Flour Massacre, Pembantaian Israel terhadap Warga Sipil Gaza Tewaskan 115 orang

Flour Massacre, Pembantaian Israel terhadap Warga Sipil Gaza Tewaskan 115 orang

Flour Massacre

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sekitar 115 warga Palestina di Gaza tewas terbunuh dan lebih dari 750 lainnya mengalami luka-luka setelah pasukan Israel menembaki warga sipil yang berkumpul di konvoi truk pembawa bantuan makanan di barat daya Kota Gaza pada Kamis (29/2). 

Kendati rekaman video yang sudah tersebar menunjukkan pasukan Israel sengaja menargetkan serangan ke warga sipil, mereka membantah dan mengatakan warga Gaza tertabrak oleh truk yang membawa tepung karena buru-buru ingin mendapatkan bantuan makanan tersebut. 

Tragedi ini kemudian banyak disebut sebagai flour massacre, pembantaian yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Gaza yang menghampiri truk bantuan pembawa tepung di tengah bencana kelaparan yang sedang mereka derita. 

Kronologi tragedi flour massacre

Flour Massacre, Pembantaian Israel terhadap Warga Sipil Gaza Tewaskan 115 orang - image
Tangkapan layar video yang dirilis oleh tentara Israel menunjukkan apa yang dikatakan tentara sebagai warga Gaza di sekitar truk bantuan di Kota Gaza (Aline MANOUKIAN / Tentara Israel/AFP)

Tragedi tersebut terjadi sekitar pukul 4.30 dini hari waktu setempat pada hari Kamis, 29 Februari 2024. Ketika warga sipil yang tinggal di kantong Gaza tersebut meyakini truk bantuan yang membawa tepung sedang dalam perjalanan, mereka berkumpul di Jalan Harun al-Rashid di Gaza.

Konvoi truk bantuan melewati pos pemeriksaan dan menuju utara ketika warga tersebut mulai berkumpul dalam kelompok besar. Menurut pihak militer Israel, konvoi sebanyak 31 truk memasuki Gaza tetapi hampir 20 truk memasuki utara pada hari Senin dan Selasa.

Berdasarkan informasi wartawan Al Jazeera Hani Mahmoud yang melaporkan dari Rafah, warga yang berkumpul dalam kelompok besar menunggu bantuan yang sangat mereka butuhkan itu ditembak dengan berbagai jenis alat militer pasukan Israel.

Kemudian berdasarkan laporan Associated Press, sesaat sebelum kejadian tersebut warga sipil ini sedang mengambil tepung dan makanan kaleng dari truk. 

Setelah tembakan pertama sempat berhenti, para warga sipil kembali ke truk untuk mengambil lebih banyak bantuan makanan. Namun, pasukan Israel kembali melepaskan tembakan hingga menyebabkan setidaknya 115 warga Gaza tewas terbunuh.

Tidak seperti bantahan pasukan Israel yang mengatakan tewasnya ratusan warga Gaza karena ditabrak truk, laporan wartawan Al Jazeera lainnya, Ismail al-Ghoul menunjukkan kenyataan yang berbeda.

“Setelah melepaskan tembakan, tank-tank Israel maju dan menabrak banyak korban hingga menyebabkan lebih banyak warga Gaza yang tewas dan terluka,” lapornya.

Diduga Israel sengaja menjebak warga Gaza

Flour Massacre, Pembantaian Israel terhadap Warga Sipil Gaza Tewaskan 115 orang - f0f893256b6ea892ea03f7b2e81035074df9e981
Aline MANOUKIAN / Israeli Army/AFP

“Semakin jelas mereka merasa bahwa itu adalah jebakan, rencana penyergapan,” ucap Hani Mahmoud melaporkan setelah mengumpulkan informasi dari orang-orang di sekitar lokasi.

Seorang saksi mengatakan hal yang serupa ketika diwawancarai Al Jazeera soal ini, “kami datang ke sini untuk mendapatkan bantuan. Saya sudah menunggu sejak siang kemarin. Sekitar pukul 4.30 dini hari truk-truk mulai berdatangan. Tentara Israel melepaskan tembakan sembarangan ke arah kami dan itu terjadi lebih seperti jebakan. Begitu kami mendekati truk bantuan, tank dan pesawat tempur Israel mulai menembaki kami.”

Para saksi mata mengatakan bahwa penyerbuan tersebut terjadi akibat tembakan Israel dan truk-truk tersebut juga menggulingkan orang-orang yang terluka, sehingga menambah jumlah korban tewas. 

Pasca tragedi tersebut, warga yang terluka dibawa ke rumah sakit menggunakan kereta keledai karena jam kejadian yang terlalu pagi dan jaraknya dengan rumah sakit yang jauh, tidak memungkinkan untuk memanggil ambulans.

Kecaman dunia internasional terhadap tragedi flour massacre

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) merespon tragedi flour massacre dengan merilis kecaman terhadap Israel melalui platform X (sebelumnya Twitter) pada Sabtu (2/3).

“Indonesia kecam keras penembakan warga sipil Palestina oleh Israel di Gaza yang tewaskan sekurangnya 100 orang yang sedang mencari bantuan kemanusiaan,” dilansir dari poin pertama pernyataan tersebut.

Pada poin kedua, Indonesia mempertanyakan, “apakah tragedi kemanusiaan ini masih belum cukup bagi Dewan Keamanan PBB menyepakati Resolusi mengenai gencatan senjata?”

Yang kemudian dilanjutkan di poin ketiga, ⁠Indonesia mengingatkan mereka bahwa tidak ada satupun negara yang berada di atas hukum.

Lalu pada poin terakhir, “Indonesia mendesak negara-negara untuk menghentikan bantuan senjata ke Israel demi keadilan dan kemanusiaan.”

Selain Indonesia, Prancis juga bersuara terkait tragedi ini. 

Menteri Luar Negeri Stephane Sejourne mengatakan kepada lembaga penyiaran nasional France Inter bahwa Prancis tidak akan menerapkan “standar ganda” terhadap konflik Israel-Palestina.

“Kami akan meminta penjelasan, dan harus ada penyelidikan independen untuk mengetahui apa yang terjadi,” kata Sejourne. “Prancis menyebut sesuatu dengan namanya. Hal ini berlaku ketika kita menunjuk Hamas sebagai kelompok teroris, namun kita juga harus menyebut nama mereka ketika terjadi kekejaman di Gaza.”

Sebelum itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan warga Gaza yang berkumpul untuk mengambil bantuan makanan tersebut “menjadi sasaran tentara Israel” dan menyatakan “kecamannya yang paling keras atas penembakan ini.”

Juru bicara Kemlu Tiongkok Mao Ning mengatakan pada hari Jumat bahwa Beijing terkejut dengan insiden tersebut dan mengutuk keras pembunuhan tersebut.

Afrika Selatan yang telah mengajukan kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza, mengutuk “pembantaian” orang-orang yang mencari bantuan dan mengatakan. 

“Kekejaman terbaru ini merupakan pelanggaran hukum internasional dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. perintah sementara yang mengikat dari Mahkamah Internasional (ICJ).”

Kemlu Palestina menuduh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu “mengabaikan pembantaian di bundaran Nabulsi” dan mengatakan dia adalah “wajah politik” Itamar Ben-Gvir, menteri keamanan nasional sayap kanan Israel.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel