Sediksi.com – Arti kata tantrum dalam konteks bahasa gaul di media sosial tidak merujuk pada makna harfiah dari gejala emosional yang biasa terjadi pada anak-anak kecil. Di dunia TikTok dan media sosial lainnya, “tantrum” digunakan sebagai slang atau istilah gaul untuk menyebut aksi atau respons yang dramatis, berlebihan, atau kontroversial terhadap suatu postingan atau situasi tertentu.
Jadi, ketika anak muda menggunakan istilah “tantrum” di TikTok, mereka mungkin mengomentari bahwa seseorang sedang membuat aksi yang dramatis atau berlebihan. Hal ini mencerminkan penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja yang seringkali mengadaptasi kata-kata atau frasa dengan makna khusus yang berbeda dari arti konvensionalnya.
Lalu, apa sih makna atau arti kata tantrum yang sebenarnya, terlepas dari bahasa gaul yang sering digunakan oleh warganet?
Pengertian Arti Kata Tantrum yang Sebenarnya
Tantrum adalah situasi ketika seorang anak menampakkan reaksi marah dan kekecewaan yang tidak terkendali. Tantrum dapat mencakup perilaku seperti teriakan, tendangan, atau bahkan berguling-guling di lantai.
Setiap anak dapat mengalami tantrum dalam berbagai bentuk sehingga pengalaman tantrum dapat bervariasi.
Orang tua mungkin melihat anak mereka terlibat dalam perilaku tantrum seperti berteriak dengan histeris, memukul-mukul, menahan napas, muntah, merusak barang, menyakiti diri sendiri atau orang lain, atau bahkan melengkungkan punggung sebagai cara ekspresi emosi, dan berbagai tindakan lainnya.
Apa Penyebab Tantrum?
Tantrum umumnya sering dialami oleh anak-anak berusia 1-3 tahun dan penyebabnya umumnya terkait dengan tahap awal perkembangan sosial, emosional, dan bahasa pada anak. Hal ini disebabkan oleh kesulitan anak dalam mengomunikasikan kebutuhan dan perasaannya yang pada akhirnya menyebabkan rasa frustrasi.
Pada usia ini, anak-anak masih dalam proses belajar bagaimana berinteraksi secara sosial, mengelola emosi, dan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tantrum menjadi salah satu cara ekspresi anak kecil untuk mengekspresikan perasaan dan mencoba memahami atau mengubah situasi di sekitar mereka.
Meskipun umumnya terjadi pada anak usia dini, tantrum juga bisa dialami oleh anak yang lebih besar, terutama jika mereka belum belajar cara yang tepat untuk menyatakan atau mengelola perasaan mereka dengan aman.
Fakto Risiko Tantrum
Faktor-faktor risiko tantrum pada balita dan anak yang lebih besar dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
Temperamen Anak
Faktor ini memengaruhi seberapa cepat dan kuat anak merespons peristiwa atau perubahan yang mungkin menimbulkan frustrasi. Anak-anak yang memiliki temperamen lebih sensitif mungkin cenderung lebih mudah kesal.
Stres, Kelaparan, Kelelahan, dan Stimulasi Berlebihan
Kondisi-kondisi ini dapat membuat anak sulit mengekspresikan dan mengelola perasaan mereka serta menjaga ketenangan.
Situasi yang Tidak Dapat Diatasi oleh Anak
Contohnya, seorang balita mungkin kesulitan menghadapi situasi di mana mainannya diambil oleh anak yang lebih besar.
Emosi yang Kuat
Perasaan seperti kekhawatiran, ketakutan, malu, dan kemarahan dapat membuat anak merasa overwhelmed atau tertekan, yang dapat berkontribusi pada munculnya tantrum.
Cara Menangani Tantrum pada Anak
Penanganan tantrum bervariasi tergantung pada karakteristik individu anak. Namun, umumnya, ada beberapa pertimbangan yang dapat menjadi panduan orang tua dalam mengatasi tantrum anak.
Balita
- Mendekat dan memberikan dukungan fisik seperti pelukan dan elusan.
- Menyakinkan anak bahwa orang tua memahami perasaannya.
Anak yang Lebih Besar
- Mengenali emosi anak selama tantrum.
- Memberikan jeda kepada anak dan memberikan dukungan saat mereka tenang.
- Menangani masalah yang memicu tantrum.
Langkah-langkah Umum untuk Menenangkan Anak
- Memastikan keamanan anak dan orang di sekitarnya, mungkin dengan membawa anak ke tempat yang lebih kondusif.
- Membantu anak mengekspresikan emosinya setelah berada di tempat yang aman.
- Berbicara perlahan dengan suara rendah.
- Menghindari mencoba untuk berargumen dengan anak dan memberi ruang untuk mereka mengekspresikan emosi.
- Konsisten dalam tidak menyerah pada keinginan anak, membantu mereka belajar bahwa tantrum tidak akan membantu mereka mendapatkan yang mereka inginkan.
- Memberikan anak kesempatan untuk “marah” dengan menunjukkan bahwa tempat tersebut adalah tempat yang sesuai untuk mereka mengeluarkan ekspresi emosional.
Arti Kata Tantrum dalam Bahasa Gaul
Dalam penggunaan bahasa gaul, kata “tantrum” kerap digunakan untuk menggambarkan perilaku dramatis atau berlebihan tanpa terbatas pada perilaku anak-anak yang sulit dimengerti. Penggunaan kata ini oleh warganet melibatkan situasi yang lebih luas, menunjukkan seseorang yang mengekspresikan emosi secara berlebihan, seperti marah, menangis, kecewa, dan frustasi.
Tantrum sering muncul sebagai respons terhadap kelelahan akibat pekerjaan, kebingungan dengan perasaan diri, atau kepekaan yang tinggi terhadap rangsangan negatif.
Ketika warganet menggambarkan perilaku berlebihan seseorang di media sosial, mereka sering meninggalkan komentar menggunakan kata “tantrum.”
Perlu diingat bahwa dalam bahasa gaul, penggunaan kata ini umumnya memiliki konotasi negatif. Perilaku berlebihan di media sosial sering dianggap tidak matang dan tidak pantas, khususnya karena diharapkan bahwa orang dewasa tidak seharusnya berperilaku seperti anak-anak.
Oleh karena itu, menjaga keseimbangan dalam mengelola emosi dan merespons masalah dengan baik sangat penting bagi orang dewasa.
Nah, itu dia Sodik, arti kata tantrum yang sebenarnya. Kita boleh kok berkomentar di media sosial, tetapi perlu diingat kalau kita harus mengerti apa makna dari komentar kita tersebut. Jangan sampai salah pilih kata dan berdampak negatif ya!