Eating While Watching: Kebiasaan Makan Generasi Kesepian

Eating While Watching: Kebiasaan Makan Generasi Kesepian

Eating While Watching
Ilustrasi oleh Ahmad Yani Ali

Beberapa orang ngerasa bakal lebih semangat ngabisin makanannya kalau ada yang nemenin makan. Tapi sayangnya, nggak setiap saat orang available buat nemenin kita makan. Jadi, biar berasa ditemani, makan sambil nonton deh.

Siapa yang suka makan sambil nonton? Cuuunggg!!

Beberapa orang ngerasa bakal lebih semangat ngabisin makanannya kalau ada yang nemenin makan, yaa nggakk? Tapi sayangnya, nggak setiap saat orang available buat nemenin kita makan. Bisa dibilang siih kesepian hehe. Jadi, biar berasa ditemani, nonton YouTube deh, specifically nonton mukbang.

Kurasa nggak cuma aku aja yang kayak gini, orang terdekatku, teman-temanku juga memiliki kebiasaan seperti ini saat makan. Baik itu di rumah atau makan di luar saat sendirian.

Ehhh berarti.. semakin banyak orang makan sambil nonton = semakin banyaknya orang kesepian dong?

Hmm nggak juga siiih..

Nonton Konten Mukbang: Nambah Selera Makan atau Kesepian?

Ngomongin mukbang, siapa sih gen MZ atau generasi milenial dan Z, yang gak kenal mukbang? Asalnya dari bahasa Korea moek-nun (makan) dan ban-song (siaran). Jadi asalnya ya makan sambil nge-live gitu deh.

Awalnya, mukbang tuh makan porsi biasa, normal aja. Tapi sepi banget penontonnya. Akhirnya ditambahlah kuantitas makanannya, jadi semacam makan besar. Berhasil dong, penonton siarannya jadi membludak. Hingga akhirnya mukbang menjadi tren global. Sekarang, nggak cuma orang Korea aja yang lakuin tapi orang-orang di seluruh dunia.

Strand dan Gustafsson pernah lakuin analisis komen penonton Mukbang di YouTube dan Reddit. Hasil penelitiannya dipublish di jurnal Culture, Medicine, and Psychiatry (2020). Ternyata mukbang cukup helpful buat nambah selera makan dan paling penting bisa bikin penontonnya ngerasa less lonely. Tapi, di sisi lain, nonton mukbang juga jadi bikin viewers-nya overeating.

Ini nggak mengherankan sih, soalnya di tahun 2020 Kang E. dkk juga pernah conduct penelitian soal mukbang. Di sana ditemukan fakta kalau semakin banyak makanan yang disajikan dan dikonsumsi host mukbang, semakin laris videonya ditonton.

Sementara itu, Kircaburun dkk (2021) juga nge-highlight penemuan; semakin tinggi intensitas orang nonton mukbang sambil makan. Semakin nunjukin adanya kemungkinan dysfunctional coping mechanism dan tanda-tanda orang yang merana kesepian. Alias pengen banget ditemani mam.

Mindful Eating vs Eating While Watching

Kira-kira nih kapan terakhir kali kamu beneran melakukan mindful eating?

Menikmati sesuap demi sesuap, merasakan cita rasa yang memanjakan lidah, mengunyah perlahan-lahan sampe 33x hehe, menikmati sajian makanan atau minuman, dan segala sensasi luar biasa yang bahkan menggetarkan usus dan lambungmu. Hingga tak menyisakan sebutir nasi pun di piringmu? Tangan kanan pegang sendok, tangan kiri pegang garpu, no smartphone! No remot TV!

Dengan mindful eating, kita jadi bisa lebih menikmati rasa makanan. Selain itu porsi makan juga jadi lebih terukur. Plus, kata orang tua kan kalau makannya nggak fokus tuh bisa ditemenin setan wkwk. Akhirnya jadi gak kenyang-kenyang dan mam mulu.

Beberapa orang tuh kata Nutrition Therapist, Alissa Rumsey, emang sengaja makan sambil nonton, entah itu series, drakor, atau sinetron favorit biar lebih rileks. Sementara itu Psikolog Klinis, Dr. Sophie Mort, bilang kalau ini semua karena tuntutan produktivitas. Orang merasa harus multitasking, makan kalau bisa sambil nonton mah kenapa enggak?

Lebih hemat waktu! Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui hehe

Dr. Mort juga nambahin, orang yang suka begitu-begitu tuh biasanya dipengaruhi sama kebiasaan masa kecil juga. Kayak misal ortu sering ajak anak ngumpul di depan TV sambil makan Pizza. Yah, bahkan nonton di bioskop aja juga sambil makan popcorn kan. Di Indonesia malah ada yang sambil makan naspad selundupan di bioskop hehe.

Dipikir-pikir, kalau kasusnya karena pengaruh kebiasaan masa kecil, nggak kaget juga sii jika di antara kita warga lokal banyak yang makan sambil nonton di smartphone atau nganuin laptop sekarang ini.

Soalnya, dulu semasa kecil kita makan sambil kejar-kejaran sama mama, atau sambil nonton Teletubbies di TV kann. Ngaku!

Terus gimana nihh kalau mau coba mindful eating?

Mindful Eating untuk Mensyukuri Makanan

Ada beberapa cara untuk mindful eating, di antaranya:

  • Coba pilih 1 jam makan tanpa distraksi.
  • Makan normalnya kan sehari 3x, pilih 1x makan yang beneran bakal fokus makan aja tanpa lakuin hal lain. Misal waktu makan malam. Kalau udah terbiasa nanti baru bisa nambah ke makan siang atau sarapan.
  • Makannya pelan-pelan dan dinikmati, plus jangan lupa buat berdoa dulu di awal dan mensyukuri apa yang udah disajikan di depan kita.
  • Amankan tangan dari jangkauan gadget atau remot TV.
  • Memilih makanan yang bernutrisi dan makanlah sesuai porsi, tidak perlu berlebihan atau sampai kekenyangan.
  • Makan dalam diam, tidak sambil berbicara dan mengunyahnya pelan-pelan sambil merasakan setiap perbedaan rasanya.

Benefit yang bisa didapat dengan mindful eating tuh jadi lebih menysukuri setiap yang masuk ke tubuh kita. Makan terasa lebih mudah kenyang dan nikmat. Kita juga bakal lebih aware soal porsi dan nutrisi makanan.

Jadi gimana, apakah kamu akan memulai mindful eating atau terabas terus makan sambil nonton?

Apapun keputusan dan kebiasaanmu, mau eating while watching atau eating dalam hening, pastikan kamu tau kenapa kamu melakukannya dan bisa mempertanggungjawabkannya.

Seperti yang Certified Eating Psychology and Nutrition Expert Elise Museles bilang:

“The key is to ask yourself why you’re doing it. Being connected to that ‘why’ adds mindfulness to it, even if you’re being…well, mindless.”

Penulis
Rizka Ayu Kartini

Rizka Ayu Kartini

Tak kunjung lelah membaca buku dan menulis di waktu luang. Kira-kira sampai keduanya jadi sumber utama untuk menghasilkan uang. Bisa dijangkau di Twitter @rakatabaca dan Instagram @rizkaayukartini untuk sekadar diskusi santai sambil berbagi ide legit biar lebih melejit.
Opini Terkait
Kenapa, sih, Cancel Culture Sulit Diterapin di Indonesia?
Ramai ‘Kamisan Date’, Emang Apa Salahnya?
Mengkritisi Bimbel SKD CPNS
Kalimantan Tidak Melulu Tentang Kuyang!
Konten Rhenald Kasali Seputar Gen Z: Minim Ilmu, Banyak Sesatnya!

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-opini-retargeting-pixel