30 Sindiran untuk Suami yang Tidak Menafkahi Istri dan Tidak Bertanggung Jawab

30 Sindiran untuk Suami yang Tidak Menafkahi Istri dan Tidak Bertanggung Jawab

sindiran untuk suami yang tidak menafkahi istri

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sebenarnya, ketika kita melontarkan sindiran untuk suami yang tidak menafkahi istri dan tidak bertanggungg jawab adalah hal yang diperbolehkan jika sang suami tidak bisa diberi kata-kata yang lebih halus lagi. Pertengkaran kecil akibat ketidakbertanggung jawaban suami bisa menjadi semakin serius jika masalah ini tidak segera diatasi. Oleh karena itu, penting untuk menyadari kesalahan tersebut dan melakukan perubahan perilaku yang positif.

sindiran untuk suami yang tidak menafkahi istri
Her Norm

Persoalan dalam dinamika rumah tangga sering kali muncul karena perilaku suami yang kurang bertanggung jawab. Misalnya, ketika suami tidak memenuhi janji atau terlalu egois, hal ini dapat membuat istri merasa kecewa, sedih, bahkan marah. Kekecewaan ini bisa menjadi semakin besar jika suami terus menerus tidak memperbaiki perilakunya.

Sebagai kepala rumah tangga, suami seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Namun, sikap tidak bertanggung jawab seperti sering mengingkari janji, kurang membantu istri, atau bahkan berbohong, bisa merusak hubungan antara suami dan istri.

Daripada Anda “makan hati” karena kelakuan suami di rumah, kata-kata sindiran untuk suami yang tidak menafkahi istri di bawah ini bisa Anda coba!

Baca Juga: 12 Cara Meyakinkan Pasangan yang Ragu, Bikin Dia Yakin!

Beberapa Kata Sindiran untuk Suami yang Tidak Menafkahi Istri

sindiran untuk suami yang tidak menafkahi istri
Reader’s Digest
  • “Suami memiliki kewajiban untuk mencari nafkah, sementara istri memiliki hak untuk meminta nafkah dari suami. Jadi, hentikanlah sikap merendahkan istri yang mengandalkan penghasilan suami untuk kehidupan sehari-hari.”
  • “Jangan meremehkan istri hanya karena dia meminta untuk dinafkahi; meminta nafkah adalah hak yang sah bagi istri kepada suami.”
  • “Memberikan nafkah tidak hanya berarti memberikan uang, tetapi hampir setiap aspek kebutuhan rumah tangga memerlukan uang. Aku harap kamu menyadari hal tersebut.”
  • “Jangan takut uang akan habis karena diberikan kepada istri; istri adalah pelancar rezeki bagi suami.
  • “Aku sangat memahami kesulitanmu, tetapi kamu juga harus memahami kesulitanku.”
  • “Seseorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri adalah orang yang egoisnya tak terkira.”
  • “Kesuksesan seorang suami tidak bisa terlepas dari doa istrinya yang bahagia. Dan kegagalan seorang suami tidak bisa terlepas dari doa istrinya yang teraniaya.”
  • “Aku tidak pernah menginginkan uang untuk kepentingan pribadiku, tetapi aku membutuhkannya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kita.”
  • “Mencari nafkah adalah tanggung jawab seorang suami. Bagaimana kamu bisa mengabaikan tanggung jawab tersebut?”
  • “Memberikan nafkah kepada istri melibatkan pemberian secara fisik dan emosional. Jadi, jangan hanya memberikan nafkah secara fisik atau emosional, tetapi keduanya.”
sindiran untuk suami yang tidak menafkahi istri
PairedLife
  • “Seorang suami tidak punya hak untuk menanyakan atau meminta gaji kepada istri; kewajiban suami adalah memberikan nafkah untuk keluarga, dan istri tidak diwajibkan memberikan nafkah untuk keluarga.”
  • “Mencari pekerjaan memang sulit, tetapi setidaknya berusahalah agar istri dan anak-anak tidak kelaparan.”
  • “Aku tidak keberatan menjadi tulang punggung keluarga, tetapi minimal tunjukkan usahamu untuk membantu membangun rumah tangga. Aku adalah istrimu, bukan pembantumu.”
  • “Aku selalu memahami kondisimu, tetapi ingatlah bahwa kebutuhan rumah tangga selalu ada setiap hari.”
  • “Jika kamu sebagai kepala rumah tangga tidak bertanggung jawab dalam memberikan nafkah, bagaimana aku bisa mengelola rumah tangga ini?”
  • “Dan kewajiban ayah adalah memberikan nafkah dan pakaian kepada mereka dengan cara yang pantas. Seseorang tidak dibebani melainkan sesuai dengan kemampuannya.” – Al-Baqarah: 233 (panggilan ayat dari Al-Qur’an)
  • “Nafkah yang kamu berikan kepadaku bukan hanya untuk kepentinganku sendiri, tetapi untuk keluarga kita.”
  • “Aku bertanggung jawab atas urusan rumah tangga. Seharusnya kamu juga bertanggung jawab atas memberikan nafkah untuk keluarga.”
  • “Istri memiliki hak untuk dinafkahi oleh suaminya. Mengapa istri tidak boleh meminta haknya?”
  • “Tugas seorang pria adalah mencari nafkah karena pria adalah tulang punggung keluarga, bukan sekadar anggota keluarga.”
sindiran untuk suami yang tidak menafkahi istri
Lori Moulton – Medium
  • “Sibukkan diri dengan pekerjaan, tetapi jangan pernah lupakan keluargamu di rumah. Ingatlah, keluarga adalah tempatmu kembali setelah lelah menjalani hari.”
  • “Berkomitmen dalam membangun rumah tangga berarti saling bertanggung jawab terhadap apa yang harus dilakukan.”
  • “Hidup akan menjadi indah ketika kita saling mengerti, saling memahami, dan saling memberi, bukan hanya ingin dipahami, dimengerti, atau diberi.”
  • “Rumah tangga tidak akan kokoh tanpa sikap tanggung jawab dari kedua belah pihak.”
  • “Coba renungkan, apakah pantas bersikap seperti itu terhadap istrimu sendiri?”
  • “Komitmen untuk membangun keluarga harus sejalan dengan tanggung jawab yang diemban.”
  • “Pahamilah keluargamu, jangan hanya memikirkan diri sendiri.”
  • “Banyak yang lupa bahwa hubungan yang langgeng didasari oleh cinta, tanggung jawab, perhatian, dan saling melengkapi.”
  • “Memberikan perhatian kepada istri adalah bentuk tanggung jawab seorang suami.”
  • “Bukan soal apa yang kamu lakukan, tetapi yang terpenting adalah bertanggung jawab atas segala yang sudah kamu lakukan selama ini.”

Baca Juga: Viral Mothering ke Pasangan, Baik Nggak Sih Buat Hubungan?

Itu dia beberapa contoh sindirian untuk suami yang tidak menafkahi istri. Sesekali, lontarkanlah sindiran-sindiran itu, tapi kita pertlu tau “tempat dan waktunya” dulu yaa.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel