Asal Kata Utopia: Arti dan Sebuah Konsep Dunia yang Sempurna

Asal Kata Utopia: Arti dan Sebuah Konsep Dunia yang Sempurna

Asal kata Utopia

DAFTAR ISI

Sediksi – Bayangkan sebuah tempat di mana semua orang hidup dalam harmoni, di mana tidak ada perang, tidak ada kemiskinan, tidak ada ketidakadilan, tidak ada korupsi.

Sebuah tempat di mana orang-orang berbagi segalanya secara bersama, di mana mereka bebas mengejar kebahagiaan mereka sendiri, di mana mereka menghormati alam dan sesama.

Tempat seperti itu terdengar seperti mimpi, bukan? Nah, itu memang mimpi. Mimpi yang telah menginspirasi banyak pemikir, penulis, dan visioner sepanjang sejarah. Mimpi yang memiliki nama: Utopia.

Lalu dari mana asal kata Utopia itu? untuk selengkapnya, kamu bisa baca artikel ini sampai selesai, untuk mengetahui asal kata utopia. Mari kita mulai.

Dari mana asal kata Utopia?

Asal Kata Utopia: Arti dan Sebuah Konsep Dunia yang Sempurna - SirThomasMore
Sir Thomas More/Image from Britain Magazine

Asal kata Utopia diciptakan oleh Sir Thomas More, seorang pengacara, sarjana, dan negarawan Inggris yang hidup pada abad ke-16.

More adalah seorang Katolik yang taat yang menentang Reformasi Protestan dan perceraian Raja Henry VIII dari istri pertamanya, Catherine of Aragon.

Karena menolak mengakui Henry sebagai kepala tertinggi Gereja Inggris, More dieksekusi pada tahun 1535.

Tapi sebelum kematiannya yang tragis, More menulis sebuah buku yang akan menjadi salah satu karya sastra dan filsafat paling berpengaruh dalam sejarah.

Buku itu berjudul De Optimo Reipublicae Statu deque Nova Insula Utopia, yang berarti “Tentang Negara Republik Terbaik dan tentang Pulau Baru Utopia”. Buku itu diterbitkan dalam bahasa Latin pada tahun 1516 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1551.

Buku itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah dialog antara More dan dua karakter lain: Peter Giles, seorang teman More yang merupakan sarjana dan diplomat humanis; dan Raphael Hythloday, seorang pelancong fiktif yang mengklaim telah mengunjungi banyak negeri eksotis, termasuk pulau Utopia.

Bagian kedua adalah deskripsi rinci tentang Utopia oleh Hythloday, yang memuji sistem sosial, politik, agama, dan ekonominya sebagai lebih unggul dari yang lain yang pernah ia lihat.

Kata Utopia sendiri berasal dari dua kata Yunani: ou, yang berarti “tidak”, dan topos, yang berarti “tempat”. Jadi, Utopia secara harfiah berarti “tidak ada tempat” atau “tidak ada di mana-mana”.

More juga bermain dengan makna lain dari kata itu: eu-topos, yang berarti “tempat baik”. Ambiguitas ini menunjukkan bahwa Utopia adalah tempat yang ideal sekaligus mustahil, sebuah paradoks yang menantang pembaca untuk berpikir kritis tentang sifat masyarakat manusia.

Apa cerita dari Utopia?

Asal Kata Utopia: Arti dan Sebuah Konsep Dunia yang Sempurna - a369637de7dca257ce10af0f8662c824 spiritual messages sun light
Image from Pinterest

Itulah dia asal kata Utopia, sekarang cerita dari utopia sendiri. Menurut Hythloday, Utopia adalah sebuah pulau di Samudra Atlantik yang awalnya merupakan bagian dari daratan tetapi dipisahkan oleh sebuah kanal besar yang digali oleh pendirinya, Raja Utopus.

Pulau itu sepanjang sekitar 200 mil dan lebarnya 150 mil, dan memiliki 54 kota yang semuanya identik dalam ukuran dan tata letak. Orang-orang Utopia disebut Utopian.

Utopian tidak memiliki properti pribadi, tidak ada uang, tidak ada perbedaan kelas, tidak ada perbudakan, tidak ada pengadilan, tidak ada penjara, tidak ada pengacara, tidak ada perang.

Mereka mengenakan pakaian sederhana yang semuanya sama, mereka makan makanan sederhana yang ditanam di pertanian komunal atau diimpor dari luar negeri. Mereka hanya bekerja enam jam sehari dan menghabiskan sisanya untuk pendidikan, kegiatan santai, atau kegiatan agama.

Mereka toleran terhadap agama dan pendapat yang berbeda, selama mereka tidak membahayakan orang lain atau mengganggu ketertiban umum.

Mereka memiliki pemerintahan demokratis yang dipilih dengan rahasia setiap tahun. Mereka memiliki tingkat pengetahuan ilmiah dan inovasi teknologi yang tinggi. Mereka memiliki hubungan damai dan ramah dengan tetangga dan bangsa lain.

Hythloday menyajikan Utopia sebagai model kesempurnaan yang berkontras tajam dengan korupsi dan ketidakadilan Eropa pada zamannya.

Dia mengkritik banyak aspek masyarakat Eropa, seperti ketimpangan antara kaya dan miskin, penindasan rakyat jelata oleh bangsawan dan rohaniwan, kekejaman hukuman mati untuk kejahatan kecil, pemborosan sumber daya untuk perang dan barang-barang mewah.

Dia berpendapat bahwa Utopia menunjukkan bagaimana manusia dapat hidup bahagia dan bermoral tanpa kejahatan-kejahatan ini.

More dan Giles mendengarkan cerita Hythloday dengan kagum tetapi juga dengan skeptis. Mereka mempertanyakan beberapa klaimnya dan menantang beberapa asumsinya.

Mereka menunjukkan beberapa masalah atau kekurangan potensial dari kehidupan Utopia, seperti kurangnya kebebasan atau keragaman individu, monoton atau bosan dari keseragaman, bahaya atau tidak praktisnya menghapuskan uang atau properti.

Mereka bertanya-tanya apakah Utopia benar-benar sebaik yang terlihat atau terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Itulah dia asal kata Utopia, lebih dari 500 tahun setelah penciptaannya, Utopia masih mempesona kita dengan keberaniannya, keasliannya, relevansinya.

Ia mengundang kita untuk mempertanyakan asumsi kita sendiri, menantang prasangka kita sendiri, membayangkan kemungkinan kita sendiri.

Ia memprovokasi kita untuk berpikir tentang apa yang membuat kita bahagia, apa yang membuat kita manusia, apa yang membuat kita baik. Ia menginspirasi kita untuk bermimpi tentang apa yang bisa, apa yang seharusnya, apa yang mungkin.

Sekian artikel yang membahas asal kata Utopia, mulai dari mana tercipta, hingga cerita di dalamnya. Semoga artikel ini dapat menjawab keresahanmu dan menambah wawasanmu, terimakasih!

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel