Sediksi.com – Masih banyak yang kesulitan membedakan antara simpati dan empati. Wajar saja. Keduanya punya lebih banyak kesamaan yang lebih kuat melekat di pikiran kebanyakan orang daripada perbedaannya.
Tapi dalam beberapa situasi tertentu, penting sekali untuk memahami perbedaan simpati dan empati. Utamanya dalam hal tahu istilah mana yang lebih tepat digunakan untuk menjelaskan situasi yang dihadapi, apakah itu simpati atau empati.
Maka dari itu, artikel ini akan menjelaskan tentang perbedaan simpati dan empati dimana keduanya sebenarnya sama-sama salah satu resep utama atau kunci dari membangun hubungan yang kuat.
Perbedaan simpati dan empati
Aspek-aspek yang membentuk simpati
- Definisi simpati
Simpati didefinisikan dengan mengakui, mengenali, atau memahami penderitaan emosional yang dialami oleh orang lain dan memberikan dukungan, kenyamanan, serta jaminan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan tersebut. Ini menunjukkan respons empati terhadap penderitaan orang lain tanpa harus merasakan emosi yang sama secara langsung.
- Contoh simpati
Contoh ekspresi simpati bisa dilihat sebagai berikut.
“Mencoba menurunkan berat badan seringkali terasa seperti perjuangan yang berat.”
- Simpati dalam konteks hubungan
Memahami pengalaman dan perasaan orang lain tanpa harus merasakan secara langsung apa yang mereka alami. Hal ini melibatkan sikap simpati atau perhatian terhadap kesulitan mereka, serta memberikan dukungan, kenyamanan, dan dukungan moral.
Aspek-aspek yang membentuk empati
- Definisi empati
Empati didefinisikan sebagai kemampuan untuk merasakan atau memahami emosi orang lain secara langsung, serupa dengan apa yang dirasakan oleh orang tersebut, atau melalui kemampuan untuk berempati dengan mengasumsikan posisi atau perspektif mereka.
- Contoh empati
Contoh ekspresi empati bisa dilihat sebagai berikut.
“Saya tahu tidak mudah menurunkan berat badan karena saya sendiri juga menghadapi masalah yang sama.”
- Empati dalam konteks hubungan
Kemampuan untuk merasakan, memahami, dan merespons secara langsung terhadap perasaan, pengalaman, dan perspektif pasangan atau individu yang kita sayangi. Bahwa kita dengan sadar bisa membayangkan dan menempatkan diri di posisi mereka untuk merasakan emosi yang dirasakan orang lain.
Dari penjelasan tersebut, salah satu hal mendasar yang bisa disimpulkan dari perbedaan simpati dan empati ini terletak pada dalam penempatan diri ketika bersimpati dan berempati kepada orang lain.
Perbedaan utama antara simpati dan empati adalah bahwa simpati melibatkan pemahaman atau kesadaran terhadap kondisi orang lain tanpa perlu merasakan emosi mereka.
Sedangkan empati melibatkan kemampuan untuk merasakan dan memahami secara langsung emosi orang lain. Empati sering dianggap lebih mendalam dan lebih dekat secara emosional daripada simpati.
Dalam banyak kasus, kedua konsep ini dapat berjalan beriringan, dimana simpati mendorong empati dan perasaan empati memperkuat simpati. Makanya tidak heran jika banyak orang sering terbalik dalam menyebut apakah yang mereka ekspresikan itu simpati atau empati.
Persamaan simpati dan empati
Baik simpati maupun empati punya kesamaan yang mendasar. Hal itulah yang membuat banyak orang sering tidak paham dengan perbedaan antara keduanya.
Maka dari itu, pondasi atau dasar dari simpati dan empati adalah kasih sayang, suatu perpaduan pemahaman dan penerimaan terhadap orang lain yang dapat dilihat sebagai sesuatu yang diperoleh atau ditingkatkan oleh pengetahuan dan kebijaksanaan.
Kasih sayang atau welas asih ini mengenal yang namanya ‘aku’ dan kamu’, bahwa merasakan hal yang sama meskipun kita orang yang berbeda itu mungkin. Baik simpati maupun empati mengekspresikan perhatian terhadap orang lain, tetapi dalam empati, perhatian itu menjadi lebih mendalam karena mampu merasakan emosi orang lain secara langsung.
Tips mengembangkan kemampuan berempati dan menyampaikan rasa simpati
Kendati punya perbedaan dan persamaan, pendekatan untuk mengembangkan simpati dan empati tidak berbeda jauh.
- Melatih diri menjadi pendengar aktif, yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang lain berbicara. Berikan waktu dan ruang untuk ekspresi perasaan dan pengalaman mereka tanpa interupsi.
- Hindari membuat asumsi atau penilaian terhadap orang lain tanpa memahami sepenuhnya situasi atau perspektif mereka.
- Jadilah terbuka terhadap perbedaan dan keberagaman dalam pengalaman dan perasaan orang lain. Hargai keragaman perspektif sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.
- Praktik kemampuan bersimpati dengan menunjukkan perhatian dan dukungan kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
- Buatlah lingkungan yang aman dan terbuka di mana orang merasa nyaman berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka tanpa takut dihakimi.
- Cobalah untuk membayangkan diri kalian berada dalam posisi atau situasi orang lain. Hal ini membantu memahami dan merasakan emosi mereka dengan lebih baik.
- Selain merasakan emosi orang lain, juga penting untuk bertindak sesuai dengan empati kalian. Berikan dukungan, bantuan, atau pertolongan kepada mereka sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kalian saja.