Sediksi.com – Tiap orang pasti memiliki konten digital pribadi, seperti foto, video, rekaman suara, atau dokumen. Konten digital pribadi itu biasanya disimpan di smartphone atau device lain seperti laptop.
Tapi pernahkah kamu melakukan preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi itu? Atau kamu hanya menyimpannya begitu saja dan dibiarkan sampai rusak bahkan hilang?
Jika iya, kamu wajib baca artikel ini karena akan dibahas secara mendalam seberapa perlunya preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi. Yuk simak ulasan dan urgensinya!
Apa Itu Preservasi atau Pemeliharaan Konten Digital Pribadi?
Istilah preservasi sendiri dihubungkan dengan pemeliharaan yang berisi proses pengarsipan, penyimpanan, sampai back up data. Library of Congress mendefinisikan preservasi konten digital ini sebagai proses pengelolaan demi menjamin akses konten digital jangka panjang.
Nah loh, terdengar ribet ya sepertinya? Singkatnya preservasi konten digital ini kaitannya dengan cara mengelola konten digital agar konten itu tetap tersimpan dengan baik. Jadi, jika suatu hari seseorang itu butuh informasi, konten digital itu tetap tersedia, tidak rusak atau hilang.
Alasan Perlunya Preservasi atau Pemeliharaan Konten Digital Pribadi
Masih banyak orang yang kurang aware terhadap preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi. Padahal preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Gambaran sederhananya, saat kamu mencari foto beberapa tahun lalu yang disimpan di smartphone tapi tidak kunjung menemukannya karena lupa foto itu berada di mana. Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi pada banyak orang sehingga menyulitkan diri sendiri di masa depan.
Lebih jelasnya, ada beberapa alasan kenapa preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi ini perlu dilakukan.
Dikutip dari pendapat Hendrawati dalam Indonesian Journal of Academic Librarianship, berikut alasannya:
Informasi digital sulit bertahan lama
Lain halnya dengan informasi berbentuk fisik seperti dokumen kependudukan, ijazah, atau dokumen lain yang bisa bertahan lama, konten digital malah sebaliknya. Meskipun informasi berbentuk fisik mudah usang atau robek tapi ia bisa bertahan cukup lama.
Umur konten digital bergantung pada software dan hardware yang digunakan. Jika perangkat itu sudah usang atau lama, konten digital yang dimiliki juga berkemungkinan untuk hilang atau rusak. Penyebab lainnya juga bisa karena virus atau serangan hacker.
Kemungkinan hilang sangat mudah
Teknologi memiliki komponen sangat kompleks yang mungkin sulit untuk dimengerti. Kadang persoalan format foto atau video pun bisa menjadi penyebab rusaknya konten digital. Permasalahan ini pun sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya perpindahan file foto atau video dari IOS ke android yang berbeda format.
Perubahan versi atau updating teknologi juga bisa menyebabkan konten digital hilang begitu saja. Contoh nyatanya adalah aplikasi WhatsApp yang sekarang tidak tersedia di smartphone dengan android di bawah versi 4.1 dan IOS 10 ke bawah.
Persoalan penyalahgunaan
Konten digital sangat mudah untuk dimanipulasi dengan teknologi yang berkembang sekarang ini. Misalnya, ada selebritas ternama yang tersandung kasus pornografi karena foto yang diedit oleh oknum tertentu.
Keaslian foto tersebut sebenarnya bisa dibuktikan apabila foto original tersebut masih tersimpan dengan baik, tidak hilang rusak. Permasalahan ini tidak hanya terjadi pada konten digital foto tapi juga dokumen atau surat yang bisa mudah untuk dipalsukan.
Dari alasan-alasan tersebut, sudah jelas bahwa preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi harus dilakukan. Namun, bagaimana preservasi itu dilakukan pada konten digital?
Cara Melakukan Preservasi atau Pemeliharaan Konten Digital Pribadi
Library of Congress pada 2013 telah merancang sebuah framework sebagai panduan dalam melakukan preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi. Berikut adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk memelihara konten digitalmu:
Identify
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi konten digital tersebut akan disimpan di mana. Apakah knten digital akan disimpan di smartphone, laptop, atau media penyimpanan lain.
Dalam hal ini kamu juga bisa memanfaatkan media penyimpanan online untuk menyimpan konten itu. Media penyimpanan online ini bisa dari cloud, google drive, atau media lain.
Decide
Decide di sini berarti menentukan konten digital mana yang paling penting. Kamu bisa memilih konten digital dari yang penting banget, penting aja, atau bahkan tidak penting sama sekali.
Langkah ini sangat krusial karena berhubungan dengan urgensi sebuah konten digital baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Jadi, pada langkah ini harus dengan teliti saat melakukannya.
Organize
Maksud dari organize dalam konteks ini adalah mengelompokkan konten digital. Pengelompokkan ini bertujuan agar memudahkan kamu menemukan konten digital ini suatu hari nanti. Jika nanti kamu membutuhkannya, kamu tidak kerepotan mencarinya di penyimpanan.
Proses organize ini bisa dilakukan dengan memberi nama dan deskripsi pada file konten digital. Kemudian membuat folder secara terstruktur berdasarkan kriteria yang diinginkan. Lalu pindahkan konten digital di folder yang telah dibuat tadi.
Make Copies
Make copies berarti membuat salinan yang berarti konten digital yang telah disimpan itu harus digandakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kehilangan atau kerusakan konten digital.
Duplikasi konten digital ini juga dilakukan sebagai upaya perlindungan konten digital. Setelah menduplikasi konten digital, kamu juga perlu mengeceknya secara berkala untuk memastika konten digital aman.
Setelah membaca artikel di atas kamu jadi paham kan mengapa perlu melakukan preservasi atau pemeliharaan konten digital pribadi? Yuk sama-sama lakukan preservasi agar konten digital tetap aman!