pendanaan. Bisa juga karena terlalu berlebihan dalam pendanaan growth karena mengejar catatan pertumbuhan perusahaan.

Tantangan bekerja di startup ini kerap menghantui para pekerja. Kita sering mendengar berita ini kan?

Sehingga saat pendanaan habis, maka salah satu kebijakan perusahaan adalah dengan melakukan layoff karyawan. Atau bahkan tutup dan pailit. Bahkan perusahaan besar pun bisa saja mengalami hal ini. Misalnya GoTo, Airy Rooms, atau Sayurbox.

Bisnis yang Sewaktu-Waktu Bisa Berubah

Hal ini dapat terjadi karena alasan pada nomor 3 di atas. Implikasinya adalah bisa terjadi manuver bisnis secara cepat. Misalnya pergantian kepemilikan atau pergantian jenis usaha. Hal ini sudah banyak terjadi dalam dunia startup.

Misalnya yang terjadi pada Blibli atau Lazada yang berganti kepemilikan dan berpotensi terjadinya restrukturasi, pergantian manajemen, dan aturan perusahaan. Atau manuver bisnis yang diambil oleh GoTo yang usahanya merambah ke E-commerce, payment gateway, dan e-wallet.

Sering Terjadi Perubahan Internal

Karena sifatnya berupa rintisan, maka startup juga rawan terjadi perubahan sistem, aturan, dan bahkan struktur perusahaan sebelum menemukan pakem yang ideal dan sesuai dengan iklim perusahaannya.

Sehingga, karyawan perlu bisa bersikap adaptif dan bersiap untuk perubahan yang terjadi di dalam internal perusahaan. Misal perganitan posisi, jabatan, tupoksi, bahkan pergantian indikator kerja yang tentunya mempengaruhi ritme dan pekerjaan harian karyawannya.

Tekanan Pekerjaan yang Berat

Karena rampingnya struktur atau tenaga kerja, maka biasanya sering ada beban kerja ganda dengan semangat gotong royong 45. Merdeka! Sehingga tidak jarang karyawan perintis perlu mengerjaan tanggung jawab yang berlebih.

Tantangan bekerja di startup ini juga banyak terjadi di tempat kerja yang lain. Padahal, kita kan bukan superman yang sanggup membereskan banyak pekerjaan ya!

Selain itu, sering ada beban pekerjaan yang perlu diselesaikan di luar jam kerja. Apalagi perusahaan startup identik dengan pekerjaan berbasis teknologi dengan tenaga IT bekerja di malam hari. Misal perbaikan server, pengetesan beta, dan lain-lain yang biasanya tidak dapat disela dan diselesaiakan dalam sehari semalam.

Tantangan bekerja di startup tentu saja bisa diatasi dengan keteguhan hati bahwa bekerja di manapun memang tak mudah. Apapun itu, bekerja dengan sungguh-sungguh memperbesar peluang jenjang karir. Toh, meski banyak tantangannya, keuntungannya pun juga ada.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel