Emotional Sponge: Peka tapi Malah Mengkhawatirkan

Emotional Sponge: Peka tapi Malah Mengkhawatirkan

emotional sponge

DAFTAR ISI

Sediksi – Seseorang yang memiliki tingkat empati yang tinggi memang memiliki banyak keunggulan. Namun, sayangnya, mereka cenderung mudah menjadi terlalu sensitif dan akhirnya berperan sebagai emotional sponge.

Menurut Psychology Today, individu yang sangat berempati mampu dengan mudah menangkap nuansa emosional dari orang lain. Contohnya, ketika ada seseorang yang sedang kesal atau marah, individu berempati tinggi dapat dengan mudah menangkap perasaan tersebut, meskipun orang tersebut tidak mengungkapkannya secara langsung.

Meskipun kemampuan ini menunjukkan kepekaan terhadap perasaan orang lain, menjadi terlalu peka akibat tingginya tingkat empati tidak selalu menguntungkan bagi kesehatan mental. Sebab, individu tersebut cenderung menjadi spons emosional yang mudah menyerap perasaan negatif dari orang lain.

Untuk memahami lebih lanjut apakah kamu termasuk orang yang memiliki emotional sponge, simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

Pengertian Emotional Sponge Menurut Ahli

Quietrev mencirikan “emotional sponge” sebagai seseorang yang selalu menyerap stres yang dialami oleh orang lain ke dalam diri mereka sendiri. Meskipun individu dengan tingkat empati yang tinggi cenderung mudah diajak berkomunikasi dan sering menjadi tempat curhat, namun di balik kenyamanan tersebut, mereka dapat merasa kewalahan karena terus-menerus menyerap emosi orang lain.

emotional sponge
Pexels: Karolina Grabowska

Tidak jarang, mereka mengalami kelelahan dan bahkan stres setelah mendengar cerita orang lain, terutama cerita yang bersifat negatif. Fenomena ini jelas tidak menguntungkan bagi kesehatan mental karena mereka terus-menerus menyerap stres dari orang lain, yang bisa memicu serangan panik dan bahkan depresi.

Bagi mereka yang masih menghadapi kesulitan dalam mengatur emosi, menjadi seorang “emotional sponge” dapat menjadi beban tambahan. Mereka terus menerima dan merasakan beban emosional negatif dari orang lain, yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mental mereka sendiri. Oleh karena itu, untuk individu yang cenderung terlalu sensitif dan mudah merasakan emosi orang lain, disarankan untuk memahami cara menyeimbangkan emosi agar dapat menjaga kesehatan mental dengan lebih baik.

Ciri-Ciri Kalau Kamu Seseorang yang Punya Emotional Sponge

Menurut Exploring Your Mind, terdapat beberapa karakteristik yang dapat diidentifikasi pada seseorang yang mengalami fenomena “emotional sponge”, antara lain:

Sangat Intuitif

Individu yang mengalami fenomena emotional sponge memiliki tingkat intuisi yang tinggi. Mereka mampu dengan mudah mengetahui perasaan orang lain, bahkan tanpa mendapat informasi langsung. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk memahami perasaan orang di sekitarnya.

Selalu Mencari Solusi dari Masalah Orang Lain

emotional sponge
Pexels: SHVETS production

Rasa empati yang tinggi mendorong mereka untuk selalu mencari solusi atas masalah orang-orang di sekitarnya. Meskipun hal ini memerlukan pengorbanan waktu dan tenaga, mereka tidak keberatan selama dapat membantu menemukan solusi bagi orang lain.

Mudah Merasa Kewalahan Karena Emosi Orang Lain

Individu yang mengalami emotional sponge sering menghadapi kesulitan dalam mengelola emosinya sendiri. Mereka cenderung merasa kewalahan secara emosional ketika mendengar cerita yang sarat dengan kesedihan, bahkan bisa larut dalam perasaan sedih tersebut, merasakannya seolah-olah itu adalah kesedihannya sendiri.

Selalu Memprioritaskan Orang Lain

emotional sponge
Pexels: Liza Summer

Mereka bukan hanya pendengar yang baik, tetapi juga merasa bertanggung jawab untuk membuat orang lain bahagia. Mereka rela memprioritaskan kebahagiaan orang lain di atas kebahagiaan diri sendiri, seringkali bertindak dengan gegabah demi kepentingan dan kebahagiaan orang lain.

Mudah Dikelilingi oleh Orang yang Toxic

Meskipun sebaiknya dihindari, orang yang mengalami fenomena emotional sponge cenderung sulit untuk melepaskan diri dari individu yang toksik. Mereka bersedia mendengarkan cerita dan masalah orang-orang ini dengan sabar, akhirnya selalu dikelilingi oleh orang-orang yang penuh dengan masalah.

Tips Menghindari Emotional Sponge

Tetapkan Batasan yang Kuat

Miliki kesadaran bahwa meskipun memiliki tingkat empati yang tinggi adalah hal baik, namun tidak semua situasi dapat ditangani. Hindari menyalahkan diri sendiri atas emosi negatif orang lain. Identifikasi karakter dan situasi yang mungkin menyerap energi positifmu, dan batasi interaksi dengan orang-orang tersebut. Jangan ragu untuk menolak undangan atau situasi yang berpotensi menguras energimu, seperti pesta yang ramai.

Jauhi Hal yang Mengganggumu

Sadari bahwa sebagai emotional sponge, kamu rentan kehilangan energi akibat situasi tertentu seperti berita buruk atau lingkungan yang ramai. Jika merasa tidak nyaman di suatu tempat, seperti restoran dengan kebisingan, pindahlah ke tempat yang lebih tenang dan membuatmu merasa nyaman.

Batasilah Sentuhan Fisik

Energimu dapat terpengaruh melalui kontak fisik. Hindari kontak mata yang berlebihan dan sentuhan fisik yang tidak diinginkan. Jika merasa tidak nyaman dengan seseorang, batasi kontak fisik seperti pelukan atau pegangan tangan. Bila memang perlu melakukan kontak fisik, lakukan dengan singkat untuk menghindari menyerap stres dari orang lain.

Ambil Jeda Waktu

emotional sponge
Pexels: Alex Green

Seseorang dengan empati tinggi membutuhkan waktu sendiri untuk mengembalikan energi positif. Pisahkan diri dari panggilan telepon, cahaya ponsel, dan media sosial. Lakukan kegiatan yang menenangkan seperti meditasi atau rekreasi di alam. Earthing yaitu kontak langsung dengan permukaan bumi juga dapat membantu mendapatkan energi positif.

Memiliki sikap empati yang tinggi adalah hal positif, tetapi penting untuk menjaga agar empati tersebut tidak menyebabkan kewalahan dan stres. Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan kamu dapat menjaga keseimbangan emosionalmu dan menghindari dampak negatif sebagai emotional sponge, ya!

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel