Sediksi.com – Pesatnya perkembangan teknologi memaksa kita untuk harus siap belajar hal-hal baru demi berhasil bertahan hidup di dunia yang tidak pernah stagnan ini.
The Future of Jobs Report 2023 yang dibuat oleh World Economic Forum telah merilis laporan yang bisa memberikan kalian gambaran, tren pembelajaran apa saja yang perlu dipertimbangkan tahun 2024.
Jika kalian mempertimbangkan untuk upskill diri sebagai resolusi tahun baru 2024 dan bingung pembelajaran apa yang bisa diambil, berikut ini 10 rekomendasi teratas.
1. Immersive learning
Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) adalah salah tren teratas skills atau keahlian yang perlu dipertimbangkan untuk dipelajari di tahun 2024.
Pada tahun tersebut, keduanya diperlukan untuk menjalani immersive learning demi menciptakan simulasi yang realistis.
Immersive learning sendiri adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara menyeluruh dalam lingkungan tiga dimensi atau interaktif.
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman yang realistis dan menarik sehingga memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dan belajar secara lebih dinamis dan langsung dibandingkan dengan metode tradisional.
Selain VR dan AR, pendekatan immersive learning secara umum juga dirancang untuk membuat pengalaman pembelajaran lebih menarik, efektif, dan mudah diingat dengan menciptakan lingkungan virtual atau augmented yang mencerminkan situasi dunia nyata.
2. Gamification learning
Yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan elemen-elemen dan prinsip-prinsip yang umumnya terkait dengan permainan (game) untuk meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pencapaian pembelajaran peserta didik.
Di tahun 2024, pendekatan gamification learning ini ditambahkan untuk program Learning and Development (L&D).
Skills ini mengacu pada penggunaan permainan di lingkungan–yang sebenarnya tidak untuk bermain, tapi dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan dan meningkatkan pengalaman belajar atau latihan.
Ciri khas dari pendekatan ini adalah menampilkan papan skor untuk semua yang terlibat dan memberikan penghargaan untuk pencetak skor tertinggi.
3. Microlearning
Semakin pendeknya durasi fokus manusia di masa sekarang akibat era digital mendorong pentingnya mengembangkan pendekatan pembelajaran microlearning di lingkungan profesional.
Pembelajaran ini sangat diperlukan agar mereka bisa lebih fokus dalam menjalani proses belajar serta upskill yang cenderung dilakukan untuk durasi yang lama.
Microlearning sendiri adalah metode pembelajaran yang menekankan pada penyampaian informasi dalam potongan-potongan kecil atau modul pendek, biasanya dalam durasi waktu yang singkat.
Adapun ciri-ciri microlearning selain berdurasi pendek adalah fokus pada satu konsep atau tujuan, akses mudah, fleksibilitas, menggunakan berbagai media, dan bisa diterapkan untuk kehidupan sehari-hari.
4. Continuous learning
Pada dasarnya, continuous learning atau pembelajaran berkelanjutan itu penting. Namun, metode ini perlu untuk dikembangkan pada tahun 2024 karena masih penting dan relevan di pasar digital yang cenderung bergerak dengan cepat.
Berdasarkan laporan 2022 Workplace Learning & Development Trends, sebanyak 76% pekerja cenderung lebih memilih bekerja di tempat yang mendukung adanya pembelajaran berkelanjutan.
Seiring meningkatnya kemajuan teknologi di tahun 2024, kebutuhan untuk memberlakukan metode juga ikut bertumbuh.
5. Learning strategy aligned with business strategy
Menurut LinkedIn’s Workplace Learning Report 2023, menyelaraskan program pembelajaran dengan tujuan bisnis seharusnya menjadi prioritas utama tempat kerja atau organisasi.
Karena hal ini akan membantu mengatasi kesenjangan keahlian dalam organisasi tanpa harus mengeluarkan terlalu banyak biaya.
Oleh karena itu, jika ingin mengamankan karier di masa yang serba cepat seperti sekarang, kalian perlu mempertimbangkan untuk memilih pembelajaran yang selaras dengan strategi bisnis yang dikerjakan.
6. Data-driven learning
Pembelajaran berbasis data adalah salah satu tren teratas tahun 2024 karena organisasi harus menganalisis keahlian mereka dan sumber daya yang tersedia untuk mempersiapkan strategi pembelajaran yang efektif.
Tren ini juga menawarkan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan disesuaikan, membantu bisnis mengatasi kesenjangan keterampilan tertentu yang menghambat pertumbuhan.
7. Cross-industry learning
Ketatnya kompetisi di dunia kerja menyebabkan banyak organisasi perlu memikirkan solusi yang kreatif dan menerapkan ide-ide inovatif. Bukan hanya untuk sekadar bertahan, tapi sukses melampaui standar yang diterapkan.
Jawaban dari kondisi ini adalah diperlukan orang-orang yang memiliki pengetahuan industri secara mendalam.
Cross-industry learning memfasilitasi inovasi yang lebih baik dan memungkinkan beragam perspektif dan pendekatan baru.
Oleh karena itu, organisasi akan terus menekankan metode ini di tahun-tahu mendatang.
8. Tailored/adaptive learning
Kemampuan beradaptasi akan selalu dibutuhkan di setiap masa. Kemampuan ini memungkinkan orang yang berhasil adalah orang yang bisa bertahan di segala kendala yang dihadapi.
Jenis pembelajaran ini adalah salah satu teratas yang paling ngetren untuk tahun 2024.
Menurut laporan 2023 Rethink Your Learning Approach, pembelajaran modern berpusat pada peserta didik dan menggunakan pendekatan yang dipersonalisasi (tailored) dan terintegrasi.
Hal ini memungkinkan mereka untuk bisa mengendalikan pengembangkan diri di dunia kerja.
9. Fokus ke soft skills
Soft skills masih akan menjadi tren teratas sebagai jenis pembelajaran yang perlu dipertimbangkan di tahun 2024. Faktanya, soft skills inilah yang akan menyelamatkan kalian dari ancaman teknologi Artificial Intelligence (AI).
Jika kalian punya kekhawatiran AI berpotensi mengambil alih pekerjaan, maka sebaiknya kembalikan fokus kalian untuk mengembangkan soft skills.
10. Multimodal learning
Tren ini berfokus pada menggunakan beberapa mode untuk mengajari keahlian dan pengetahuan baru.
Caranya, menggunakan kerangka pembelajaran 70:20:10 yang merupakan komponen penting dalam pembelajaran multimodal.
Berdasarkan kerangka tersebut, 70% adalah pembelajaran yang terjadi di tempat kerja, 20% hasil kolaborasi dengan ahli lain, dan 10% dari pendidikan atau pelatihan formal.
Sehingga untuk menerapkan jenis pembelajaran ini, yang perlu dilakukan adalah memastikan ketiga poin dalam kerangka tersebut dilaksanakan secara maksimal. Dengan begitu, tujuan upskill bisa tercapai secara efektif.