Sediksi.com – Di hari ketiga pelaksanaan Jambore Dunia 2023, total peserta yang telah dilarikan ke rumah sakit akibat suhu panas sudah mencapai 807.
Padahal sampai hari terakhir acara nanti, dipastikan sebanyak 43.000 peserta berusia 14-17 tahun dari 158 negara menghadiri acara tahunan ini.
Pada tahun ini, agenda tersebut diselenggarakan pada 1-12 Agustus 2023 di Jeonbuk, Korea Selatan (Korsel), tepat di pertengahan masa musim panas yang suhu rata-ratanya mencapai 35°C.
Angka tersebut sudah masuk kategori tertinggi karena bisa membahayakan keselamatan nyawa. Sehari sebelumnya, pemerintah Korea Selatan sudah menaikkan peringatan gelombang panas menjadi “serius” atau level tertinggi dari empat level gelombang panas.
Kematian akibat gelombang panas di Korsel yang tercatat sejak Mei hingga Rabu ini mencapai 23 orang dengan korban kebanyakan berada di kelompok usia 70-80 tahun dengan profesi sebagai petani.
Jumlah korban bertambah setidaknya 200 setiap hari
Pada hari pertama, Selasa, sebanyak 400 peserta Jambore Internasional ke-25 ini dilaporkan sudah mendapatkan perawatan akibat gejala yang ditimbulkan dari gelombang panas (1/8).
Dampak dari suhu panas ini membuat korban sakit kepala, pusing, kelelahan, dan dehidrasi.
Di hari kedua, jumlah korban bertambah 207 hingga Rabu malam (2/8).
Korban bertambah 200 lagi di hari ketiga. Sehingga total peserta jambore yang menjadi korban gelombang panas sudah mencapai 807.
Dari total korban tersebut, di antaranya adalah warga asing dan warga Korsel sendiri.
Sedangkan acara ini direncanakan baru akan berakhir pada 12 Agustus nanti, yang artinya masih ada banyak rangkaian acara untuk dilakukan hingga seminggu ke depan.
Kegiatan Jambore Dunia ke-25 ini dibagi di dua tempat, dalam dan luar ruangan. Para korban ini adalah peserta yang mengikuti aktivitas di luar ruangan.
Aktivitas di luar ruangan diadakan di lahan reklamasi seluas 8,8 km persegi di wilayah selatan Buan, kota yang berjarak 180 km dari barat daya Seoul.
Di area yang terbuka tersebut, sangat minim area berteduh yang alami seperti pepohonan, tanah yang kering karena musim panas, rumput yang jarang, dan suhu rata-rata 35°C.
Selain lingkungan yang sudah pasti sangat panas, panitia acara juga kurang persiapan. Mereka tidak mempersiapkan kebutuhan peserta dengan baik. Meskipun sudah tahu suhu panas ekstrem di Korsel berlangsung sejak Mei lalu.
1.579 anggota Pramuka Indonesia mengikuti Jambore Dunia 2023
Berdasarkan siaran pers Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), jumlah total kontingen Pramuka Indonesia yang mengikuti Jambore Dunia di Korsel mencapai 1.579 orang.
Angka ini sekaligus menjadi jumlah kontingen terbesar dalam sejarah keikutsertaan Pramuka Indonesia di Jambore Dunia.
500 anggota Pramuka Indonesia kloter pertama yang tiba di Korsel pada hari Minggu disambut oleh Gandi Sulistiyanto, Duta Besar Indonesia untuk Korsel (30/7).
Belum ada laporan terkait ada atau tidaknya peserta jambore dari Indonesia yang menjadi korban atas gelombang panas.
Dari beberapa media Korsel yang memberitakan kegiatan Jambore Dunia, Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdokumentasi mengikuti kegiatan baik di dalam maupun luar ruangan.
Sementara itu, kontingen terbanyak berasal dari Inggris yang diantisipasi akan mengirim 4.500 peserta hingga akhir acara.
Oleh karena krisis ini sudah terjadi selama tiga hari berturut-turut, Pejabat Konsuler Inggris untuk Korsel segera turun tangan memastikan keamanan peserta berkebangsaan Inggris.
Baca Juga: Perbedaan Diaspora, Imigran, dan Migran
19 peserta dikonfirmasi positif Covid-19
Tidak hanya korban gelombang panas, total peserta Jambore Dunia yang dikonfirmasi positif Covid-19 hingga Rabu malam mencapai 19 orang dengan rincian sebagai berikut.
- 15 WNA
- 4 warga Korsel
Berdasarkan kategori usia, 15 di antaranya berusia belasan tahun, 3 orang berusia 20-an, dan 1 orang berusia 30-an.
Sebelum mendapatkan izin mengikuti Jambore Dunia 2023, peserta diwajibkan menyerahkan sertifikat vaksin sebagai salah satu syarat utama.
Setelah 19 peserta dikonfirmasi positif Covid-19, pihak berwajib Jeonbuk mengumumkan akan segera melakukan screening di area yang berkaitan dengan peserta yang positif Covid-19.
Warga Korsel yang dinyatakan positif Covid-19 langsung dipulangkan ke rumah masing-masing. Sedangkan WNA dipindahkan ke National Youth Agriculture and Life Center di Kota Gimje, Provinsi Jeonbuk.