Bagi saya, tidak ada lagi loyalitas serta rasa hormat bagi klub nirempati yang menelantarkan tragedi kemanusiaan besar. Begitupun dengan Aremania yang ikut melakukan tindakan serupa.
Bagaimanapun, sistem defensif Cattenacio memiliki kelebihan yang tidak dimiliki sistem lain. Dan itulah indahnya sepak bola, selalu menuntut dialektika di dalamnya.
Kalau kalian, Erick Thohir dan PSSI, masih enggan dan masih menunda bergulirnya Liga Putri, maka jangan pernah mengatakan kalau kalian itu peduli dengan sepak bola putri di Indonesia.
Jadi, buat Arema FC: Selamat, kalian sudah berhasil kabur dari hukum karma. Bermainlah sepuas kalian. Anggap saja Tragedi Kanjuruhan itu dongeng karangan haters. Semoga Jerome Polin jadi Aremania.
Klub-klub alternatif bisa menjadi ruang untuk menjalankan ide dan gagasan yang mereka punya, mengkampanyekan nilai-nilai yang dipercaya, dan menciptakan lingkungan yang inklusif.