7 Kesalahan dalam Membuat CV yang Wajib Dihindari

7 Kesalahan dalam Membuat CV yang Wajib Dihindari

7 KESALAHAN DALAM MENULIS CV YANG WAJIB DIHINDARI

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Kabarnya, HRD atau rekruter hanya membutuhkan waktu sebanyak 10 detik untuk menilai kualitas CV para pelamar kerja. Jika CV itu tidak menarik atau mengandung banyak kesalahan, maka rekruter tidak sungkan-sungkan akan mengabaikan CV kamu. Maka dari itu, kamu perlu tahu bahwa ada beberapa kesalahan dalam membuat CV yang umum terjadi.

Tidak sedikit orang yang membuat CV hanya mengandalkan template atau mengisinya secara sembarangan, mulai dari memasukkan zodiak hingga hobi. Padahal hal itu hanya akan memenuhi halaman CV dan dianggap tidak efektif karena tidak dibutuhkan, kecuali memang perusahaan memintanya.

Memang isi CV sangat perlu diperhatikan, terlebih mereka semua pasti mempunyai peran masing-masing dalam penilaian rekruter perusahaan incaranmu.

Oleh karena itu, cari tahu apa saja kesalahan yang biasa dilakukan banyak orang agar kamu bisa membuat CV lebih berkualitas!

Apa Saja Kesalahan dalam Membuat CV?

Mencantumkan Data Pribadi

Data pribadi seharusnya disimpan dengan baik agar tidak tersebar dan menyebabkan beberapa masalah yang merugikan. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan masukkan semua data pribadi kamu ke dalam CV. Ini lebih untuk menghindari data pribadi disalahgunakan atau hanya akan memenuhi halaman CV. Terlebih CV sebaiknya dibuat sesingkat-singkatnya.

Beberapa data pribadi yang masih banyak dimasukkan padahal tidak penting adalah agama, gender, berat badan, tinggi badan, status pernikahan, zodiak, golongan darah, hingga tanggal lahir.

Data-data tersebut bisa kamu masukkan jika memang pihak perusahaan menginginkannya, misal lowongan kerja model perlu informasi tentang tinggi badan dan berat badan.

Tak Perlu Pasang Foto

Ini menjadi salah satu kesalahan dalam membuat CV yang paling umum terjadi. Ada banyak sekali orang yang memasukkan foto wajahnya ke dalam CV. Iya kalau foto formal mungkin bisa dimaafkan, tetapi ada juga beberapa orang yang justru menggunakan hasil foto selfie mereka.

Memangnya, kenapa CV tidak memerlukan foto wajah? CV berguna untuk mengetahui apakah pelamar kerja sesuai dengan kriteria pada lowongan atau tidak. Hal itu lebih cenderung ke pengalaman kerja hingga kemampuan yang bisa dilakukan. Jika memasukkan foto ke CV, ditakutkan rekruter akan menilai pelamar berdasarkan visual, good looking lolos yang bad looking buang.

Memang tidak semuanya seperti itu, tetapi jika bisa dihindari mending cari aman saja dan lebih tonjolkan apa yang bisa kamu lakukan. Walaupun begitu, ada juga beberapa lowongan yang meminta pelamar untuk memasukkan foto, misal model dan brand ambassador.

Memasukkan Penilaian yang Subjektif

Banyak ditemukan kemampuan dalam CV yang digambarkan dalam bentuk bintang atau persentase. Contoh, Microsoft Word bintang 4, Photoshop bintang 3, dan CorelDraw bintang 5.

Maksudnya, kamu hanya memasukkan kemampuan tanpa adanya pembuktian. Misal, kemampuan menguasai bahasa Inggris, nah kamu menguasainya itu sudah sampai mana? Apakah berupa sudah hafal grammar atau hanya bisa untuk percakapan sehari-hari. Jadi, pastikan ada sertifikasi untuk memvalidasi kemampuan tersebut, misal skor TOEFL.

Mencantumkan Seluruh Riwayat Pendidikan

Kesalahan dalam membuat CV berikutnya adalah memasukkan semua riwayat pendidikan, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, S1, S2, dan seterusnya. Kamu hanya perlu menuliskan 1 sampai 3 pendidikan terakhir. Misal, pendidikan terakhir adalah S2, maka tuliskan S2, S1, dan SMA. Jika lulusan SMA, maka bisa cantumkan SMA saja beserta pengalaman yang selaras dengan pekerjaan.

Ini karena SD tidak ada hubungannya atau sudah tidak relevan dengan pekerjaan yang akan kamu lakukan, apalagi TK dan PAUD. Selain itu, menuliskan semua riwayat pendidikan juga hanya akan memenuhi halaman CV yang seharusnya dibuat sangat singkat.

Tidak Memberi Penjelasan Pada Pengalaman Kerja

Banyak ditemukan pada bagian pengalaman kerja hanya diisi jabatan dan tahun kerja. Padahal apa yang kamu lakukan saat bekerja di perusahaan lama bisa menjadi bahan pertimbangan bagi rekruter. Jangan hanya memasukkan job desknya saja, tetapi juga jelaskan pencapaian apa yang telah kamu raih agar CV terlihat lebih menarik.

Membuat CV yang Warna-warni

Sebaiknya buat CV dengan tampilan yang sederhana dan mudah dipahami, atau lebih baik lagi jika sesuai dengan standar ATS (Applicant Tracking System). Membuat CV yang warna-warni dan mengandung banyak ornamen akan terkesan kurang formal kecuali jika kamu melamar di bidang yang membutuhkan kemampuan kreativitas tinggi, misal ilustrator atau desainer grafis.

Namun, jika kamu melamar di bidang yang jauh dari itu, seperti akuntan, dokter, hingga pengacara, maka sebaiknya gunakan CV berwarna hitam putih saja.

CV Terlalu Panjang

Terakhir, CV jangan dibuat terlalu panjang hingga menghabiskan lebih dari 5 lembar karena pengalaman kerja hingga penghargaan yang cukup banyak. Lebih banyak halaman yang dihabiskan dalam CV, maka semakin malas pula rekruter melirik kamu. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa rekruter hanya butuh waktu 10 detik untuk menilai sebuah CV.

Oleh karena itu, buatlah CV dengan sangat singkat, tetapi isinya padat akan informasi yang bermanfaat. Minimal 1 halaman dan maksimal hanya 2 halaman. Jadi, masukkan beberapa pengalaman kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan kamu lamar hapus semua bahan yang dirasa tidak penting.

Ngomong-ngomong, dari 7 kesalahan dalam membuat CV di atas, mana yang masih kamu lakukan?

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel