Sediksi.com – Sodik merasa nggak, sih, kalau gen-z ini sedikit unik dari generasi-generasi mereka sebelumnya? Seperti pola pikir, kebiasaan, cara belajar, dan lainnya. Tapi apa Sodik pernah memperhatikan soal adanya perbedaan gaya liburan gen-z dengan seniornya?
Kalau kita ingat kembali, di atas gen-z masih ada generasi milenial dan gen-x. Nah, cara orang berlibur berbeda antar generasi. Perilaku traveler pada zaman sekarang sangat berbeda dengan mereka yang berlibur 10 tahun lalu.
Penasaran di mana letak perbedaannya? Simak ulasan kami di artikel ini, ya!
Ini Dia Perbedaan Gaya Liburan Gen-Z dan Seniornya
Gen-Z Lebih Suka Solo Traveling
Perbedaan gaya liburan gen-z dan seniornya yang pertama adalah mereka lebih suka solo traveling.
Menurut Imelda Tarigan, seorang Certified Financial Planner dari OneShildt, perilaku traveler pada era sekarang atau yang dikenal sebagai Generasi Z (Gen Z), lebih cenderung memilih solo traveling ke destinasi yang unik dan Instagramable. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih suka bergabung dalam tur bersama banyak orang.
Menurutnya gen-z memilih solo traveling karena mereka tidak mau repot mencari teman perjalanan yang sefrekuensi.
Baca Juga: 8 Negara Paling Aman untuk Solo Traveler
Suka Mengunggah Foto Liburannya Ke Media Sosial Pribadi
Jika dijabarkan dalam persentase, Imelda menyatakan bahwa gaya perjalanan Generasi Z (Gen Z) melibatkan beberapa elemen kunci:
- 58 persen memilih solo traveling ke destinasi yang unik.
- 48 persen mencari inspirasi tujuan liburan dari platform Instagram.
- 97 persen cenderung aktif mengunggah konten ke media sosial, dengan rata-rata 2-3 postingan setiap hari.
Imelda menjelaskan bahwa perilaku liburan saat ini menjadi semacam konsumsi umum, di mana semua orang ingin membagikan pengalaman liburan mereka. Frekuensi liburan Generasi Z juga terlihat meningkat dengan kemungkinan berlibur sebanyak 5-6 kali dalam setahun artinya sekitar dua bulan sekali.
Sementara itu, untuk generasi yang lebih tua, liburan dianggap sebagai pengalaman mewah. Mereka cenderung menikmati liburan yang lebih singkat dan mendekati alam, dengan lebih memilih penginapan daripada hotel bintang lima. Kesimpulannya, gaya berlibur generasi yang lebih tua lebih berkisar pada kesejahteraan dan ketenangan di rumah.
Menyambut Pesta Tahun Baru dengan Pesta yang Meriah
Dalam merayakan pergantian tahun, terdapat perbedaan unik antara milenial dan generasi Z. Pada kalangan milenial, tradisi menyambut tahun baru seringkali melibatkan pesta kembang api bersama orang-orang terdekat.
Di sisi lain, generasi Z cenderung lebih memilih merayakan tahun baru dengan cara yang lebih meriah, seperti menonton acara musik live bersama teman-teman.
Gen-Z Suka Liburan ke Tempat yang Anti-Mainstream
Selain perbedaan dalam menyambut tahun baru, milenial dan generasi Z juga memiliki cara unik untuk menikmati liburan mereka. Milenial cenderung lebih memilih destinasi liburan yang sedang tren atau direkomendasikan oleh travel influencer atau travel blogger terkemuka.
Tidak hanya itu, kalangan milenial juga lebih tertarik pada pengalaman yang melebihi ekspektasi. Sebagai contoh, mereka mungkin mencoba aktivitas ekstrem seperti bungee jumping selama liburan.
Sementara itu, generasi Z memiliki kecenderungan untuk memilih destinasi liburan yang tidak biasa atau anti-mainstream. Mereka mencari pantai-pantai yang masih dianggap sebagai hidden gem dan belum banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Terlebih lagi, generasi Z lebih condong untuk memilih destinasi liburan yang ramah lingkungan atau eco-friendly. Hal ini termasuk menginap di hotel-hotel yang peduli lingkungan, menjaga kebersihan selama liburan, dan berkontribusi pada praktik-praktik ramah lingkungan lainnya.
Gen-Z Suka Merasa Bersalah Jika Ia Nggak Kerja Saat Liburan
Menurut data yang diambil dari Workforce Confidence Index yang dipublikasikan oleh LinkedIn, sebanyak 35% dari warga Generasi Z (Gen-Z) di Amerika Serikat mengaku akan merasa bersalah jika mereka tidak bekerja selama mengambil cuti dari pekerjaan. Sementara itu, jumlah orang dari generasi baby boomers yang memiliki perasaan serupa hanya sebanyak 22%.
Survei ini melibatkan 9.461 karyawan di Amerika Serikat. LinkedIn juga menyajikan persentase rata-rata dari setiap kelompok generasi terhadap perasaan bersalah ketika meninggalkan pekerjaan saat cuti. Meskipun ternyata setiap kelompok, termasuk Gen-Z, Millennial, dan Generasi X, cenderung memiliki kecenderungan overthinking terkait perasaan bersalah ini, namun Gen-Z menunjukkan bahwa masalah ini dirasakan dengan lebih intens oleh generasi mereka.
Menurut George Anders, Senior Editor LinkedIn, Generasi Z dikenal sebagai individu yang sangat teliti dan memiliki kebiasaan yang berbeda dalam berbagai aspek, termasuk dalam konteks pekerjaan.
Ternyata perbedaan gaya liburan gen-z dan seniornya cukup terlihat, ya, Sodik? Apalagi soal gen-z yang merasa bersalah kalau dirinya sedang berlibur padahal dia lagi cuti dari pekerjaannya.
Kalau Sodik, termasuk golongan berlibur yang mana, nih?