9 Hal yang Dilakukan oleh Orang Kaya di Dunia yang Mungkin Belum Kamu Lakukan

9 Hal yang Dilakukan oleh Orang Kaya di Dunia yang Mungkin Belum Kamu Lakukan

orang kaya di dunia

DAFTAR ISI

Akan sangat menarik jika kita bisa membahas apa yang dilakukan oleh orang “terkaya” di dunia. Tapi, jujur saja, benteng privelege mereka terlalu kokoh untuk ditembus oleh kebanyakan orang. Lebih realitis untuk kami mengumpulkan daftar perilaku atau kebiasaan yang dilakukan oleh orang kaya di dunia, ya hanya “kaya” saja itu terdengar lebih dari cukup.

Saat kita mengambil satu langkah mundur dari stigma glamour dan mencoba sedikit lebih objektif melihat perilaku mereka yang sebenarnya, selalu ada pola dominan yang bisa kita jumpai pada orang kaya di dunia. Pola tersebut yang akan dibahas dalam artikel ini.

Sebelum itu, perlu diingat juga bahwa kita tidak sedang membahas tentang segolongan orang kaya yang tidak cukup hidup mewah saja tapi juga norak. OKB alias Orang Kaya Baru (Belagu) adalah predikat yang biasa disematkan pada mereka. Tidak perlu disumpahi miskin! Namanya juga fase, toh.

Baiklah, ini dia hasil 10 aspek kehidupan yang biasanya dilakukan oleh para jutawan. Jika berminat, siapapun bisa meniru kebiasaan-kebiasaan orang kaya ini.

1. Tidak Terlihat Kaya

Yang paling sulit dari menjadi kaya adalah mendapatkan predikat kaya itu sendiri. Mengejar predikat tersebut sama sekali tidak dibutuhkan oleh orang kaya.

Seberapa besar upaya kamu untuk menunjukkan dirimu sebagai orang kaya justru akan menghabiskan hartamu lebih cepat. Pasalnya, banyak orang kaya ternyata tidak ingin terlihat kaya. Ini tren baru yang dilakukan oleh orang kaya di dunia setidaknya hampir dua dekade terakhir.

Di Amerika Serikat khususnya, 1% teratas telah menghabiskan lebih sedikit untuk barang-barang material sejak 2007. Itu bukan berarti harta mereka terkubur dalam tanah. Hanya saja perilaku konsumtif tak lagi diminati dan ini membuat mereka semakin kaya.

Poin pertama ini sebenarnya adalah sifat organik yang akan muncul jika orang kaya tersebut melakukan kesembilan perilaku lainnya yang akan kita bahas di poin-poin selanjutnya.

2. Membeli Benda Berwujud dan Bernilai

Begitu seseorang menjadi kaya, mereka juga melakukan sesuatu yang kebanyakan dari kita (termasuk orang kaya baru) tidak melakukannya: mereka menginvestasikan sebagian uang mereka dalam barang-barang berwujud yang memperkaya hidup mereka lebih dari sekadar cara moneter.

Mereka akan membeli karya seni (karena mereka menyukai lukisan), mereka akan membeli anggur berkualitas (karena mereka suka meminumnya), mereka akan membeli emas batangan, dan mereka akan membeli barang antik.

Jelas ada keuntungan finansial untuk memiliki barang-barang itu karena nilainya akan sering meningkat dari waktu ke waktu, tetapi barang-barang ini memiliki satu karakteristik lain yang mungkin paling penting: mereka sulit untuk dijual.

Ketika kita memiliki uang tunai 1 Milyar di tangan, sangat mudah untuk membelanjakannya sesuka hati. Tidak demikian ketika uang ini diikat dalam bentuk jam tangan Rolex atau lukisan mahal.

Perlu waktu untuk sekadar berpikir atau mencari pembeli barang-barang mahal ini. Dengan begitu, harta mereka tidak mudah menjadi uang tunai yang mudah terbang terbawa angin. Kita harus mencari sumber pendapatan lain jika ingin membeli barang lainnya.

Di Indonesia, perilaku ini bisa kita lihat seperti pada Raditya Dika atau Deddy Combuzier yang menyukai jam tangan Rolex. Bahkan mereka menjadikan barang tersebut sebagai warisan pada anaknya kelak.

3. Membuat Anggaran

Semua orang kaya di dunia membuat anggaran. Dan semua orang kaya menaatinya. Menjaga anggaran sangat penting, terutama hari-hari ini karena harga tampaknya naik lebih cepat daripada yang dapat dilakukan oleh bank sentral untuk mencetak uang baru untuk memperkaya diri mereka sendiri dan teman-teman mereka!

Bagian terpenting dari anggaran adalah kejujuran: kita harus jujur ​​pada diri sendiri di awal dan pastikan untuk memperhitungkan setiap rupiah yang kita belanjakan.

4. Menggunakan Kupon Diskon (Sewajarnya)

Kita mungkin berpikir bahwa betapa menyenangkannya membeli barang tanpa perlu berpikir. Itu seperti kebiasaan orang kaya yang kita dambahkan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Dalam buku The Millionaire Next Door: The Surprising Secrets Of America’s Wealthy, sejumlah jutawan dipelajari untuk menentukan kebiasaan mereka. Hampir semua orang yang disurvei menyatakan bahwa mereka banyak menggunakan kupon diskon untuk belanja.

Uniknya, mereka juga banyak membuang kupon diskon karena terus mengajak untuk mengeluarkan uang. Itu adalah ciri yang sangat umum dari orang kaya di dunia, bahwa setidaknya salah satu pasangan dalam hubungan itu sangat berhati-hati dalam mengeluarkan uang terlalu banyak.

5. Berhemat

Terdengar klasik, tapi kita hanya perlu menambah lebih banyak lagi alasan mengapa kita harus berhemat. Berhemat tidak hanya sehat secara finansial, tetapi juga ramah lingkungan!

Ketika seseorang sangat hemat mereka cenderung membuang lebih sedikit. Menjadi hemat bisa sangat menyenangkan dan jumlah uang yang dapat kamu hemat hanya dengan sedikit berhati-hati dengan setiap pengeluaran bisa sangat besar.

Bukan tanpa alasan mengapa pepatah lama muncul: sediki demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Uang yang kamu hemat walau sedikit, akan menjadi bukit tabungan. Uang yang kamu keluarkan walau sedikit, berpotensi menjadi barang terbuang atau limbah yang mencemari lingkungan.

6. Menunggu Penawaran Terbaik

Ini akan sulit bagi sebagian orang, sama halnya dengan kebanyakan orang yang tidak sabar untuk segera menjadi orang kaya. Psikologi manusia itu gila (bisa dibilang). Dalam penelitian demi penelitian, orang-orang yang ditawari 100 ribu sekarang, atau 200.000 dalam dua bulan akan memilih untuk mengambil 100 ribu.

Kita semua tampaknya memiliki sesuatu yang sedikit salah di otak kita karena jelas tawaran 200.000 adalah pilihan terbaik (kecuali hal-hal seperti kebutuhan mendesak akan uang). Orang kaya tidak terganggu dengan masalah ini.

Orang kaya akan menunggu berbulan-bulan (dan kadang-kadang bahkan bertahun-tahun) untuk mendapatkan nilai terbaik yang mereka bisa untuk sesuatu. Begitulah cara orang kaya bertahan dari krisis global.

7. Beli Sekali untuk Seumur Hidup

Gagasan bahwa membeli dengan harga murah selalu yang terbaik adalah plasu. Lebih baik membeli sepasang sepatu seharga 500 ribu rupiah yang bertahan lima tahun, daripada lima pasang sepatu seharga 100 ribu rupiah tetapi masing-masing hanya bertahan satu tahun dan membutuhkan lima kali perjalanan ke toko untuk membelinya.

Orang kaya di dunia akan menghabiskan waktu untuk menyelidiki pembelian penting sebelum mereka melakukannya, untuk memastikan bahwa mereka membeli sesuatu yang akan bertahan selama mungkin dan, idealnya, mempertahankan sebagian nilainya.

Ketika Pangeran Charles menikahi Camilla Parker-Bowles, dia mengenakan setelan berusia tiga puluh tahun dengan tambalan di dalamnya. Tapi dia masih terlihat luar biasa (Pangeran Charles memiliki reputasi di kalangan pengamat fashion pria sebagai pria yang sangat bergaya).

8. Membeli Properti dengan Harga Terjangkau

Pada dasarnya, orang kaya membayar tunai untuk rumah mereka atau memiliki setidaknya lima belas persen deposito. Dan orang kaya cenderung membeli properti tidak lebih dari dua setengah kali pendapatan tahunan mereka setelah pajak.

Orang kaya juga cenderung membeli rumah tua dan sangat jarang bagi orang kaya untuk membeli rumah baru atau membangun rumah. Ini mungkin berasal dari psikologi orang kaya di mana nilai tinggi ditempatkan pada kualitas (yang tidak diragukan lagi lebih tinggi di masa lalu) dan tidak ingin menanggung depresiasi awal barang baru.

Jika kita menjumpai orang kaya membeli properti dengan harga mahal, kemungkinan itu karena dia adalah definisi kaya yang sulit kita jangkau atau dia akan menggunakan properti tersebut untuk urusan bisnis.

9. Membeli Barang Bekas

Beberapa barang yang tidak dapat (atau tidak ingin) kita beli dari barang bekas: barang-barang seperti pakaian dalam, makanan, dan tempat tidur. Tetapi jika menyangkut hal lain: orang kaya adalah orang pertama yang mendapatkan penawaran dengan membeli barang bekas.

Yang paling penting, orang kaya cenderung tidak membeli mobil baru (memahami depresiasi mengerikan yang terjadi dalam beberapa tahun pertama mobil baru) atau jika mereka membeli mobil baru, mereka cenderung memilikinya setidaknya selama sepuluh tahun, memastikan mereka mendapatkan nilai penuh dari itu.

Orang kaya menyukai barang antik (yang tidak selalu terlalu mahal) dan perabotan bekas, tetapi yang terpenting mereka menyukai nilai pembelian barang bekas. Setiap selisih harga yang dihemat dengan membeli sofa bekas, kemudian dapat diinvestasikan atau disimpan untuk pembelian yang membantu mengamankan masa depan finansial keluarga.

Itu adalah kesembilan pola yang bisa kita jumpai pada kehidupan orang kaya di dunia. Semua orang bisa dan boleh menirunya. Walau kemudian nanti kita tidak menjadi crazy rich, sepertinya ada lebih banyak hal baik yang bisa dinikmati seperti merasakan apa yang mereka kejar juga: kebahagiaan.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel