Israel Pastikan Tidak Memblokir Jalur Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza melalui Mesir

Israel Pastikan Tidak Memblokir Jalur Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza melalui Mesir

107318145-1697504652643-01_overview_of_rafah_and_south_gaza_strip_15oct2023_wv2

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Setelah lebih dari seminggu Israel terus menekan dan memblokir jalur agar penduduk Gaza tidak bisa mengakses bantuan kemanusiaan, Israel mengumumkan bahwa bantuan kemanusiaan bisa dikirimkan ke Gaza melalui Mesir.

Pengumuman ini disampaikan oleh Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel usai pertemuannya dengan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu, 18 Oktober 2023.

Keputusan ini juga ditetapkan setelah Israel mengalami desakan dari komunitas global terkait keputusan sebelumnya yang bukan hanya memblokir jalur bantuan kemanusiaan untuk penduduk Gaza, tapi juga sumber air, listrik, dan bahan bakar, yang disebut sebagai “pengepungan total.”

Tapi belum diketahui kapannya

Israel Pastikan Tidak Memblokir Jalur Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza melalui Mesir - image 28
Pasca serangan udara Israel pada 18 Oktober (Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera)

Kendati Israel sudah mengatakan tidak akan memblokir bantuan kemanusiaan untuk Gaza melalui jalur Mesir, belum ada pemberitahuan lebih lanjut terkait kapan tepatnya bantuan tersebut mulai bisa masuk ke Gaza.

Bantuan dari Mesir nantinya akan melalui Rafah, perbatasan antara Mesir dan Gaza yang sebenarnya sudah dirusak dalam serangan udara Israel beberapa waktu lalu selama beberapa kali.

Serangan ini menyebabkan jalur bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang sudah menipis, semakin kehilangan kesempatan untuk bisa mengirimkan bantuan secara aman.

Pengumuman dan pertemuan antara Netanyahu dan Biden dilaksanakan tepat sehari setelah ledakan di rumah sakit di Gaza yang menewaskan setidaknya 471 orang dan melukai ratusan lainnya. 

Ketika keduanya sedang berdiskusi di ruang tertutup dengan keamanan yang tinggi, tim penyelamat di Gaza masih belum selesai mengeluarkan korban tewas dari reruntuhan akibat serangan yang diklaim Israel sebagai kecelakaan.

Sebelumnya, Israel mengumumkan akan memperbarui pasokan air ke Gaza selatan

Israel Pastikan Tidak Memblokir Jalur Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza melalui Mesir - image 30
Bagian dalam RS Al-Ahli Arab yang telah berdiri selama 140 tahun (Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera)

Janji ini rupanya hanya omong kosong.

Sebagian penduduk Palestina mengatakan bahwa pernyataan Israel tersebut hanya untuk kepentingan memperbaiki reputasi mereka saja. 

Karena banyak pipa air di Gaza rusak akibat penembakan yang dilakukan oleh Israel. 

Selain air, aliran listrik ke Gaza juga dimatikan oleh Israel. Tindakan mereka ini menyebabkan pompa air yang seharusnya bisa mengisi tangki menjadi tidak bekerja.

Kondisi ini sudah berlangsung beberapa hari awal sejak pecahnya eskalasi konflik Israel-Palestina pada 7 Oktober. 

Namun akibat diblokirnya berbagai sumber daya alam milik Palestina oleh Israel, menyebabkan penduduk Gaza terus mengalami kelangkaan pasokan kebutuhan hidup.

Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza menderita dari kekurangan pangan, air, bahan bakar, dan bantuan medis untuk korban-korban pengeboman Israel dari hari ke hari selama 12 hari belakangan.

Dalam kondisi serba langka seperti ini, ancaman gangguan kesehatan dan kelaparan yang dialami oleh warga Palestina semakin besar.

Semua ini terjadi tanpa mengurangi ancaman mereka dari serangan udara Israel yang terus terjadi.

Hingga terjadilah serangan udara lainnya di rumah sakit yang menewaskan kebanyakan usia anak-anak.

Tidak ada jalur lain selain Rafah

Israel Pastikan Tidak Memblokir Jalur Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza melalui Mesir - image 31
Gerbang perbatasan Rafah (Rappler)

Meskipun Israel mengatakan mengumumkan tidak akan memblokir bantuan kemanusiaan yang dikirim melalui perbatasan Rafah, area ini merupakan satu-satunya yang tidak dikontrol oleh Israel.

Menjadikan Rafah sebagai penghubung utama bagi Gaza ke seluruh dunia.

Hingga 17 Oktober, setidaknya 100 truk yang membawa berbagai bantuan kemanusiaan sudah siap untuk membawa misi mereka. 

Yang sedang mereka nantikan adalah perintah dari pemerintah Mesir setelah Israel menyetujui agar bantuan tersebut bisa dikirimkan.

Sebab dari pihak Mesir sebelumnya mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengoperasikan perbatasan tersebut untuk sementara waktu karena serangan Israel di Gaza.

Sameh Shoukry, Menteri Luar Negeri Mesir mengatakan sebelumnya tinggal menunggu “lampu hijau” dari Israel yang selama ini diakuinya kepada Reuters sulit sekali untuk diajak bekerja sama.

Adapun alasan Israel memblokir jalur tersebut adalah khawatir jika kelompok Hamas, merampas dan menghancurkan bantuan tersebut, dan mencegah bantuan tersebut untuk bisa diterima langsung oleh penduduk Gaza.

Alasan ini sendiri disampaikan oleh Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS.

Sebenarnya ada dua lagi perbatasan yang bisa digunakan untuk mengirimkan bantuan bagi Gaza. Yaitu Beit Hanoun dan Kareem Abu Salem. 

Sayangnya, keduanya dikepung, ditutup, dan dikuasai oleh Israel untuk kepentingan mereka. Misalnya digunakan sebagai jalur agar warga Israel bisa mengakses perawatan medis. 

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel