Sediksi.com – ‘Perfect Days’ diumumkan mewakili Jepang di Oscar 2024 untuk kategori film panjang internasional terbaik atau best international feature pada 4 September lalu.
Menariknya, film ini tidak disutradarai oleh orang Jepang. Melainkan Wim Wenders, seorang pembuat film keturunan Jerman yang juga lahir dan tumbuh di Jerman.
Untuk pertama kalinya Jepang memilih sutradara yang bukan berasal dari Jepang untuk mewakili mereka di Oscar sejak lebih dari 70 tahun lalu.
Wim Wenders bersaing dengan Hayao Miyazaki
Asosiasi Produser Film Jepang bertanggung jawab menentukan film yang akan dikirim untuk mewakili Jepang dalam salah satu ajang penghargaan film paling bergengsi, Oscar. Dari delapan film panjang yang telah disortir sebelumnya, mereka memilih ‘Perfect Days’.
Di antara kedelapan film panjang tersebut, salah satunya adalah ‘The Boy and The Heron’.
Sebuah film animasi yang disutradarai Hayao Miyazaki, seorang tokoh perfilman legendaris Jepang yang dikenal karena karya-karyanya di Studio Ghibli.
Miyazaki sudah memenangkan Oscar pada tahun 2003 untuk film Spirited Away di kategori film animasi terbaik.
Tahun 2014, ia juga terpilih untuk menerima penghargaan kehormatan dari Governors Awards, Dewan Oscar, atas kontribusi besarnya di komunitas pembuat film.
Dibandingkan dengan ‘Perfect Days’, ‘The Boy and The Heron’ mendapat lebih banyak antusiasme baik di negara Jepang, maupun secara internasional karena besarnya penggemar karya-karya Studio Ghibli.
Dengan pencapaian Miyazaki ini, cukup mengejutkan ‘Perfect Days’ akhirnya terpilih untuk mewakili Jepang.
‘Perfect Days’ memenangkan Film Festival Cannes 2023 untuk kategori aktor terbaik
Koji Yakusho, aktor pemeran tokoh utama dalam ‘Perfect Days’ memenangkan kategori aktor terbaik di Film Festival Cannes 2023 yang diselenggarakan di Cannes, Prancis pada Mei lalu.
Dilansir dari Variety, film ini telah terjual habis di seluruh dunia. The Match Factory merupakan pihak yang menangani penjualan internasional film Perfect Days.
Meskipun disutradarai oleh Wenders, produksi film ini didominasi oleh orang Jepang.
Takuma takasaki berperan sebagai penulis naskah. Koji Yabai berperan sebagai produser. Film ini juga hasil kerja sama rumah produksi Jepang dan Jerman, Master Mind dan Wenders Images.
Aktor dan aktris yang terlibat dalam proyek ini juga orang Jepang karena film ini fokus pada menceritakan kehidupan karakter Hirayama, diperankan oleh Yakusho, yang bekerja sebagai pembersih toilet umum di Tokyo.
Toilet umum yang ditampilkan dalam film ini menjadi populer bukan hanya di Jepang, tapi juga luar negeri karena dilengkapi dengan teknologi yang bisa membuat kaca transparannya menjadi blur jika dikunci dari dalam.
Jika film Perfect Days nantinya dipilih menjadi lima nominasi resmi kategori film panjang internasional terbaik Oscar 2024 dan memenangkannya, maka Jepang sekali lagi membawa pulang kemenangan di kategori yang sama.
Jepang memenangkan kategori ini pada tahun 2022 untuk film Drive My Car.
Wim Wenders tidak asing bagi perfilman Jepang
Meskipun Wenders sama sekali tidak punya darah Jepang, tapi karya-karyanya tidak asing bagi perfilman Jepang.
Pembuat film yang memulai kariernya pada akhir 1960-an ini, sudah menghasilkan empat film panjang yang berkaitan dengan Jepang.
Dua dokumenter berjudul Tokyo-Ga (1985) dan Notebook on Cities and Clothes (1989), serta dua film fiksi berjudul Until the End of the World (1991) dan Ten Minutes Older: The Trumpet (2002).
Ketika Wenders merilis Tokyo-Ga sebagai film pertamanya yang menceritakan Kota Tokyo, ia menerima banyak respon positif.
Karena menyajikan Tokyo dengan perspektif yang berbeda dari pembuat film dari kalangan kulit putih atau orang Eropa lainnya ketika menyorot budaya Asia.
Sejak Wenders memulai debutnya di Jepang 38 tahun lalu, ia juga sudah membangun pertemanan dengan orang Jepang yang bekerja di perfilman.
Di Jerman sendiri, nama Wenders sangat besar bukan hanya di perfilman, tapi juga kesenian.
Ia adalah salah satu seniman paling berpengaruh di era modern dan telah memberikan kontribusi signifikan yang tidak hanya sebatas film, tapi juga fotografi, literatur, teater, dan khususnya sebagai pembuat film dokumenter.
Jepang sendiri bukan satu-satunya negara asing yang diangkat ke dalam film dokumenter oleh Wenders.
Wenders sudah mendapatkan tiga nominasi Oscar untuk kategori film dokumenter panjang terbaik dengan film berjudul Buena Vista Social Club (1999), tentang budaya musik Kuba; Pina (2011), tentang seorang koreografer Jerman bernama Pina Bausch; dan The Salt of the Earth (2014), tentang seorang fotografer Brazil bernama Sebastião Salgado.
Atas kontribusinya yang besar ini, bagi Jerman, Wenders seperti Miyazaki untuk Jepang.