Sinopsis Film Pulang Tak Harus Rumah (2024), Punya Pesan Moral untuk Generasi Z

Sinopsis Film Pulang Tak Harus Rumah (2024), Punya Pesan Moral untuk Generasi Z

Sinopsis Film Pulang Tak Harus Rumah

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Film Pulang Tak Harus Rumah karya anak Makassar ini akan segera dirilis di bioskop pada Senin, 15 Januari 2024.

Digarap oleh sutradara Rusmin Nuryadin dengan produser Liani Kawati dan David Tjioe ini mengambil latar di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sinopsis film Pulang Tak Harus Rumah bercerita tentang tentang kepindahan sementara seorang anak kota ke desa.

Film ini akan penuh pesan moral dengan cerita keluarga yang kuat. Pendidikan karakter menjadi kunci yang ingin dibangun dalam film ini, mengingat hal itu sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang. Terutama, film ini ingin menyampaikan pesan untuk para generasi Z.

Lantas, seperti apa sinopsis film Pulang Tak Harus Rumah ini? Selebihnya, ayo kita cari tahu!

Daftar Pemain

Sinopsis Film Pulang Tak Harus Rumah (2024), Punya Pesan Moral untuk Generasi Z - Jepretan Layar 2024 01 10 pukul 11.19.08
Instagram @pulangtakharusrumah

Berlatar dan mengambil kisah tentang Makassar, para pemainnya pun juga dituntut untuk bisa menggunakan bahasa Makassar asli.

Inilah dereta pemain film Pulang Tak Harus Rumah.

  • Alfi Rafael Karim berperan sebagai Jeihan
  • Abdul Roojak berperan sebagai Puang Sinar
  • Michelle Amelia C Liliputra berperan sebagai Inara
  • Jelov Thalia Matarru berperan sebagai Uleng
  • Iwan Coy
  • Sarifah Hana

Sinopsis Film Pulang Tak Harus Rumah

Sinopsis Film Pulang Tak Harus Rumah (2024), Punya Pesan Moral untuk Generasi Z - Jepretan Layar 2024 01 10 pukul 11.21.50
Instagram @pulangtakharusrumah

Sinopsis Film Pulang Tak Harus Rumah mengusung genre keluarga yang mengisahkan tentang seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Jeihan. Ia adalah anak yang hidup berkecukupan di ibukota, seperti anak lain pada umumnya yang sama menyukai bermain game lewat ponselnya.

Ibunya, Inara yang melihat perilaku sang anak mulai kecanduan gadget itu memutuskan untuk membawa Jeihan ke desa. Di sebuah desa yang berada di Makassar itu, ia tinggal dengan kakeknya bernama Puang Sinar.

Inara menitipkan Jeihan kepada ayahnya sementara, ia akan kembali ke ibukota untuk bekerja. Ia juga menyita gadget Jeihan. Jeihan yang mengetahui keputusan sang ibu itu merasa kesal dan memintanya untuk tak menyita handphonenya.

Namun, Jeihan tetap membawa handphonenya. Kehidupan Jeihan jelas mulai berubah semenjak tinggal di desa bersama kakeknya. Ia awalnya merasa sedih dan tak nyaman selama tinggal di desa. Ia merasa bosan karena tidak memiliki teman.

Suasana pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, mau tak mau membuat Jeihan harus hidup dengan lebih sederhana. Sang kakek pun mulai bermain dan mengajarkan pengalaman baru kepada Jeihan.

Suatu hari, Jeihan bertemu dengan gadis cantik bernama Uleng. Ia adalah seorang gadis yang ramah, sederhana dan murah senyum. Ia juga yang mengenalkan berbagai macam permainan tradisional kepada Jeihan agar melupakan gadgetnya.

Hingga suatu hari, Uleng pernah mengajak Jeihan masuk ke hutan hingga kebingungan mencari signal. Namun, mereka mulai bertemu dengan masalah. Mereka bertemu dengan preman kampung dan konflik pun terjadi.

Preman kampung itu jugalah yang menguasai sinyal di desa tersebut. Lantas, apakah yang terjadi pada Jeihan? Akankah ia bisa melepaskan diri dari kecanduan gadget?

Punya Pesan Moral untuk Generasi Z

Kisah dalam film ini sangat cocok ditonton oleh anak-anak dan semua kalangan. Setelah selesai membaca sinopsis film Pulang Tak Harus Rumah itu, kamu pasti menyadari bahwa ceritanya sangat relate dengan kehidupan anak-anak sekarang.

Di mana gadget menjadi musuh terbesar dalam anak-anak kecanduan entah itu untuk bermain game atau media sosial.

Lewat film ini, ingin menyampaikan pesan bahwa jangan berlebihan dalam bermain gadget. Selain membuat kecanduan, juga akan berdampak pada kurang pekanya anak-anak terhadap lingkungan sekitar mereka. Selain itu, juga bisa menurunkan kemampuan berinteraksi atau bersosialisasi mereka kepada orang lain.

Penonton juga akan melihat kesabaran sang kakek dan orang tua dalam merawat anak mereka yang kecanduan gadget. Orang dewasa memiliki peran sentral dalam mengubah perilaku anak-anak sedini mungkin.

Nah, jangan lupa untuk menyaksikan film Pulang Tak Harus Rumah. Kamu bisa pergi ke bioskop untuk menyaksikan filmnya dengan mengajak anak, adik, teman, hingga saudara lainnya.

Berikut trailer film Pulang Tak Harus Rumah yang juga bisa kamu saksikan sebelum menyaksikannya nanti di bioskop pada Senin, 15 Januari 2024.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel